Sweet Enemy - 6

28 1 0
                                    

Happy Reading..
Typo bertebaran...
............

Zie merasa heran dengan sikap Ed, benarkah ia mabuk asmara olehnya?, oh astaga ingat mereka adalah musuh.

"Boleh saja, asalkan kau mau menjadi asistenku karena Jo tidak masuk hari ini", ucap Zie, "Kenapa dia tidak masuk?", tanya Ed, "Dia sakit", balasnya. Ed mengangguk.

Tidak berapa lama mereka sampai, Ed memarkiran mobilnya ditempat parkir yang ada dikafenya.

"Kenapa tidak parkir dipinggir jalan saja?, jika pemilik kafe ini tau kau akan ditegur", ucap Zie.
"Tenang saja dia tidak akan menegurku lagipula siapa yang tidak mengenalku", ucap Ed sampil tersenyum, Zie memutar bola matanya ia malas mendengar lawan jenisnya ini menyombongkan dirinya.

Zie keluar dari mobil, dan menyebrang jalan menuju kafe miliknya, disusul oleh Edzard.
Mereka berdua memulai prepare bahan, dan membereskan meja.

Hari ini pelanggan cukup ramai, dari pagi hingga sore, Zie kewalahan sebenarnya namun untungnya ada Ed yang sigap membantunya, tiba-tiba Rea datang bersama dengan seorang bayi?.

'Apakah Ed sudah memiliki anak?', pikir Zie, ia merasakan relung hatinya sesak tau jika Ed dengan kekasihnya itu memiliki anak. Ia tersenyum ramah pada Rea dan menawarkan menu, namun ia kaget saat jawaban Rea yang tidak bersahabat, mungkinkah dia marah karena Ed bersamanya?.

"Cold chocolate satu", jawab Rea.

Ed yang melihat Rea bersama baby Sam seperti tengah merasa kesal, ia menghampirinya.
"Kau kenapa?", tanya Ed pada adiknya.

"Kau akan tau jawabannya", ucap Rea.

Tidak berapa lama sekelompok orang masuk, yang tak lain adalah Emil, Paula, Stela, dan Mr Delmor, ah Ed tau mengapa Rea sangat kesal karena Mr Delmor.

"Uncle Ed", ucap Stela menghampiri Ed dan memeluknya. "Hai baby girl", balasnya.

"Ternyata kau bersama calon kekasihmu Ed", ucap Emil, Ed heran bagaimana kakak tertuanya tau, Emil yang tau isi pikiran adik keduanya itu menjawab isi pikiran Ed, "Pelakunya", sambil mengarahkan dagunya pada Rea.

"Ck dasar mulut ember", gerutu Ed, tak lama Zie datang membawa segelas coklat milik Rea. Mereka duduk dengan berlawanan arah dengan Ander berada disebelah Rea membuat dirinya mendengus masam.

"Jadi kau calon kekasih Edzard, cepatlah menikah agar ia tidak mengambil istriku", ucap Emil pada Zie. "Maaf tuan bukan saya yang menjadi kekasihnya, tetapi nona ini", ucap Zie menunjuk pada Rea, tiga orang dewasa cengo mendengar apa yang dikatakan Zie.

"Apa kau dibohongi oleh pria ini? hahaha gadis ini adalah adiknya juga adik kecilku", ucap Emil, Zie melototkan matanya ia merasa malu, ternyata yang ada didepannya ini adalah keluarga Edzard.

'Pingky boyy kau sudah membuatku malu', geramnya dalam hati.

Didalam kafe hanya terdapat keluarga Challagan tidak ada pelanggan lain, mereka mengobrol dan tertawa, hati Zie merasa lega karena Rea bukanlah kekasih Ed, padahal Zie tau tentang Emil yang bernotabene sebagai kakak Edzard namun Zie melupakan bahwa Ed memiliki seorang adik perempuan.

"Kalian pulang saja duluan, aku akan mengantar maus ku dulu", ucap Ed dan diangguki yang lain.
"Ayo aku antar pulang", ucap Ed.

Hening didalam mobil.
"Pingky"

"Maus"

Ucap mereka bersamaan, keduanya kembali terdiam.
"Terimakasih untuk hari ini", ucap Zie memulai membuka percakapan, "Sama-sama, apa kau lelah?", tanya Ed.

"Ya, tapi untungnya kau ada", balas Zie sambil tersenyum. "Ah apa besok mau aku temani lagi?", tanya Ed. "Tidak perlu, besok kafe milikku tutup untuk sehari", ucap Zie.

Ed mengangguk, ia ragu untuk mengatakan sesuatu pada Zie.
"Emm, Zie aku ingin mengajakmu ke tempatku", ucap Ed,  "Baiklah, sebagai tanda terimakasihku", ucap Zie.

"Benarkah? besok aku akan menjemputmu pukul sembilan pagi", ucap Ed dengan riang, dalam hatinya ia berbunga-bunga saat Zie menyetujuinya.

.......

Pukul 06.00, Zie sudah bangun dengan wajah yang sangat ceria ia mengambil handuk miliknya berjalan ke arah kamar mandi, sambil bersenandung riang, ia menyiapkan air ke dalam bathub, memberinya busa sabun dengan wangi strawberry, juga memberinya beberapa taburan bunga, ingat semalam Ed mengajaknya jalan, ya anggap saja seperti itu.

Zie menghabiskan waktu berendam selama satu jam, lalu ia menuju walk in closet untuk mencari pakaian yang pas, setelah tiga puluh menit waktu berlalu pandangan Zie jatuh pada dress berwarna maroon yang ia bayangkan cocok untuk outfit hari ini, setelah mendapatkan dress yang tepat, Zie duduk dihadapan cermin untuk merias wajahnya, ya sebenarnya ia tidak terlalu bisa make up, untuk hari ini ia berusaha mencoba setelah belajar dari  youtube.

Diwaktu yang sama Edzard tengah memilih pakaian yang pas untuk dirinya, ia tidak ingin terlihat memalukan saat didepan Zie.

"No"

"No"

"No"

"No"

"Oh astaga!", kesal Edzard karena tidak mendapatkan pakaian yamg sesuai, Ia keluar kamarnya dan masuk ke kamar Emil.

"Kak Paula, ups sorry aku tak melihat", ucap Ed memalingkan matanya, yap saat Ed masuk Emil tengah mencumbu Paula.

"BISAKAH KAU MENGETUK PINTU DAHULU!", geram Emil, dengan seenak jidat adik keduanya masuk tanpa permisi bahkan ketuk pintu pun tidak, wajah Paula memanas menahan malu karena kepergok oleh adik iparnya.

"Kau sendiri tidak mengunci pintunya, sudahlah aku ingin meminjam istrimu sebentar", ucap Ed lalu menarik lengan Paula dan membawa kakak iparnya ke dalam kamar Ed.

"BEDEBAH SIALAN", kesal Emil sambil melempar bantal terdekatnya.

"Kak plis bantu aku", ucap Ed setelah berada didalam kamar, Paula menaikkan salah satu alisnya, Ed mengoceh menjelaskan kemana ia akan pergi, selama Ed mengoceh Paula sudah mengambilkan pakaian milik Ed lalu meninggalkan Ed yang masih mengoceh didepan  jendela.

"Jadi begitu kak, bantu aku untuk memilihkan pakai....", ucapan Ed terputus kala ia menemukan setelan pakaian diatas ranjangnya, terdapat celana panjang maroon, kaos hitam, dan juga jas maroon. "Kak Paula memang bisa diandalkan", ucap Ed dengan senang.

"TERIMAKASIH KAK", ucap Ed didepan pintu kamar Emil, dan...

Bugh... Sebuah bantal mendarat cantik diwajah Ed.
"BERISIK KAU MENGGANGGU WAKTUKU", ucap Emil lalu menutup pintu kamar pribadinya melanjutkan waktu yang tertunda bersama Paula.

setelah rapi berpakaian, Ed menyemprotkan parfum ia ingin tampil wangi, cool, dan gentle dihadapan Zie, setelah siap Ed bergegas menuju kediaman keluarga Phelp, untuk menjemput Zie.

"Let's go!"

tbc
Next chapter
Vote and comment

BOOK 3 : Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang