Prolog [Tamu]

770 51 1
                                    

Disebuah kota kecil yang baru saja didirikan, Marques Raven, atau yang sekarang hanya seorang pria bernama Elias, sedang merawat kebun kecil yang berada di belakang rumahnya dengan ekspresi puas.


Sulit untuk dikatakan bagaimana seorang bangsawan yang dulu dikenal sebagai Oportunis, tiba-tiba berubah menjadi tukang kebun rumahan disana.

Tapi yang jelas, dari ekspresi wajahnya, dirinya jauh lebih bahagia dari sebelumnya.

Sebagai catatan saja, dirinya tidak sedang menyamar.

Disana Elias mengambil sebuah gunting tanaman yang akan dia gunakan untuk memotong tangkai tomat yang sudah merah merona.

Dengan kelihaiannya yang sudah terasah delama 3 bulan sebagai tukang kebun rumahan, dia memotong tangkai itu tampa meninggalkan sebuah kesalahan sehingga kedepannya, tangkai itu akan menumbuhkan tomat baru.

Ketika dirinya sedang melakukan itu, seorang anak kecil dengan pakaian sederhana sedang memperhatikannya. Kemudian Elias memberikan itu dan berkata, "Tunjukkan pada ibumu."

Si anak langsung tersenyum cerah dan segera berlari kerumah kayu sederhana mereka yang hanya memiliki 2 lantai.

Elias ternyum menyaksikan itu, dan memetik beberapa sayuran yang dia tanam di kebunnya dan memasukkannya ke dalam keranjang.

Ketika dia berdiri, di balik pagar batu yang memisahkan kebunnya dengan jalanan, seorang Elder Lich memperhatikannya yang sontak membuatnya sedikit terkejut karenanya.

"Bikin kaget saja, apa ada perlu denganku?" tanya Elias dengan nada akrab seakan dirinya sudah kenal pasti akan identitas Elder Lich itu.

"Aku mendapat titah dari Makhluk Agung untuk menyampaikan pesan padamu, kalau dirimu telah diberikan tugas mulia untuk menjaga tamu-Nya."

"Tamu? Boleh aku tahu siapa?"

"Makhluk Agung tidak memberitahukan nama, rupa atau rasnya, tapi karena beliau adalah tamu Makhluk Agung, kemungkinan kedudukannya setara atau sedikit di bawah-Nya."

Elias menjadi khawatir mendengar hal itu.

Dulu dirinya sudah cukup stres karena kebaradaan Makhluk Agung yang dipuja Elder Lich, dan jika makhluk itu yang Elias anggap sebagai iblis bertambah, dirinya tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada dunia ini.

Tapi kenapa aku harus menampung tamu dari iblis itu? Setahuku, iblis itu tidaklah miskin ataupun lemah. Jadi kenapa aku diberi tanggung jawab ini?

Memikirkan itu hanya seperti berputar-putar dalam labirin, lagipula Elias tidak memiliki kecerdasan untuk biaa memprediksi pergerakan iblis itu.

Dirinya hanya harus melakukan seperti sebelumnya, pasrah dan menerima apa yang ditawarkan oleh iblis itu agar dirinya beserta keluarganya tetap bisa bersama.

"Kapan tamu Beliau tiba?"

"Sore ini. Perlakukan beliau dengan baik."

Setelah nengeluarkan kata-kata itu, Elder Lich itu meninggalkan Elias yang bahkan tidak dibiarkan bereaksi.

Sambil memejamkan matanya dan menenangkan hatinya, dirinya berdoa kapada semua Dewa yang dia tahu agar para Dewa segera mengirim pahlawan untuk membunuh Iblis itu.

Overlord X Tensura : Yog-SothothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang