21. Senja Pergi

1.8K 101 2
                                    

● Jangan lupa vote dan komen, ya.

"Yura tidak ingin diinfus....tangan Yura sakit huhu..." Dalam keadaan lemah, Yura menangis sejadinya dipangkuan Andara.

"Bagaimana Yura mau sembuh kalau tidak mau diinfus...." ucap Andara yang mengusap punggung Yura untuk memberikan ketenangan.

"Eon...ingin lihat Senja di pantai...." Yura menarik-narik baju Andara untuk meminta dibawa melihat Senja.

"Cuaca pantai tidak baik Yura, kau tidak bisa kesana." Mohon Seokjin agar Yura mengerti.

"Nanti Yura tidak akan bisa lihat Senja lagi....Ken Oppa....Yura ingin melihat Senja...." Yura menangis tersedu-sedu sembari memegangi kepalanya yang sakit. Membuat semua orang yang ada di ruangan itu terdiam.

Seokjin terdiam, apa sudah saatnya waktu ini akan tiba.

"Yura akan selalu melihat Senja setelah ini...." lirih Andara yang reflek memeluk Yura dengan erat.

***

Semilir angin di sore hari saling menusuk ketenangan setiap kalbu yang menerimanya. Deruan ombak kecil di tepian berpasir membuat seorang gadis dengan suka rela menaikkan sudut bibirnya ke atas.

"Cantik...." lirih Yura saat matanya melihat bagaimana warna jingga menyatu dengan warna langit.

Andara hanya mengangguk dan menciumi puncak kepala Yura berulang kali, rasanya Andara tidak ingin kehilangan Yura.

Seokjin yang duduk di samping kanan Andara terpaku melihat seorang Ahjussi yang menawarkan dagangannya kepada pengunjung pantai yang tidak cukup ramai ini.

Ken yang mendaratkan duduknya di samping kiri Andara hanya mampu mengagumi keindahan warna langit sore hari, indah tapi cukup menyakitkan jika melihatnya seorang diri.

Mereka duduk di pasir pantai tanpa alas, bagi Yura hal itu sangat menyenangkan.

Yura mengusap punggung tangan Andara yang memeluk perutnya. "Eonnie ceritakan tentang Senja...Yura ingin tahu."

"Senja itu wujud dari lambang sebuah keabadian. Yura tahu kenapa?" tanya Andara.

"Tidak..." jawab Yura sembari menggeleng pelan.

"Karena Senja selalu ada, dia pergi saat fajar datang, tapi kembali saat matahari lelah," jawab Seokjin membuat Andara menoleh padanya.

"Yura tidak mengerti."

"Senja tidak benar-benar pergi, dia selalu terikat di antara matahari dan bulan. Kehadirannya menjadi pembatas antara dunia matahari dan dunianya bulan. Walau sejauh apapun Senja menghilang pasti akan datang lagi, lagi, dan lagi," jawab Seokjin lagi.

"Seperti kita. Matahari adalah Oppa, bulan adalah Eonnie, dan Senja adalah Yura. Walau nanti Yura pergi, tapi yura selalu ada ditengah Oppa dan Eonnie." Kini, Yura yang berkata.

"Yura tidak akan pergi," kilah Andara.

Hening.

"Seokjin Oppa...." lirih Yura.

"Iya..." jawab Seokjin.

"Yura dulu ingin sekali jika sudah besar menikah dengan Oppa....tapi tidak jadi..."

"Kenapa?" tanya Andara.

Jin menoleh kesamping.

"Yura tidak secantik Eonnie. Pasti Oppa tidak menyukai Yura."

Andara menggelengkan kepalanya. "Tidak. Yura lebih cantik dari Eonnie. Jin Oppa sangat menyukai Yura."

Yura tersenyum. "Benarkah?"

Andara mengangguk dengan mantap.

"Oppa, benarkah Oppa menyukai Yura?" tanyanya yang menoleh ke arah Seokjin.

Seokjin mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca. Kini, tubuhnya memeluk Andara dan Yura bersamaan.

"Yura lelah....Oppa terima kasih sudah mengangkat Yura menjadi adik Oppa," lirih gadis itu yang matanya juga ikut melemah melihat Senja yang hampirr tenggelam.

"Yura gadis kuat, harus bertahan ya..." ucap Andara. Air matanya turun begitu saja tanpa permisi.

Yura hanya mengangguk.

"N-nanti kita datang ke sini lagi untuk melihat Senja, janji..." ucap Andara yang suaranya mulai tercekat di tenggorokan.

Yura mengangguk lagi.

Senja mulai menghilang di ujung pantai, menelan matahari tanpa jeda. Bersamaan dengan itu bulan berupaya untuk muncul ke atas langit. Tanpa disadari, tangan Yura mulai melemah dalam dekapan Andara, matanya yang sayu juga mengikuti pergerakan Senja yang mulai tenggelam.

"Tidak-tidak....kau hanya tidur sebentar," ucap Andara sembari menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya dengan apa yang di alaminya sekarang.

Seokjin menangis dalam diam di bahu Andara. Ken yang menenggelamkan kepalanya di perpotongan kakinya. Andara yang semakin memeluk erat pelukannya.

Dan Yura yang mulai tidur dengan damai.

Setelah ini, tidak ada lagi Yura yang ceria, Yura yang manis. Tidak ada lagi Yura yang sangat imut saat memakan cake stroberi buatan Andara. Tidak ada lagi Yura yang akan menerima omelan Seokjin karena tidak menghabiskan susunya. Tidak ada lagi keributan antara Yura dan Andara akibat memilih film kartun mana yang akan ditonton antara paw patrol dan we bare bears.

Yura pergi bersamaan dengan Senja yang menghilang. Walau begitu, Yura akan selalu ada di antara mereka, kenangannya tidak akan pudar walau raga menghilang.

"Dia pergi mengikuti Senja...," lirih Ken pelan.

"Tidak boleh, tidak....tolong kembalikan Yura. Jangan ambil....ku mohon...." Kini, tangisan Andara pecah meminta pada sang pencipta untuk mengembalikan Yura. Bersamaan dengan itu, Seokjin memeluk membawa Andara kedekapan dadanya.

"Dia ingin mengikuti Senja, dia sudah sangat lelah....tidak apa-apa. Yura menyukai Senja, setelah ini dia yang akan selalu menjadi Senja kita..." Seokjin mengusap-usap punggung Andara yang sedang menangis terisak-isak.

Senja memang menyimpan semua rahasia manusia, tanpa kau beritahu Senja akan tahu bagaimana kau selalu menyimpan berjuta kesedihan. Untuk itu dia datang, menentramkan hati manusia di saat malam akan tiba, jika malam tiba tidak ada lagi yang dapat kau lakukan selain memejamkan mata sembari membawa semua masalahmu ke dalam mimpi.

💐💐💐

Marriage Life | KTH 🔞 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang