Semenjak cewek itu sadar karena aku stalking Dyo kemana-mana, ia jadi semakin sinis melihatku. Juga setiap kali aku berpapasan dengannya, ia akan membuang pandangan dan sesekali membicarakanku di belakang. Ah, biarlah. Otak ini tak mau berlarut-larut memikirkannya.
Deg! Ah, ya ampun. Jantungku hampir saja copot setelah tak sengaja menabrak orang. Aku meminta maaf dan cepat meninggalkan lobi sekolah. Tunggu, sepertinya seseorang tadi tak asing bagiku. Seketika seluruh tubuh ini berlutar untuk melihat ke arah orang yang kutabrak tadi. Dyo! Cowok itu yang aku tabrak barusan. Rupanya semesta berpihak kepadaku.
Sayangnya kesenangan ini hanya sementara. Ya! Geng adik kelas itu kembali menghampiri dan melabrakku.
"Eh Kak, sengaja banget sih Lo ngikutin Dyo. Pake nabrak-nabrak segala. Gue ngawasin Lo dari tadi!" Pekiknya yang memecah keheningan bumi.
Aku pun mulai kesal, jelas-jelas tidak sengaja menabrak Dyo. Akhirnya harimau dalam tubuhku ini pun keluar sejadi-jadinya. Tapi belum sempat aku mengeluarkan kyuubi, seseorang telah membantuku terlebih dahulu.
"Eh Lo siapa?! Berani-beraninya ngelabrak sahabat Gue!!!" Teriak Naya dan Arsy dari kejauhan.
Sejak saat itu perang antara para betina pun pecah. Perang diakhiri setelah kami semua diseret ke ruang BK karena adegan jambak-jambakan.
Di ruang BK
"Kak, maafin Gue ya. Gue ga bakal bentak-bentak Lo kek tadi lagi." Ucap anak itu kepadaku dan teman-temanku. Kerendahan hatiku pun muncul setelah mendengar permintaan maafnya. Yah, walaupun terpaksa karena diperhatikan guru BK yang sedari tadi memelototi kami.
" Iya, ga papa. Gue juga salah kok." Dengan berat hati kami semua berjabatan tangan. Tak lama, guru BK menyuruh kami kembali lagi ke alam masing-masing. Terima kasih Tuhan, akhirnya kehidupan flat-ku jadi berwarna.
***
Setelah kejadian itu, aku menjadi lebih berhati-hati dalam stalking. Lebih baik hanya memotret Dyo ketika jam berangkat sekolah saja. Karena itu adalah waktu yang paling aman.
"WOY! Bengong aja dari tadi. Mikirin apa sih?" Deg. Hampir saja ususku keluar dari sarangnya. Seorang lelaki berdiri di hadapanku entah sejak kapan. Teriakannya membuat tubuhku sedikit terpental dari posisi dudukku sekarang.
"Yudha Pramudya tolong diem! Saya lagi fokus bikin sketsa." Tegasku sembari menarik napas panjang.
Kenalin, yang barusan namanya Yudha Pramudya. Akrab dipanggil Yudha, cowok ganteng di kelasku tapi tingkahnya membuat kegantengannya hilang. Bagiku ia hanyalah lelaki tengil dan menyebalkan walaupun hatinya lebih lembut dari karpet bulu rasfur.
Lelaki itu tak bergeming dan malah mengedipkan kedua matanya. Ia pasti menginginkan sesuatu. Aku sudah paham apa yang akan ia minta.
"Gambarin dong. Lo tahu Christiano Ronaldo kan?" Pintanya sembari meraih tempat duduk di hadapanku.
"Wani piro? Kalo bayar satu juta, bahkan David Beckham, Fernando Torres, Lionel Messi pun Gue gambarin!"
"Ebuset! 50k aja ya? Bonus Gue anterin pulang deh sampe gang depan rumah Lo." Pintanya memelas. Aku pun berpikir sejenak untuk mempertimbangkan.
"Oke deh! Setuju, tapi ga pake frame ya? Kalo pake frame jadi dua kali lipat."
"Baiklah baginda ratu. Nanti pulang bareng Gue ya, Lan."
"Sip... Sip..."
Jam pulang sekolah
Aku berusaha sampai di gerbang tepat waktu agar dapat melihat Dyo melintas. Tak terasa 5 menit sudah ku menunggu, tapi ia tak kunjung datang. Arsy dan Naya tak dapat pulang bersamaku hari ini. Katanya sih mereka lagi ada acara keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED !
Teen Fiction"Jangan hanya mengejar! Lihat kanan kiri, siapa tahu ada yang mengerjarmu!" Ungkapan ini berlaku untuk Lani, seorang siswi SMA yang sudah menyukai adik kelasnya selama hampir 2 tahun. Ia tak sadar bahwa selama ini ada orang lain yang diam-diam menyu...