Chapter 5

4.1K 511 10
                                    

Karina menarik napasnya lalu membuangnya perlahan, baru saja ia ingin membuka pintu toilet, tetapi tangannya reflek berhenti saat beberapa cewek masuk ke dalam toilet dan membicarakan salah satu orang yang di sayang nya, Gibran.

"Iya, sumpah lo tau gak kalo si Gibran tuh katanya ngincer adek kelas kita!" seru seorang cewek membuka pembicaraan.

Karina kenal betul suara cewek itu, Yura namanya. Lagi pula, siapa sih yang gak kenal Yura dan kedua temannya itu?

Yura, Ica dan Amanda adalah cewek-cewek paling cantik di sekolah, sebut saja mereka 'pretty savage' ya, itu lah nama gang mereka. Tak seperti wajah mereka yang cantik, hobi mereka adalah melakukan keburukan, melabrak adik kelas yang bahkan tak melakukan kesalahan apapun misalnya.

"Adik kelas? S-siapa? Gue?" pikir Karina sedikit percaya diri.

Amanda teman Yura menyaut. "Si Karina yang pinter itu? Yang anak paskib kan?"

"Oh My God Amanda! Lo selama ini kemana aja? Ya jelas bukan lah!" celetuk Ica.

"Ya terus siapa dong?" tanya Amanda penasaran.

"Itu loh, si Sherin anak IPA, yang ekskul PMR itu loh!"

Karina mematung di tempat. Sherin? Mengapa selama ini Gibran tak pernah cerita sedikitpun tentang Sherin padanya? Dan, kenapa harus Sherin?

"Hah seriusan lo? Wah gila sih!" Amanda heboh.

Ica mengangguk yakin. "Sumpah, tadi gue liat si Gibran tuh ngasih makanan gitu ke Sherin, gila so sweet banget gak sih si Gibran!"

"Ya iya lah, mantan gebetan gue tuh," sambung Yura bangga.

"Cia elah, mantan gebetan doang bangga," celetuk Amanda.

"Ih, sirik aja lo sama gue," balas Yura.

"Udah-udah, yuk cabs!" ajak Ica.

Satu persatu dari mereka keluar dari toilet, entah perasaan apa yang dirasakan Karina sekarang, ada rasa kecewa, kesal dan sedih. Namun, siapa dia? Bukannya Ia dan Gibran hanya sebatas adik dan kakak kelas saja?

Ia jelas tak berhak untuk sakit hati, tetapi apa boleh buat, perasaan tak bisa di atur, tanpa sadar air matanya menetes perlahan.

Ah, tapi Karina tidak boleh cengeng, lebih baik ia kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

***

Mata pelajaran kali ini adalah mata pelajaran favorit Giselle, ia mengerjakan latihan soal dengan senang. Sesekali ia menengok ke arah teman sebangkunya yang sekaligus sahabatnya dari kelas satu SMP itu. Tak biasanya Karina murung seperti ini, apalagi ini kan masih pagi.

Giselle menyenggol Karina pelan. "Oi, begadang sampe jam berapa lo? Liat tuh udah kayak mata panda mata lo, hahaha!" Ia berusaha menghibur Karina dengan lawakan garing nya.

Karina tak meresponnya.

"Iya iya maaf, kemaren emang gue yang save kontak Jeno tanpa sepengetahuan lo, udah dong jangan ngambek lagi, please! Nanti gue traktir lo deh di kantin," rayu Giselle.

Karina sedikit tertawa, aneh rasanya jika kecewa dengan siapa, tapi malah sahabatnya yang satu ini yang kena imbasnya.

"Sebenarnya bukan karena itu sih, tapi..." Karina menggantungkan ucapannya. "Nanti aja deh. Yang penting traktiran tetep jadi ya!"

180 DEGREES : Jeno X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang