Chapter 8 : •Kenyataan•

1.3K 171 44
                                    


Don't forget to vote--!
Please don't cry...











Toge membuka matanya dengan wajah yang gelisah dan keringat mengucur dari tubuhnya

 






Dia duduk perlahan di tempat tidurnya, mengambil ponselnya dan melihat jam.

Pukul 04.00  

Dia meremas bajunya

“Perasaan apa ini, hatiku sangat sakit. Apa terjadi sesuatu pada name?” pikirnya. Dia mencoba menghilangkan pikiran buruk itu tetapi tidak bisa. Rasa penasaran dan khawatir menghantui nya. Dia beranjak dari tempat tidur, mengambil jaket serta kunci mobil dan maskernya yang ada di meja. Berjalan cepat keluar kamarnya. Dia seperti tidak melihat jalan dan menabrak seseorang.

“Yura apa yang kau lakukan di jam segini?” tanyanya.

“Ya itu aku... Tadi latihan dengan... Ya babi hutan. Kakak sendiri mau kemana?” Yura bertanya balik pada Toge, tetapi Toge berjalan begitu saja meninggalkan Yura.

Toge langsung tancap gas menuju apartemen Name, jalan masih tidak terlalu ramai jadi Toge bisa menambah kelajuan mobilnya.








Rasa gelisah semakin menghantui nya setelah melihat jajaran mobil polisi berada di depan apartemen Name. Toge menunjukan kemampuan menyetirnya dengan membanting stir dan bisa parkir dengan mulus di tempat parkir. Dia langsung keluar dari mobilnya dan berlari menuju apartemen. Polisi sempat menghentikan nya tetapi Toge tetap memaksa, Toge bisa lolos jadi polisi itu dan langsung berlari menaiki tangga untuk sampai ke lantai dua, lantai kamar apartemen Name. Saat sampai di lantai dua, dari kejauhan Toge melihat polisi berada di depan kamar Name. Toge yang awalnya berlari menjadi berjalan perlahan karena tubuhnya terasa begitu berat.

“Tuan, apa yang anda lakukan di sini?” seru salah satu polisi di sana. Namun Toge tetap berjalan mendekat, para polisi diam seakan mengizinkan Toge melihat apa yang terjadi. Toge sudah berada di depan kamar Name, manik violetnya mengecil, bibirnya bergetar dan lagi-lagi keringat dingin membasahi wajahnya.

“Name... Name!” Toge berjalan ke arah Name tapi dihentikan salah satu polisi yang ada di sana.

“Apa yang terjadi” gumamnya.

“Apa kau mengenal korban? Namanya Izumi Name” tanya polisi yang menghentikan Toge.

“Izumi Name, dia kekasihku” Toge masih menatap tubuh Name yang sudah tergeletak bersimbah darah di sana.

“Tuan, karena anda satu-satunya yang datang kemari, tentu saja kami akan memeriksa mu” seorang polisi datang dari dalam kamar Name dan menunjukkan kartu identitasnya. Toge hanya terdiam sambil menunduk dan polisi tadi melepaskan pegangan tangannya. Tak lama, petugas medis datang untuk mengambil jasad Name. Toge hanya bisa terdiam melihat pujaan hatinya di bawa oleh orang lain, bahkan dia tidak menangis. Dia merasa aneh, kenapa dirinya tidak bisa menangis.

Sepertinya Toge masih tidak percaya, baru kemarin dia bertemu dengan Name. Tapi ini kenyataannya, Name sudah pergi. Pergi meninggalkan semuanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 05.00, seharusnya sejam lagi Toge berkumpul dengan Maki dan yang lain untuk menjalankan misi. Tapi dia harus memenuhi panggilan penyidik hari itu juga. Mau tidak mau dia harus ikut.

Di kantor polisi, dia di periksa selama 6 jam. Semua jawabannya jauh dari kata “tersangka” yang akan di berikan padanya. Walaupun begitu, dia masih di curigai.

Saat keluar dari kantor polisi, Maki dan yang lain ternyata menunggu nya di luar. Toge hanya menatap mereka dengan wajah datar, lalu mereka menghampiri Toge.

ABADI [INUMAKI TOGE X READER]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang