Baekhyun tengah termenung dalam perpustakaan, pria mungil itu hanya diam tanpa berniat melakukan apapun, perkataan ibunya semalam terus terngiang di benaknya
Kalau ditanya apakah Baekhyun senang, jawabannya jelas iya. Tapi entah kenapa ada bagian lain dari hatinya yang merasa mengganjal dan berat
*Flashback ON
"Sayang, kau masih ingin berkuliah di Harvard, kan?"
Baekhyun diam. Dulu, ia sangat ingin melanjutkan studinya ke Universitas Harvard dengan jurusan sastra inggris
Sialnya, secerdas apapun Baekhyun di kampusnya sekarang, itu tidak bisa dibandingkan dengan para peminat Harvard
Surat rekomendasi Baekhyun ditolak dan dia juga gagal mengikuti tes seleksi bersama maupun tes tulis secara langsung di sana, dan itulah yang membuat Baekhyun memutuskan untuk masuk Universitas Seoul, meski ditolak berkali-kali oleh Universitas Harvard, namun bagi SNU, kecerdasan Baekhyun masuk standar mereka
"Memang, bagaimana caranya? Waktu itu aku bahkan tereliminasi di tahap seleksi satu, sangat sulit untuk masuk ke sana. Mama-- tidak memakai jalur belakang kan?"
Jihye tersenyum
"Rektor Harvard adalah orang tua salah satu rekan kerja mama, jangan berfikir bahwa kau masuk ke sana secara cuma-cuma, mama sudah menceritakan semua prestasi akademis maupun non akademis milikmu ...""...Mama memberikan beberapa bukti sertifikat karya sastra, semua pernghargaan karya tulis milikmu dan mereka tertarik. Mereka setuju dan berencana untuk merekrut dengan catatan bahwa kau akan mengikuti kelas pemula atau penyetaraan dengan mahasiswa lain..."
"... Jadi, jangan berfikir bahwa kau akan masuk karena bantuan orang dalam, itu murni karena semua prestasimu, sayang"
Jihye menatap anaknya lembut, kembali membuka percakapan setelah sempat beberapa saat hening "Jadi, bagaimana? Masih ingin kuliah di sana, kan?"
Baekhyun diam sesaat sebelum kemudian membuka suaranya "Sebenarnya -- bukan itu permasalahan utamanya"
Jihye mengernyit
"Aku hanya -- tiba-tiba saja tanpa alasan merasa berat meninggalkan Korea"
Jihye hanya tersenyum mendengarnya, memahami apa yang menjadi kegundahan putra semata wayangnya itu
"Yasudah, dipikirkan matang-matang dulu, masih lama juga. Mungkin keputusan finalnya setelah festival sastramu selesai karena setelah itu mama akan kembali ke Amerika"
Baekhyun tersenyum dan mengangguk sebagai tanggapan, begitupun dengan Jihye yang tersenyum dan menatap anaknya penuh pengertian
*Flashback OFF
Baekhyun menghembuskan nafas berat mengingat percakapannya dengan sang ibu semalam, hingga ...
"Baekhyun!"
"Astaga!"
Baekhyun terlonjak kaget ketika seseorang tiba-tiba saja memanggil dan menepuk pundaknya dengan cukup keras, membuatnya menoleh
"Chanyeol -- Ya Tuhan! Kau membuatku terkejut!"
Chanyeol hanya terkekeh sebelum kemudian mengambil tempat di samping Baekhyun "Jangan terlalu banyak melamun, tidak baik"
Baekhyun hanya tertawa kecil sebagai tanggapan
"Setelah ini ada kelas?"
Baekhyun menggeleng
"Lalu, kenapa tidak pulang?"
"Hanya -- masih ingin di sini"
Chanyeol diam untuk beberapa saat sebelum kemudian tersenyum antusias menatap Baekhyun
YOU ARE READING
Diary Love [END]
Fanfiction'Masa lalu ada bukan untuk dilupakan. Masa lalu ada untuk dikenang dan dihargai keberadaannya' Main Cast Park Chanyeol Byun Baekhyun BXB MPREG Genre : You can decide what kind genre is it after you read it :)