part 02. perhatian kecil revan

127 46 72
                                    

Lakukan apapun yang menurutmu benar, walaupun salah, setidaknya kamu tidak menyesal karena menuruti kemauan orang lain. -Elara-

HAPPY READING ✨

Besoknya Revan kembali menjenguk Elara di rumah sakit. Ia baru pulang sekolah dan langsung ke rumah sakit untuk menemani Elara.

"Hufftt." Revan menghela napas karena merasa lelah dengan hari yang harus ia jalani.

Saat ia masuk ia tidak melihat Elara, melainkan langsung duduk dan menutup matanya. Namun sepetinya ada yang janggal di ruangan itu. Tidak ada sambutan ataupun ocehan yang ia dengar.

"Kok sepi yah!!" batin Revan yang masih menutup matanya.

Karena merasa ada yang aneh, Revan pun melihat ke arah tempat tidur Elara, dan betapa terkejutnya dia ketika ia tidak melihat siapapun di atas kasur.

"Loh!! Elara mana!!!" teriaknya yang panik dan langsung mencari Elara.

"El!!" teriak Revan yang masih di dalam ruangan.

Revan pun memeriksa di bawah tempat tidur, namun ia tetap tidak bisa menemukan Elara.

Karena panik ia langsung mengelilingi ruangan dan membuka setiap gorden yang ada di dalam ruangan. Namun sayangnya hasilnya nihil

Revan pun menoleh ke arah WC. "Jangan-jangan!!" ujarnya lalu mencoba mengetuk pintu WC.

Tok tok tok

"El!! Lo di dalem?

Tok tok tok

"El!!"

Karena tidak mendapat jawaban, Revan pun mendobrak pintu WC karena takut Elara terjatuh di dalamnya.

Brukk

Brukk

Bruuakkk

Pintu WC itu pun terbuka. Revan menatap semua sudut di dalam WC berharap ia menemukan Elara. Namun sayangnya ia sama sekali tidak menemukan Elara.

"El!! Lo di mana sih!!" teriaknya yang hampir putus asa.

"Van???" panggil Elara yang mengangetkan Revan.

"El!!!" teriak Revan.

"Lo kemana aja sih?"

"Lo bikin gue khawatir tau nggak!!" bentak Revan yang masih panik.

Bukannya minta maaf, Elara malah melakukan hal yang tidak di duga oleh Revan.

"Ciee!! Ciee!!" ledek Elara yang membuat Revan semakin benci dengannya. "Van!! Lo khawatir sama gue?" tanya Elara yang mencubit hidung Revan.

Revan yang kesal hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya.

Elara meraih tangan Revan. "Thanks ya Van! Lo udah khawatir sama gue."

"Gak usah ge-er!!"

"Gini yah! Kalo lo sampe kenapa-napa, Siapa yang susah? Siapa yang di salahin?"

"Pasti gue kan?"

Elara hanya tersenyum mendengar ucapan Revan. Walaupun Revan berbicara seperti itu namun Elara tetap merasa bahagia. Entahlah Elara selalu merasa aman jika di dekat Revan.

"Iya-iya, Van." Elara kemudian menarik tangan Revan.

"Lo pasti capek kan?" tanya Elara dengan lembut."Sekarang Lo istirahat dulu. Jangan mikirin gue terus! Lagian gue Sore ini gue di izinin pulang. Dannnn ... Gue besok sekolah."

Elara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang