7. Keputusan yang tepat

191 27 4
                                    

Kissed me half a decade later
That same perfume, those same sad eyes

Mereka berdua berdiam diri dalam posisi saling berpelukan untuk beberapa saat. Saling mengeratkan pelukan satu sama lain sebelum akhirnya harus berpisah dan berjalan di jalan mereka masing-masing.

"Mark" Panggil Yeri

Hening. Mark diam dan tak menjawabnya. Isak tangis Mark kini juga sudah mulai mereda. Berpelukan dengan Yeri membuat Mark merasa nyaman. Pelukan Yeri yang hangat membuatnya ingin berlama-lama berada dalam pelukan Yeri.

Setalah dirasa tak akan ada jawaban dari Mark, Yeri segera melepaskan pelukan Mark dan mendorong tubuh Mark pelan. Namun Mark langsung memeluk tubuh Yeri lebih erat dan membuat Yeri sedikit tersentak.

"Boleh nggak aku meluk kamu kayak gini lebih lama lagi? please." Pinta Mark yang disetujui oleh Yeri dengan menganggukkan kepalanya dibahu Mark.

Tak ada yang berbicara, mereka hanya diam sembari menikmati momen ini yang mungkin tidak akan bisa mereka berdua rasakan lagi.

"Mark, aku memutuskan untuk berpisah bukan karena aku udah nggak mencintai kamu lagi. Tapi aku pikir untuk sekarang berpisah adalah hal yang tepat dan dengan begitu kita bisa mulai memperbaiki diri kita masing-masing." Ucap Yeri memecah keheningan diantara mereka.

Mark yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Yeri.

"Kamu harus lebih mencintai diri kamu sendiri dan jangan tenggelam lagi dalam rasa bersalah. Meski semuanya udah nggak sama lagi tapi aku akan selalu berada di sisi kamu dan aku akan selalu datang setiap kamu membutuhkan aku." Lanjut Yeri dengan wajah tertunduk.

"Yer..."

"Kamu harus tau kalau kamu adalah canduku dan kegilaanku Mark. Mungkin sekarang aku harus belajar mengendalikan semua itu.  Dan untuk kamu Mark, kamu juga harus belajar untuk nggak menahan semua rasa sesak yang kamu rasakan. Kamu bisa berbagi semua itu sama aku Mark. Kita emang bukan sepasang kekasih lagi tapi kita bisa menjadi teman yang baik."

"Aku nggak bisa Yer. Itu hanya akan menyiksa aku secara perlahan." Ujar Mark nggak terima.

"Mark, sekarang kamu udah bebas buat melakukan sesuatu yang kamu mau. Nggak akan ada aku yang melarang kamu lagi, atau selalu bertanya tentang apapun yang kamu lakukan. Kamu juga nggak perlu lagi tampil sempurna di depan aku, karena aku lebih bahagia saat melihat kamu menjadikan aku sosok yang bisa dijadikan sebagai tempat berbagi, bersandar dan berkeluh kesah. Mungkin aku nggak bisa mengurangi permasalahan kamu tapi setidaknya aku akan berusaha buat selalu menenangkan kamu dan memberikan kamu kekuatan."

"Yer, kalau aku ngelakuin itu disaat kamu udah bukan pasangan aku lagi, rasa sakitnya akan jadi semakin dalam."

"Seperti yang aku bilang tadi, kamu bebas mau melakukan apapun Mark. Bahkan kamu juga boleh menghindar dari aku kalau itu bisa membuat kamu merasa lebih baik lagi Mark." Ucap Yeri dengan suara tertahan.

Nggak, dia nggak mau Mark melakukan itu bahkan dari lubuk hati kecilnya dia mau Mark untuk tetap terus bersama dengannya selama-lamanya, tapi dia sekarang butuh waktu untuk menata hatinya terlebih dahulu.

"Kalau itu yang kamu mau, aku bakalan lakuin itu semua Yer. Mulai dari sekarang aku akan mencoba buat memperbaiki kesalahan yang udah aku lakukan, mencoba untuk lebih jujur sama perasaan aku dan yang pastinya lebih mencintai diri aku sendiri."

Mark menghela napas panjang dan menatap manik mata Yeri.

"Dan kamu benar, aku juga butuh waktu untuk diri aku sendiri biar aku bisa merefleksikan semua ini. Yer, aku bakalan menghindar dari kamu."

Break My Heart Again || Mark Lee & Kim YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang