Part 10 || Jatuh Cinta atau Membangun Cinta?

130 71 0
                                    

ASSALAAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH!

HI!!! GIMANA KABARNYA HARI INI? SEMOGA SEHAT SELALU, YAA. DAN 'IBADAHNYA HARI INI, GIMANA? SEMOGA SENANTIASA SELALU ISTIQAMAH, YAA.

JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMA DAN FAVORITE KITA YA💖

ABANG KURIR ITU, SUAMIKU! DATANG LAGI NIH. SESUAI JADWAL UP KAN? SETIAP HARI AHAD ;)

- HAPPY READING -

***

   Malam ini, Qisha bersama Sang Kakak berniat untuk menghadiri acara pengajian di majelis ta'lim yang dekat dengan rumah. Saat Qisha sudah berada di depan Masjid tersebut, Qisha tersenyum. Qisha teringat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan seorang laki-laki yang kini telah mencuri hatinya itu. Siapa lagi kalau bukan Rangga?

   Qila memperhatikan Sang Adik yang sedang tersenyum tanpa sebab. Ide jail pun menghampirinya. Qila yang tahu bahwa Qisha sangat takut dengan kucing, berniat untuk mengerjai Sang Adik. Qila melihat ke arah samping kanannya yang ternyata terdapat kucing di sana.

   Hihi, kebetulan banget nih ada kucing, batinnya.

   Qila melirik kembali ke arah Qisha yang masih melihat masjid sambil tersenyum.

***

   Asih menghampiri Rangga yang tengah duduk santai di ruang keluarga sambil menonton televisi. Rencananya, Asih ingin menghadiri acara pengajian di majelis ta'lim yang lumayan jauh dari rumahnya itu.

   "Rangga, kamu siap-siap, ya. Anter Bunda pengajian, kamu juga sekalian ikut pengajiannya," pinta Asih.

   Seperti biasa, tanpa berkomentar apapun, Rangga langsung menurut perintah Bundanya itu. Tak membutuhkan waktu lama, Rangga menghampiri Bundanya dalam keadaan sudah rapi.

   "Yuk, Bun."

   "Anak Bunda ini, Maa Syaa Allah. Tampannya selalu bertambah, gak pernah berkurang sedikitpun!" puji Asih.

   "Siapa dulu Bundanya," goda Rangga.

   "Huh, bisa aja kamu!"

   "Rara gak diajak, Bun?"

   "Lagi kedatangan tamu bulanan," jawab Asih yang diangguki mengerti oleh Rangga. Setelah itu, Rangga dan Asih pun berangkat ke majelis ta'lim.

***

   "Kak Qilaaa!!! Jauhin kucingnya dari Qisha!!! Huwaaaaa!!!" teriak Qisha saat Qila mengejarnya sambil membawa kucing untuk menakut-nakutinya.

   "Hahaha! Biarin!"

   "Miauuu ... miauu."

   "Hayo loh kucingnya, niii," ujar Qila masih mengerjai Sang Adik.

   "Kak gilaaaaaa!!! Berhenti! Huwaaaaa!!!"

   Qila yang mendengar Qisha memanggil namanya dengan panggilan Kak gila itu pun berhenti mengejar Qisha. Namun, bukan untuk benar-benar berhenti mengerjai. Tetapi berhenti sejenak untuk mengejar Qisha lebih cepat.

   "Huwaaaa Kak Qila ampuuuun!"

   "Suruh siapa kamu manggil Kakak gila?! Hah?! Nih kucing nih, hayooo!!!"

Abang kurir itu, SUAMIKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang