{11} Teman sedih

16 2 0
                                    

"Itu muka apa lipetan baju? Kusut amat?" Seru seorang wanita paruh baya yang selalu sinis denganku.

"Lagi badmood!" Ketusku. Aku segera berjabat tangan dengan Mama dan pergi ke sekolah.

Mendung mulai menyapa ketika aku baru saja membuka pintu gerbang rumah. Aku mempercepat langkahku agar tak kehujanan sebelum sampai di halte bus.

Aku menengadahkan kepala menatap awan kelabu yang menutupi langit. Sungguh, cuaca hari ini mewakili suasana hatiku. Suram dan kelabu berpadu jadi satu. Kutenggelamkan wajahku hingga beberapa menit sebelum bus datang.

***

"Laniiiiiii!!!" Panggil seseorang dengan nada cempreng. Arsy segera berlari ke arahku. Dengan terengah-engah ia berbicara padaku.

"Kenapa?" Jawabku sembari melirik sinis ke arahnya.

"Gawat... Gawat banget."

"Ada apa sih sebenernya?"

"Lo baca menfess sekolah kita ga?"

"Menfess? Sebuah koran?"

"Bukan b*ge... Lo ga ngefollow akun menfess sekolah kita?"

"Ngga. Gue follownya Jaehyun, Mark, Doyoung dan kawan-kawannya."

"Hadeeehhh cape deh."

"Coba deh lihat ini. Lo pasti bakal kesel banget." Ujar Arsy menunjukan sesuatu di layar ponselnya.

"APA???" Teriakku.

Gadis itu, rupanya mengirim menfess untuk Dyo.

"Buat Dyo Rea Pradipta mantan terindah gue. Akhirnya kita bisa jalan lagi kemarin. Gue masih sayang Lo, semoga kita bisa balikan lagi. Love you so bad.... From LS 11 IPA 2. Cuitnya pada akun tersebut.

"Itu pasti Lisa. Gue yakin seribu kali yakin, Lan... Siapa lagi coba mantannya Dyo?"

Aku tak tahu harus berkata apa. Aku mengembalikan ponsel Arsy ke tangan kirinya. Aku berjalan dengan cepat ke suatu tempat. Pikiranku menuntunku untuk berjalan ke arah kelas Dyo.
Aku berlari menuju kelasnya. Tak butuh waktu lama untukku sampai di kelasnya. Aku segera masuk ke kelasnya dan menemui manusia itu secara langsung.
Ia ada di kelas. Aku menarik tangannya dan mengajaknya bicara di tempat yang lebih privat.

Seisi kelas Dyo kompak memperhatikanku. Maklum saja, masih banyak murid-murid yang belum meninggalkan kelas saat jam istirahat. Kali ini aku tak peduli dan tetap menyeret Dyo ke taman belakang sekolah.

Mataku mulai mengeluarkan cairan bening.

"Lebih baik aku ga percaya siapapun. Terlalu percaya sama orang lain bikin aku semakin tersakiti."

"Aku selama ini nunggu Dyo ngelupain Lisa. Makanya aku minta break. Tapi apa yang kamu lakuin? Kamu jalan sama Lisa."

"Cewe itu juga ngirim menfess buat kamu ke akun menfess sekolah." Kataku sambil terisak.

Aku semakin bergetar mengatakan hal itu pada Dyo. Rasa sedihku tak terbendung lagi melihat kenyataan orang yang kusukai masih berhubungan dengan mantannya.
Dyo meraih tubuhku dan memelukku erat. Tapi tubuhku memberontak. Aku tak sudi lagi menerima perhatian darinya. Aku mendorong lelaki itu dan lari meninggalkannya secepat mungkin.

                                ***

Aku pergi meninggalkan Dyo sendiri di taman belakang sekolah. Aku berlari sekencang yang kubisa. Menuju tempat yang entah kemana. Langkahku semakin rancu.
Aku masih terisak dengan kedua tangan kuletakkan menutupi wajahku. Aku terlalu malu menunjukkan kesedihanku.

UNEXPECTED !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang