3

457 64 4
                                    

Pairing : EREN X RIVAILLE

Genre : Romance, BOYSLOVE , YAOI, BOYXBOY, OOC, AU, DLL

RATE : Mv

Discalimer : Hajime Isayama-sensei

.
.
.
.

Langit malam kian menggelap. Suhu udara dikota Mitras kian menurun, angin dingin menghembus kencang hingga mampu membuat orang-orang semakin merapatkan jaket atau selimut yang tengah mereka gunakan.

Disalah satu rumah minimalis yang cukup sejuk dengan banyaknya tanaman di halaman rumah itu. Terdapat dua orang pria berbeda tinggi tengah berjalan memasuki rumah tersebut. Dengan salah satu dari mereka tengah menggendong sesosok kecil yang tergulung hangat dibalik selimut tebalnya.

Eren melirikkan ujung matanya kearah pria bersurai undercut itu yang masih menutup rapat bibirnya sejak 1 jam yang lalu. Ingatannya bergulir akan kejadian di dapur tadi. Ingin sekali rasanya Eren menarik ujung bibirnya keatas, saat mengingat kejadian tersebut.

Meski ia akui, ia cukup terkejut mendapati kejadian yang sangat tidak terduga itu akan terjadi. Akan tetapi Eren tidak pernah bermaksud mempermalukan sosok itu, apalagi untuk menggodanya. Eren memang cukup mengkhawatirkan kondisi bibirnya. Namun, Eren benar-benar tidak mengira pria pendek itu akan marah padanya.
.
.
.

_FlashBack_


Rivaille melenguh lirih saat dirinya terjatuh tepat diatas kaki kiri Eren, dengan kedua kakinya mengapit sebelah kaki tersebut. Rivaille sukses membuat sesuatu ditengah selangkangannya menekan cukup kuat paha itu hingga membuat bibirnya tanpa sadar mengeluarkan suara yang sangat memalukan.

Rivaille tidak masalah jika memang ia harus terjatuh terjerembab kebelakang dengan tidak elit, atau terjatuh kepelukan pria itu layaknya adegan romantis yang biasa terjadi diserial drama remaja. Pria undercut itu lebih memilih kejadian hal seperti itu terjadi padanya, daripada harus mendapati dirinya malu dengan kejadian saat ini. Ia sangat tidak berani menatap kearah manik emerald yang kini terdiam tanpa suara. Entah apa yang tengah dipikirkan pria itu terhadapnya, hanya saja ia benar-benar ingin menjauhi sosok itu sekarang.

Namun, tiap kali ia ingin keluar dari zona tidak nyamannya ini, sesuatu ditengah selangkangannya seakan semakin tertekan dan menempel pada paha berotot Eren. Membuatnya cukup berkeringat dingin menahan diri agar tidak mengeluarkan sesuatu yang lebih memalukan dari yang tadi.

"O-oi, turunkan aku" ucapnya, lirih. Setelah cukup lama berusaha untuk melepaskan diri, pada akhirnya ia memilih pria jangkung itu membantunya turun dari sana.

Entah apa yang dipikirkan Eren saat itu, pria beranak satu itu malah terdiam pada posisinya. Ia seakan tengah menikmati moment dimana sesuatu yang hangat mengapit sebelah kaki atasnya.

Rasa jengah bercampur malu sudah berada diujung sisa kesabaran Rivaille. Ia pun terpaksa mendorong cukup keras dada bidang pria itu menjauh hingga membuatnya terdorong beberapa langkah kebelakang, dengan dirinya terjatuh tersungkur keatas lantai.

Debuman keras dan gaduh meramaikan dapur yang tersekat oleh dinding. Membuat beberapa orang yang tengah berbincang santai diruang tengah terkejut mendengarnya. Hange orang pertama yang langsung berlari menghampiri, disusul oleh yang lainnya. Bahkan Petra yang sejak tadi tengah menidurkan Ereri pun ikut penasaran akan suara kegaduhan didapur.

WAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang