Cerita ini mengandung;
1. Kata kata kasar
2. Kata kata frontal
3. Kalimat yang bikin pikiran traveling
------
Benar kata orang, dunia sebesar ini akan terasa sempit jika kita tengah dikejar-kejar seseorang.
Tora benar-benar tidak habis pikir lagi dengan kehidupannya.
Haruskah serumit ini?
Sewaktu masih SMA, ia tidak pernah berpikir kalau masa dewasa akan sekejam ini. Di mana kesenangannya terancam oleh keinginan keluarganya sendiri.
Tora juga tidak tahu, umur dua puluh delapan ini ia masih senang sendiri, menikmati masa-masa lajang bersama teman-temannya. Meskipun sebagian dari temannya sudah ada yang menikah, Tora masih belum kepikiran untuk berkeluarga. Namun, permintaan maminya benar-benar mendesak. Tora tidak ada celah sedikit pun untuk menolaknya.
"Ih, Acil udah kenal Om ini tahu."
Tora tidak mau peduli, sedari tadi ia diam dan tak fokus dengan apa yang dibicarakan.
Bayangkan, dari kantor ia terburu-buru akibat suruhan dari maminya. Berperang dengan rasa khawatirnya sendiri akibat ucapan paruh baya itu yang kelewat mengkhawatirkan.
"Rara sayang, tolong banget ini, mah. Mami lagi makan, tapi lupa bawa dompet. Mau lewat Hp tapi kuota sekarat. Sekarang Mami lagi di restoran tempat biasa kita makan, kamu ke sini, ya, Sayang? Cepetan, ada dua orang yang lihatin Mami mulu dari tadi."
Tidak berpikir panjang, Tora langsung berangkat menyusul maminya. Namun, tahu apa yang sebenarnya terjadi?
Dompet wanita itu sudah bertengger manis di meja yang ditempatinya. Perihal kuota internet yang katanya sudah sekarat, ternyata masih bisa lihat aplikasi sosial medianya.
"Mami kenapa, sih, Mi? Tora lagi sibuk. Siapa yang berani lihatin Mami?"
Mimik wajah maminya kala itu benar-benar membuat Tora ingin mengumpat saat itu juga. "Yang satu, si kasir yang liatin Mami terus. Yang kedua, pelayan yang bawain makanan Mami tadi."
Rasanya Tora ingin menghilang sekarang juga, dari hadapan maminya, dari semua kerumitan yang ada dalam hidupnya.
Tidak usah muluk-muluk, bertemu dengan member Blackpink contohnya, ia rasa itu sudah cukup.
"Rara! Kamu kenapa dari tadi bengong terus?"
Tora tersadar, mendongak sekilas dengan bola mata yang memutar malas. "Dengerin, kok, Mi."
"Terus gimana? Kamu setuju?"
"Setuju apa, Mi?"
Lemaya yang sudah sangat kesal dengan tingkah anaknya itu menggeleng heran. "Tuh, kan, kamu emang nggak dengerin dari tadi."
"Tahu, tuh, Om Ganteng dari tadi bengong terus. Mikirin Acil, ya?"
Mendengar hal itu, Tora berdecih di tempatnya. "Gila, lu."
"Rara!" Lemaya menepuk bahu anaknya akibat kesal dengan ucapan Tora barusan. "Jangan gitu, dia calon istri kamu. Bersikap lembut sama anak gadis, bisa, nggak, sih?"
Hah? Calon istri, ya? Seriusan? Tora memijit pangkal hidungnya seraya menggeleng heran. Tora Magenta, rupanya hidupmu sedang diterjang badai yang besar.
Demi Jennie Blackpink yang seksinya kebangetan, Tora tidak pernah terbayang akan menikah dengan cewek petakilan seperti Acil.
"Aduh, maaf, ya, Syan, Tora emang gini anaknya. Udah om-om tapi kelakuan ABG forever. Aku sendiri suka bingung ngadepinnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/215836935-288-k747135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Gila
RomanceMenikah karena dijodohkan, seperti mimpi buruk bagi Tora, apalagi dengan gadis seperti Shena. Perempuan yang demi apa pun, sangat jauh dari tipenya. Tora ingin menolak, ia juga masih menikmati masa mudanya. Namun, maminya selalu menekankan kalau ia...