Part 3 || Bruk! Bruk! Bruk!

217 121 139
                                    

ASSALAAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH!

JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMA DAN FAVORITE KITA YA💖

HI!!! ABANG KURIR ITU, SUAMIKU! DATANG LAGI NIH. SESUAI JADWAL UP KAN? SETIAP HARI AHAD ;)

- HAPPY READING -

***

   Qisha memasuki kamarnya, mengambil ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp. Ia teringat pesan yang di kirimkan oleh Abang kurir yang mengantarkan paketnya itu. Qisha pun melihat pesan itu lagi dan segera menyimpan nomor itu dengan nama 'Calon Imam Qisha!'

   Setelah ia menyimpan nomor tersebut, Qisha yang asyik rebahan itupun melihat status WhatsApp teman-temannya. Tiba-tiba ia melebarkan matanya, menyimpulkan senyuman tipis di wajah cantiknya itu.

   "Calon Imam Qisha bikin status! Berarti dia save nomor Qisha dong! Hm, udah pasti sih. Soalnya kan tadinya dia chat Qisha lewat WA, mau ngabarin kalau paketnya udah sampai. Nah, udah pasti di save dulu lah. Uhuyy!" ujarnya heboh, kemudian langsung melihat status lelaki yang diakui olehnya sebagai calon imam itu. Ia melihat distatusnya itu ada wanita paruh baya yang usianya mungkin sepadan dengan usia Mamahnya. Tak lupa ia membaca caption distatus tersebut.

"Selalu aja nanyain calon mantu :) Sabar Bun, calon mantu Bunda sedang menanti kok. Nanti aku jemput deh, tenang aja ;) I Love You, Bunda."

   Begitulah captionnya. Qisha yang tadinya sedang berbaring di kasur tiba-tiba berdiri. Kemudian meloncat-loncat di atas kasurnya dengan wajah yang berseri. Tanpa sadar, dalam lompatannya itu ia semakin maju, maju, maju dan ...

Bruk!

   "Aw! Shh ... Hikss huwaaa Qisha jatuh!"

Tok-tok-tok!

   "Qisha, kamu kenapa?" tanya Zuna.

   "Kamu kenapa, sayang?" tanya Mira.

   "Dik, lo kenapa?" tanya Qila.

   "Mamah, Papah, Kak Qila hiksss!"

   Mendengar tangisan Qisha yang semakin kencang itu, mereka bertiga pun langsung membuka pintu Qisha yang ternyata tidak dikunci.

   "Kenapa?!"

   "Qisha gapapa kok, cuma jatuh aja. Tapi gak sakit sih, hm ... cuma mau cari perhatian aja! Hehe," ujar Qisha sambil menyeringai tanpa dosa. Mendengar jawaban Qisha, Qila pun menjitak kasar kepala Qisha, membuat si empu mengaduh kesakitan.

   "Aw! Sakit Kakak!"

   "Biar nangis lo itu ada alasannya, gue jitak aja kepala lo! Gimana sakit, kan? Nangis lagi geh, sok," sindir Qila.

   Mira dan Zuna tidak tinggal diam. Mereka berdua menjewer telinga Qisha. Zuna dibagian kanan, sedangkan Mira dibagian kiri.

   "Aduh, duh! Mamah sama Papah kok ikutan? Kenapa gak bela Qisha, sih? Malah belain Kak Gila!" kesal Qisha sambil mengubah nama Qila menjadi Gila. Qila membuka matanya lebar, rasanya ia ingin sekali menjambak kerudung yang dikenakan Adiknya itu. Namun, ia urungkan ketika mendapati pembelaan dari sang Papah.

Abang kurir itu, SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang