11.

15 3 0
                                    

1 Minggu setelah kejadian yang terjadi terhadap rinjun. Belum banyak yang berubah, rinjun masih di temani oleh alat pernafasan ganda dan kabel kabel yang menempel di dadanya itu jelas menjelaskan bahwa tidak banyak perkembangan yang di alami oleh rinjun, gadis itu hanya di pindahkan keruang rawat inap, dan dengan bebas bisa di jenguk.

Teman teman rinjun satu persatu datang menjenguk rinjun, libur sekolah akan berakhir 2 Minggu lagi. Dan seharusnya remaja seusia rinjun melakukan tes untuk masuk kuliah, bahkan saat ini soyeon sedang menjalani ujian.

Kedua orang tua rinjun yang jarang bertemu anak anak nya ini langsung kembali setelah mengurus pasien di rumah sakit pusat mereka di Singapura, mereka memang berniat kembali kerumah tapi hanya untuk beberapa saat dan pergi lagi. Tapi saat mendengat bahwa anak bungsu mereka sedang koma mereka sengaja menutup semua schedule yang telah terjadwal.

Soyeon selalu pergi kerumah sakit setelah pulang tes dan belajar di rumah sakit.

"Heh tuan putri Lo kapan bangun huh"

"Kasian mamah papah Lo bolak balik ke Singapura buat ngurus kantor sama nengokin lo"

Soyeon membuka perban di pipi rinjun... Sebelumnya suster sudah memberi tahunya cara mengganti dan memasang perban yang benar, soyeon menolak tangan orang lain selain dia untuk menggantikan kebutuhan sahabatnya kecuali yuju kakak perempuan rinjun.

"Sumpah kalo Lo ikut tes bakal banyak liat cogan... Cepet bangun di dong gua depresot tau gak ulangan ga nyontek ke lo"

Soyeon terus menerus berbicara dengan rinjun... Hummm lebih tepatnya berbicara sendiri sambil membuat perban baru untuk rinjun. Kata dokter pipi dan hidung rinjun sudah mulai membaik bahkan luka lebam di sekitarnya pun mulai menghilang... Tapi tulang gidung dan pipi rinjun belum sepenuhnya membaik masih ada sedikit retakkan. Kabel kabel yang terpasang di dada rinjun pun sudah di lepas semua alat bantu pernafasan rinjun juga sudah ganti tidak di tambah dengan kantung pernafasan lain.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat perhatian soyeon teralihkan ke arah pintu kamar rawat inap milik rinjun.

Soyeon berdiri dari duduk nya untuk memeriksa siapa yang mengetuk pintu.

"Oh younghoon"

"Rinjun nya ada?"

"Maaf tapi anda sangat bego... Jelas jelas ini kamar inap nya rinjun pasti adalah rinjun ya.."

Soyeon pergi masuk dan meninggalkan younghoon di depan pintu yang masih cengengesan

"Ganteng doang bogo kok dipiara" gumam soyeon yang masih bisa di dengar oleh younghoon tapi tidak di gubris oleh lelaki tinggi di belakangnya itu.

"Rinjun masih koma?" Younghoon pergi ke bagian kanan bangsal rinjun dan hendak memegang tangan rinjun yang terdapat jarum infus tertancap. Belom juga menyentuh tangan mulus milik rinjun tapi tangan younghoon sudah di depak oleh soyeon..

"Kao coba sentuh rinjun, ku potek pala Kao"

"Astaga ni orang satu... Heh gua lebih tua dari Lo sopan dikit Napa"

"Beda 1 tahun aja bangga... Intinya jangan sentuh sentuh rinjun"

Soyeon melanjutkan kegiatannya memberi perban di pipi dan hidung rinjun... Perban yang tidak terlalu tebal. Setelah selasai menggantu perban sahabatnya soyeon membereskan alat alat perban ke wadah p3k dan menaruhnya di laci tepat di samping bangsal sebelah kiri rinjun.

"Ini gua bawa makanan... Kasih ini nanti buat rinjun kalo udah sembuh total sama di tari di kulkas biar awet lama dan ga mencair"

Sebuah tas jinjing berwarna biru tua yang berisi 1 pak coklat batang, beberapa makanan ringan dan makanan berat seperti nasi dan chicken di berikan kepada soyeon.

"Kasih coklat coklat nya ke rinjun kalo bener bener udah sembuh... Biar awetama inget di ratus di kulkas"

"Iya iya bawel, btw makasih ya" soyeon berjalan ke arah kulkas yang di sediakan pihak rumah sakit untuk menaruh makanan, dan meletakkan 1 pak coklat batang yang masih terbungkus rapi. Dan berjalan ke sisi lain untuk menaruh makanan ringan dan berat yang di beri oleh younghoon.

"Owh iya mau nanya dong... Kenapa setiap ketemu rinjun Lo selalu ngasih coklat?" Tanya soyeon... Mungkin begitu karna soyeon dan younghoon baru bertemu sebanyak 3 kali, pertemuan pertama di hari kelulusan sekolah, pertemuan ke dua saat 2 hari rinjun di nyatakan koma, dan pertemuan ke tiga nya adalah sekarang 1 Minggu rinjun koma tidak sadarkan diri.

Dan setiap pertemuan itu soyeonselalu melihat younghoon memberi coklat batang yang sama dengan jumlah yang banyak ke pada rinjun.

"Rinjun suka banget sama coklat. Lo harusnya tau itu"

Wait kenapa ga kepikiran sama soyeon kalo rinjun itu pecinta coklat.

"Iya kok gua tau. Rinjun rela bolos sekolah cuman buat Dateng ke festival pameran coklat dengan berbagai rasa dan merek beragam dari seluruh dunia..."

"ㅋㅋㅋ Dia lucu" younghoon terkekeh mendengar pernyataan soyeon... Ternyata rasa cinta sama coklat gak pernah berubah ya dari dulu, yang younghoon tau rinjun itu suka banget nyolongin bola bola coklat temennya, tapi temen temen rinjun gak ada yang tau kalau rinjun nyolong bola bola coklat mereka... Cuman younghoon yang tau.

Sampai di hari valentine guru sepakat buat beli banyak box coklat buat nyari tau siapa yang suka nyolongin bola bola coklat anak anak di sekolah dasar itu.

"Hahaha Lo ga pernah berubah"

Tok tok tok...

Ketukan pintu kini berhasil membuat perhatian soyeon dan younghoon teralihkan ke arah pintu. Younghoon bangkit dari duduk nya untuk membukakan pintu.

"Oh hai kita ketemu lagi" ucap younghoon dan tersenyum setelah melihat orang yang sudah pernah bertemu dengannya.

"Hai" jawaban yang di dapatkan younghoon adalah suara berat dan wajah datar tidak peduli yang memang watak sang pria itu... Siapa lagi kalo bukan jeon wonwoo.

"Oh bang tumben Dateng ke sini"

"Hmmm... Dah makan?"

"Belum bang"

"Nih tadi mamah pulang ke rumah, masak makanan buat lu makan, tadinya mamah mau kesini sekalian jenguk rinjun tapi harus pergi lagi" wonwoo menjulurkan bungkusan berisi beberapa kotak makan kepada soyeon, dan di terima dengan senang hati kepada soyeon.

"Gimana keadaan rinjun?"

"Dia udah mulai membaik detak jantung yang mulai normal, nafasnya juga teratur, tinggal tunggu tulang tulangnya sembuh"

"Oh ya bang mau makan sekarang gak tadi younghoon juga bawa beberapa makanan, di sini yang sering nemenin rinjun gua doang... Sayang makanan nya"

"Hmm" soyeon hanya mendapat gumaman dan sebuah anggukan yang berarti di iyakan oleh Kaka nya itu.

Soyeon mengambil lagi makanan makanan yang di taruh di laci makanan dan di bawa ke tempat tamu di sudut ruang rawat inap milik rinjun.

Makan siang di lanjutkan tanpa terjadi apa apa, sampai sejak kapan wonwoo kembali merasa bersalah kepada rinjun karna mengabaikan mengangkat telfon adiknya yang meminta tolong.

Mata rubah nya selalu tertuju pada gadis yang masih terbaring lemas dengan status koma nya itu.

'untuk yang kesekian kalinya gua merasa bersalah kalau gua belum minta maaf langsung sama rinjun'


























-----------------------------------------------------------

Sekian terima wonwoo
/Bow 180°

Cinta Yang Di Paksakan || JWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang