Suasana di Sekolah

46 18 11
                                    

Nila duduk melamun diatas bangkunya melihat kearah papan tulis yang berada tepat di depannya, sungguh ia merasa bosan sedari tadi duduk di bangkunya ini. Menunggu kedatangan sahabatnya yang terkenal sungguh bawel itu. Ia menunggu Naisha ini karena Naisha merupakan orang yang sangat bisa mencairkan suasana yang tak kondusif, seperti di saat ini.

"Huft gue bosen banget asli kapan si Sha lu dateng gua laperr". rengeknya dengan suara lirih yang mungkin dapat didengar oleh sekitarnya.

Tetapi tak ada seorang pun yang dapat mendengar rengekan itu. Tentu saja karena di dalam kelas itu baru Nila yang sudah datang, ya Nila ini selalu berangkat pagi pagi buta dan selalu datang kelas paling awal. Katanya sih takut terlambat, karena disini para guru, benar benar menerapkan kedisiplinan yang tinggi. Untuk itu Nila selalu patuh dengan aturan yang berada di sekolahnya, walau dulu ia pernah satu kali melanggar peraturan dan didatangi guru bk dikarenakan salah paham antara kakak kelas dan adik kelas.

"Woy ngelamun mulu, kaga cape lu? gua aja yang liat cape hahaha", ucap Naisha menuju bangku Nila.

"Lah udah dateng lu sejak kapan ko gue ga liat sii".

"Sejak tadi lahh gila, makanya ngelamun tuh jangan keseringan, kan jadi ga liat suasana hadehh".

"Iya dah iya ga diulangin hahaha yuk kantin laper gua nungguin lu lama bener".

"Skuy lah tapi bagi pr lah sini gua belum ngerjain kemarin ketiduran huhuu".

"Gimana si gajelas situ yang ngingetin ngerjain tapi kaga dikerjain, yauda nih buruan kerjain jam pertama Bu Tutik tauu".

"Oke dah thanks"

setelah 30 menit berlalu akhirnya tugas Naisha telah tuntas, dan seperti sebelumnya Nila melamun untuk mengisi waktu kosongnya. Sungguh Nila sangat kurang kerjaan sekali.

"ANILA CHANDRA EUFORIA!!!!, ayok buruan ke kantin ntar keburu jamnya Bu Tutik ngelamunnya udahan kali, ngelamunin apa sih emang serius amat neng", ujar Naisha sambil menaik turunkan alisnya.

"Ish iyaa ayok buruan lah gua laper banget nih, cacing di perut gue juga uda teriak teriak", canda Nila

"Hahaha makanya buruann yokk".

"Kringg...kringg" bunyi bel sekolah mulai menggema ke penjuru lingkungan kelas serta sekolah, jam pertama adalah pelajaran Bu Tutik. Bu Tutik ini salah satu guru killer yang mengajar pelajaran matematika, ya tau sendiri kan udah susah, gurunya killer pula sungguh paket lengkap. Bu Tutik mulai memasuki ruang kelas IX F, yaitu kelas Anila dan Naisha.

"Selamat pagi anak-anak, pagi ini ibu akan mengadakan ulangan. Segera siapkan peralatan tulis kalian, ulangan akan dibagi menjadi dua kloter yang pertama absen 1-15 dan sisanya 16-30 silahkan keluar dulu. Tetapi diluar dilarang untuk belajar dari buku mat dan dilarang sangat melarikan diri ke kantin ingat!",
ujar Bu Tutik panjang lebar.

"Aduh mampus gua belum belajar", kesal Nila dalam hati.

"Baik buuu", ucap sekelas serentak sekaligus kesal terhadap sang guru ini.

Banyak anak-anak yang mengeluh dengan soal ulangan ini. Sehingga mereka curhat satu persatu dengan teman dekat maupun sebangku nya, mulai dari yang katanya soalnya sungguh banyak, soalnya luar biasa susah, dll. Memang guru satu ini jika memberi ulangan selalu mendadak, bahkan soalnya sangat tidak masuk akal sekaligus banyak sekali. Syukur Nila dan Naisha dapat mengerjakan ulangan ini dengan baik.

beberapa saat kemudian...

Tiba lah dengan pengumuman nilai ulangan matematika, semua murid terlihat sangat tegang, pacu jantung mereka mulai terlihat tidak teratur, sehingga banyak yang terlihat pucat. Dikarenakan memang ulangan pelajaran ini sudah susah bahkan tak masuk akal, sekaligus beda dengan kisi kisi yang diberikan, dan yang mendapat nilai dibawah 90 akan diadakan remidi.

Semua murid telah mendapatkan nilainya masing-masing, kecuali Naisha dan Nila jantung mereka berdegup sangat kencang sekaligus ketakutan untuk mendengar dan melihat guru itu. Sampai pada akhirnya....

"Nilai tertinggi jatuh kepada..... Anila Chandra Euforia! beri tepuk tangan untuk Anila."

"Deg", Ia berhasil mendapatkan nilai yang sempurna di kelasnya. Terdengar tepuk tangan bergemuruh satu kelas. Anila sangat senang akan hal itu, tetapi ini bukan pertama kalinya ia mendapat nilai tertinggi di dalam pelajaran itu. Anila pun langsung maju ke depan dan menerima kertas ulangan itu dengan raut wajah yang penuh bahagia.

"Alhamdulillah banget dapet 100 ganyangka, yes pasti ayah bunda bangga deh", gumamnya dengan raut wajah lega, sekaligus terlihat sekali pancaran kebahagiaan dari nya.

"Dan untuk nilai tertinggi kedua jatuh kepada.... Naisha, silahkan maju kedepan", pada akhirnya Naisha maju kedepan dan menerima kertas ulangan miliknya.

Naisha terdengar senang melihat hasilnya itu, tetapi wajahnya terlihat masam. Oleh karena itu untuk menutupi wajah masam nya ia berusaha tersenyum. Ia sebenarnya bangga dengan nilainya tetapi, ia hanya merasa kurang puas hanya karena mendapat nilai 98".

"Yah gadapet 100, yaudah deh gapapa mau gimana lagi?", gumamnya untuk menutupi rasa sedih sekaligus wajah masam dan kecewanya.

"Hey jangan sedih dong, gue gaperna loh liat lo sedih begini. Gapapa itu uda bagus tauu, bsok berjuang lagi yaa biar bisa dapet nilai yang lebih bagus dari ini", lontar Nila dengan penuh semangat dan memotivasi sahabat nya itu.

"Hahaha okedeh makasi btw, semangat semangat". Naisha yang tengah beraut wajah sedih itu kini sudah berubah menjadi ceria, dan meyakinkan dirinya untuk berjuang di lain hari agar mendapat apa yang kita mau.

↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-


parah banget Anila bener bener sepinter itu, insecure saya😭👍, kira kira kalian kalo jadi Naisha kalian bakal minta gurunya buat ngoreksi lagi apa bakal kalian terima gitu aja? coba tulis pendapat kalian di comment yaa, jangan bosen bosen untuk terus ikuti lanjutan dari cerita ini❤️

yuk jangan lupa bantu comment dan vote cerita ini yaa dan jangan lupa masukin ke daftar perpustakaan kalian biar ga ketinggalan part selanjutnya! enjoy! sampai jumpa di part berikutnya✌️


-salam dari penulis ❤️✨-

Balada Adiwarna KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang