Part 03. keluarga harmonis

80 35 59
                                    

Persahabatan yang di mulai dengan dendam adalah persahabatan yang akan hancur dan menjadi kenangan yang pahit

Persahabatan yang di mulai dengan dendam adalah persahabatan yang akan hancur dan menjadi kenangan yang pahit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Elara keluar kamar dengan menggunakan seragam sekolah yang rapih.

"El!!" panggil Mama Elara yang menyiapkan sarapan pagi bersama bibi.

Elara pun menutup pintu dan menoleh mamanya. "Pagi mah!" ucapnya dengan senyuman yang manis.

"Pagi sayang." Memeluk Elara dengan erat.

Pelukan itu tidak berlangsung lama. Hanya beberapa detik lalu mereka melepaskan nya. "El!! Kamu ngapain pake seragam sekolah?" tanya Mama Elara.

"Elara mau sekolah mah!" jawabnya yang meletakkan tas di samping kursinya.

"Yakin?"

"Emm." Elara menganggukkan kepalanya.

"Ku Rasa Ku sedang di mabuk cinta aa ...." Elana berjalan sambil bernyanyi menuju ruang makan.

Suaranya yang indah bagaikan kerupuk yang di makan. Sangking indahnya, Elara menutup kedua telinganya itu menggunakan tangan.

"Dek!!"

"Apa sih kak!!" tanya Elana yang tanpa dosa duduk di samping Elara.

"Suara kamu kayak kaleng bekas yang di seret pake tali," cibir Elara.

"Telinga kakak aja yang salah. Orang suara aku mirip sama Raisa."

"Wah!! Ini pencemaran suara namanya."

Papa Elara datang dengan seorang pria dan melerai keduanya. "Sudah, sudah. Perihal suara aja di ributin."

Elara tidak melihat ke arah Papanya itu. Ia melihat ke arah adiknya yang sangat cerewet. Elara pun menyadari kejanggalan yang ada di hatinya. Ia ingin bertanya namun ia tidak tau harus mulai dari mana.

"Bismillahirrahmanirrahim." Batin Elara.

"Pah!! Nama papa siapa?" tanya Elara yang sontak membuat papa, mama dan adiknya kaget.

"N--ama p-pa-pa?" tanyanya.

"Kan aku amnesia. Hehehehe!" ujar Elara cengengesan.

Papa Elara menghela nafas dan malah menyuruh seseorang yang ada di belakang Elara untuk duduk. Seseorang itu sedari tadi di belakang Elara namun, Elara tidak menyadari nya.

"Duduk aja jangan malu-malu."

Mendengar ucapan Papanya itu Elara Melotot dan pelan-pelan menoleh ke arah belakang nya.

"Lo ngapain di sini??" tanya Elara yang kaget melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Kak Revan duduk di sini aja. Jangan di deket kak Elara, nanti kakak di gigit."

Elara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang