#Chapter 2 Penyebab Permainan

1.4K 70 6
                                    


**
Kampus

3 tahun berlalu, al semakin populer di kampus nya, selain karena cantik pintar dan kaya, al di kenal sebagai wanita yang mempesona, banyak pria kaya nan tampan yang pernah menjadi korban nya , korban? iya.

al beberapa kali berkencan dengan pria berkelas, rupa harta dan tahta sudah biasa menemani dirinya, namun tak ada satupun yang berhasil menjadi kekasih nya, karena setiap mereka menyatakan cinta nya pada al, tanpa rasa bersalah al menolak dan pergi mencampakkan mereka. Seolah permainan nya telah usai.

"jadi apalagi alasan yang kau buat sekarang? "tanya Lea heran, tak habis pikir ia punya sahabat yang gemar ganti ganti pasangan namun mudah juga mencampakkan pria pria itu.

"kau tak bosen apa ? selalu bertanya hal yang sama setiap aku telah selesai bermain? aku sampai bosan menjawab nya karena jawaban nya selalu sama" ujar al santai

"what? jadi ini karena mereka menyatakan cinta padamu lagi? please al, kalau memang tak mau pacaran kenapa harus berkencan sih? mereka pikir kamu memberi kesempatan pada mereka" tanya nya heran, Lea lupa bahwa al memang tak bisa di tebak, itulah ciri khas nya.

"aku hanya ingin bersenang senang Le, aku tak ingin menjalin kasih dengan siapapun" tegas nya

aku tak sudi menjalin kasih dengan laki laki seperti mereka

"jadi siapa yang boleh menjalin kasih dengan mu? pria yang bisa meluluhkan hati mu? merobohkan benteng mu itu?" tanya Lea lagi

"iya, dan itu tak akan pernah ada" gumam al.

Lea bisa menangkap perubahan mimik wajah sahabat nya itu, meski seperkian detik al kembali merubah raut wajah nya kembali seperti biasa

Lea 1 kelas dengan al di kampus dan ibu mereka bersahabat, mereka kenal saat bunda nasya berkunjung ke rumah sahabat nya yaitu bunda rena yang tak lain adalah ibunda dari Lea, jadi tak heran bila Lea tau permasalahan keluarga al.

Lea menepuk pundak sahabat nya itu,
"al, kamu cantik berbakat dan kau berhak bahagia, jangan karena papi nyakitin hati mu khianati bunda mu,
kamu menutup hati mu, tak percaya cinta yang tulus, kau permainkan perasaan laki laki yang benar benar sayang padamu,
aku tahu kau butuh kasih sayang dari seorang pria, jauh dari lubuk hati mu itu kau masih mau nerima perhatian dan kepedulian laki laki,
itu semua karena rasa rindu mu akan kasih sayang dari papi, tapi kau tak bisa seperti ini terus al,
apa bedanya kau dan papi jo? kau permainkan perasaan seseorang al" nasehat panjang lebar dari Lea begitu tepat, al terdiam.

aku tak ada bedanya sama papi?

"le, sumpah kau seperti emak emak panjang sekali bicaramu" ledek al seolah tak peduli dengan nasehat Lea

ctakk
Lea menyentil kening al.

"sakit tau leee, tega sekali, apa benar kau sahabat ku?" keluh al sambil mengelus kening nya.
Lea terkekeh melihat tingkah sahabat nya itu.

"karena aku sahabat mu makanya aku ingetin, jangan sampai sikap mu ini suatu saat jadi masalah buat kamu kedepan nya" ucap Lea dengan serius.

"le, tak semua lelaki yang deketin aku itu beneran tulus, aku bisa tau karena beberapa kali aku berurusan dengan mereka,
di mata ku mereka hanya ingin membanggakan dirinya saat mendapatkan ku,
setelah mereka pacaran mereka akan meminta lebih, mereka seakan punya hak untuk menyentuh ku, aku tak suka itu, bagaimana bisa aku percaya jika ternyata di antara mereka ada yang berani mempermainkan ku?
itu semakin membuat ku tak peduli lagi dengan mereka dan semakin aku percaya bahwa cinta tulus itu tak ada"

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang