Tidak menjawab, awalnya Jasmine pura-pura tidur akhirnya benar-benar tertidur. Gerald yang melihat itu jadi gemas sendiri.
Sejujurnya, Gerald tidak sedatar dan sedingin yang dilihat orang-orang. Dia hanya menunjukkan itu pada orang yang tepat. Dulu, dia tidak tahu bahwa Jasmine memiliki waktu yang sangat sulit dan mempunyai beban yang berat.
Karena Jasmine tidak pernah menunjukkannya. Setiap tersandung skandal dia masih sanggup berbelanja, liburan seolah tidak terjadi apa pun.
Namun, sekarang Gerald paham. Jasmine melakukan itu untuk menghibur dirinya sendiri sebab tak ada siapa pun yang menghiburnya.
Tentu saja dia merasa bersalah. Sebagai orang terdekat, harusnya Gerald tahu kondisi Jasmine. Tapi terkadang, orang terdekat adalah yang paling tidak mengerti.
Tertidur hingga terbangun tengah malam. Gerald masih betah terjaga. Terbangun dengan kepala sedikit pegal, Jasmine menguap tanpa sadar masih ada pria itu di dekatnya.
"Loh?!"
Gerald hanya tersenyum jahil. Dia mengacak-acak puncak kepala Jasmine gemas. "Kenapa bangun?"
Buru-buru Jasmine menjauh. "Keluar sana!" usirnya.
Gerald menggeleng pertanda tidak mau. "Enakan di sini. Melihatmu tidur, aku siap terjaga."
Jasmine berdecak. "Gombalan tidak berkelas. Sudahlah, aku mau mandi!"
Beranjak dari tempatnya berdiri menuju kamar mandi. Lupa tadi dia belum membersihkan diri, bahkan riasannya masih melekat di wajah. Dia sangat menyesali kecerobohannya itu.
Gerald membuka laptop, mencoba mencari berita tentang Jasmine. Rahangnya sontak mengeras, banyak sekali orang-orang yang mengirimkan komentar kebencian bahkan berita palsu yang sama sekali tidak benar. Bila melihat ini, Jasmine pasti akan sedih.
Karena itu, Gerald berinisiatif untuk menyembunyikan ponsel wanita itu. Kemudian menghubungi rekannya, meminta agar artikel sampah itu segera di hapus dan dikenakan denda.
Omong-omong soal Ten, dia sudah dipecat dan posisinya akan digantikan oleh Gerald sendiri. Mengingat Damian sudah kembali dan pria itu beralih menjadi pemegang saham tertinggi. Karena siapa pun juga tahu, kekayaan Damian luar biasa.
Selesai membersihkan diri, Jasmine keluar. Aroma mawar yang segar begitu sopan masuk ke indera penciuman Gerald. Dia terlihat hanya memakai piyama saja, tetapi berbeda dari yang waktu itu sangat nerawang dan pendek. Sekarang panjang.
Jasmine memandang Gerald sambil berkacak pinggang. "Kenapa kau masih di sini? Kau harus tidur di kamarmu!"
Gerald menggelengkan kepalanya. "Tidak mau."
Jasmine mendekat, menarik tangan Gerald ingin menyeretnya paksa keluar. Namun, tidak semudah yang dia kira. Pria itu masih tetap bertahan pada posisinya.
Sampai Gerald menyentak Jasmine dan dialah yang terjatuh di atas tubuhnya. Gerald tersenyum penuh kemenangan. "Malam ini, kita tidur bareng."
Jasmine hendak berontak tapi sial tenaga Gerald jauh lebih kuat. Dia kalah, dan akhirnya pasrah saja tidur dengannya.
"Kalau kau macam-macam, aku pukul!"
"Kenapa? Bukannya dulu kau menyukaiku?"
Benar juga. Tapi entah mengapa Jasmine malah ingin menjauhinya. Mungkin karena status Gerald yang sudah terbongkar. Dia adalah kakak angkatnya sendiri.
"Jangan membahas yang dulu-dulu. Pokoknya awas aja kalau kau melewati batas ... aku potong juniormu!"ancan Jasmine penuh kemenangan.
Padahal, sih, dia tidak punya keberanian. Hanya asal bicara saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDALOUS MODEL!
RomanceWhen she have a crush on her Manager. [SHORT STORY] Romance#5