5

404 57 6
                                    

Pairing : EREN X RIVAILLE

Genre : Romance, BOYSLOVE , YAOI, BOYXBOY, OOC, AU, DLL

RATE : Mv

Discalimer : Hajime Isayama-sensei

.
.
.

Cerahnya mentari menyinari langit, hangatnya sinar dari sang mega surya terpedar menyorot dataran kota Mitras. Kota kecil namun memiliki kesibukan yang sama layaknya kota besar lainnya. Ruas jalanan kota mulai dipenuhi para pejalan kaki. Meski memiliki kesibukan yang sama, namun kota Mitras merupakan kota yang menjaga kelestarian lingkungan. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Adapun hanya sebagian kecil. Masyarakat memilih menggunakan kendaraan umum guna meminimalisir banyaknya karbon monoksida yang mencemari udara.

Dan hari ini adalah hari minggu. Banyak penduduk kota yang mulai menikmati waktu santai mereka bersama rekan, kerabat ataupun berjalan sendirian guna menghilangkan kepenatan selama beberapa hari kemarin.

Salah satu dari mereka yang ingin melepaskan rasa penatnya adalah seorang pria pendek berambut undercut yang kini menelusuri jalanan setapak. Tubuh yang memiliki tinggi dibawah rata-rata pada umumnya seorang pria itu, tengah berjalan diantara kerumunan orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya. Badannya yang terbilang cukup pendek itu seolah tertelan oleh lautan manusia yang hilir mudik memadati jalanan.

Langkah kaki berbalut sepatu kets putih itu berjalan dengan langkah sedikit dihentak. Meski ini hari minggu, ia masihlah memiliki hal lain yang menjadi tanggung jawabnya. Jengkel sebenarnya saat mengingat hari ini merupakan weekend yang bagus, dimana cuaca sangat cerah.

Dimana seharusnya ia bisa menikmati waktu santainya dengan membersihkan apartementnya, lalu berlanjut dengan meminum secangkir teh hitam favorite nya dengan sebuah novel ditangan sebagai bacaan. Akan tetapi, semua itu harus ia singkirkan begitu saja saat pria bersurai cokelat memintanya belanja guna mengisi stok kosong dalam kulkasnya yang mulai menipis.

"Tch, menyebalkan" decihnya, begitu mengingat ia harus pergi seorang diri, sedangkan pria jangkung itu malah bersantai dirumah dengan secangkir kopinya. Beralasan harus mengerjakan tugas kantor dilaptop, berakhir dengan ia pergi sendirian.
.
.
.
"Terima kasih" ucap sang pelayan toko ramah, surai hitamnya hanya mengangguk samar dan berjalan keluar toko. Dua bungkus plastik besar memenuhi kedua tangannya. Ia pun berjalan pulang dengan sesekali mengecek kembali barang belanjaan yang ia beli tadi. Dan ia menghela nafas lega begitu semua hal yang diperlukan sudah lengkap ia beli.

"Rivaille" sebuah panggilan dari suara yang tidak asing ditelinganya, menghentikan langkah kakinya. Ia pun melirik kebelakang guna melihat sesosok pria tinggi bersurai blonde berjalan cepat kearahnya. Senyum lebar terukir dari wajah tampan itu, Rivaille hanya menatap datar dengan sesekali membenarkan posisi tangannya yang mulai pegal dengan barang bawaannya.

Melirikkan matanya pada barang belanjaan pria pendek itu, Farlan pun mengulurkan tangannya guna meraih salah satu belanjaan itu, "Sini biar ku bantu" ujarnya, menawarkan diri. Yang tanpa sungkan segera diterima bantuan tersebut. Senyumnya semakin melebar saat tidak menerima penolakan dari pria pendek itu.

"Kau dari mana?" Tanya Rivaille, mulai kembali berjalan.

"Aku baru pulang dari rumah Isabell" jawabnya, Rivaille meliriknya penuh tanya. Farlan kembali mengulum senyumnya, "Dia ingin mencicipi cake dari resep terbaruku. Jadi, ku antarkan kerumahnya" jelasnya, dibalas anggukan mengerti oleh sosok disampingnya.

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang