'Kring... Kring...'Bel pulang telah berbunyi, Karina membereskan buku nya lalu memasukan buku itu ke dalam tas nya yang berwarna biru dongker.
"Abis ini gue main ke rumah lo ya, Rin!" kata Giselle bersemangat.
Karina mengangguk setuju. "Ay-"
'Ting!'
Karina melihat notif dati ponselnya, siapa lagi yang mengirim pesan jika bukan Jeno?
Jeno : cepetan
"Ish!" Karina kesal, Jeno ini sungguh merepotkan.
Giselle mengerutkan dahinya heran. "Hah? Ay ting? Ayu ting ting?" tanyanya.
"Ting itu suara notif gue dodol!"
"Santai dong ngab, gue gak maksa kok, lagian lu ngomongnya setengah-setengah," balas Giselle
Karina tersenyum kikuk. "Hehe, sorry Selle. Tadi nya mah gas aja, tapi sekarang ada urusan sama orang gak waras."
"Wait, sejak kapan lo temenan sama orang gila?"
"Y-ya gak gitu juga Selle, gak waras aja gitu, gak sampe gila.."
Giselle menganggukkan kepalanya. "Yaudah, ikut dong! Nanti kalo lo di apa-apain sama orang gila nya gimana? Mau ngomong apa gue ke nyokap lo."
Bukannya merespon Giselle, Karina justru malah salah fokus melihat Jeno yang berdiri di depan pintu kelas.
"Ih, di kacangin gue. Liatin apaan sih lo? Setan?" tanya Giselle heran.
"Ya.. sebelas dua belas sih, gue duluan ya Selle, dadah!"
Karina yang melihat Jeno sudah pergi terlebih dahulu pun segera keluar kelas dan mengejarnya hingga rooftop.
Sesampainya di rooftop, Karina mengatur napasnya yang tak beraturan, berbeda dengan Jeno yang dari tadi sudah menunggu Karina.
"Lambat banget," Jeno membuka pembicaraan.
"Lo yang kecepetan!" sewot Karina yang tak terima di bilang lambat.
Jeno tersenyum tipis. "Mau ini gak?" Ia mengeluarkan kartu pelajar yang bukan miliknya itu dari saku baju nya.
Karina mendekat pada Jeno untuk mengambil hak miliknya itu. Tapi tunggu, mengapa rooftop sepi begini? Biasanya kan ada beberapa orang yang kesini untuk menghirup udara segar.
"Ada syaratnya."
Jeno mendekatkan wajahnya dan menyelipkan rambut Karina di belakang telinga dengan lembut.
Jantung Karina berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia menepis tangan Jeno kasar dan mundur beberapa langkah.
"Lo mau ngapain?!" tanyanya gugup.
"Gerah." Jeno membuka satu kancingnya di bagian atas.
"Jangan macem-macem lo! Balikin kartu pelajar gue cepetan!" Karina sedikit mengeraskan suaranya.
Bukannya melakukan apa yang Karina minta, Jeno malah tertawa kecil melihat ekspresi Karina yang sedang gugup.
"Gue gak akan mecem-macem sama lo kali, dan gue juga gak akan nyentuh lo tanpa izin."
Karina membuang napas lega. "Halah, udah cepetan balikin kartu pelajar gue, gue gak punya banyak waktu."
"Hmm... sama sih gua juga sibuk, tapi apa sih yang engga buat lo," goda Jeno bercanda.
"Apaan sih, garing! Balikin cepetan!"
Jeno mengangguk. "Oke, tapi ada syaratnya."
"Apaan? Cepetan bilang, gak usah bertele-tele."
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DEGREES : Jeno X Karina
FanficKarina Liana Maureen, seorang cewek biasa yang akrab di sapa Karina itu awalnya hidupnya damai-damai saja, namun siapa sangka jika emosi nya di saat PMS membuatnya berurusan dengan cowok idaman para siswi di Sekolah. Jeno Abian Alvaro, parasnya yang...