Chapter 7

3.6K 462 13
                                    

Karina terduduk di kursi meja belajar yang menjadi tempat favoritnya itu setelah kasur. Seperti biasa, ia sedang belajar. Namun, berbeda dari biasanya, ia sedang tidak fokus sekarang. Ia mengalihkan pandangannya ke Giselle yang sedang asik bermain game di kasurnya.

"Selle!" panggil Karina dengan suara pelan.

"Apaan?" sahut Giselle sembari menggerakkan kedua tangannya di atas permukaan layar ponsel.

Karina menutup buku pelajarannya lalu duduk di sebelah Giselle yang sedang fokus bermain game itu. Ia iseng saja memencet salah satu tombol yang ia sama sekali tak mengerti apa fungsinya.

"Ih, kok lo pencet sih Rin!" sewot Giselle.

"Hehehe, sorry sengaja wle!" bukannya meminta maaf Karina justru malah meledek Giselle yang sedang sewot itu.

Giselle memasang muka kesalnya. "Ah, elo mah!"

"Lagian game terus, awas mata lo nambah loh minus nya nanti," kata Karina sedikit menasihati.

"Ah ngomel aja lo kayak emak gue," balas Giselle tak mendengarkan. "Lagian ada apa sih?"

"Mmm... gapapa sih, cuma ada yang mau gue tanyain aja sama lo."

Giselle mengangguk. "Bentar-bentar, ini bentar lagi selesai kok."

Sambil menunggu Giselle yang sedang bermain game, lebih baik Karina scroll aplikasi instagram saja sambil stalk akun doi.

"Udah nih, mau nanya apaan lo?" tanya Giselle sembari meletakkan ponsel nya di meja.

"Mmm... mau tanya soal Kak Gibran sama Jeno aja sih, cuma penasaran aja, hehe."

Giselle menganggukkan kepalanya mengerti. "Ooh, kalo masalah itu jangan tanya ke gue lah, gue kan bukan emaknya."

"Yee lo mah gitu!" balas Karina sedikit kecewa. "Eh, tapi ada benernya juga sih."

"Lagian lo penasaran banget kayaknya, jadi lo pilih yang mana nih? Jeno atau Gibran?" Giselle menaikkan kedua alisnya terus menerus untuk meledek sahabatnya itu.

Karina memukul pundak Giselle pelan. "Gak dua-duanya."

"Dih, kalo gue jadi lo mah, selama masih bisa pilih dua kenapa harus pilih satu, apalagi sampe gak pilih dua-dua nya, rugi dunia akhirat." Giselle berkata jujur.

"Yee, itu mah lo aja kali!" seru Karina.

Giselle melihat buku Karina yang tertutup. "Di tutup tuh bukunya? Tumben. Emang lo gak mau dapet nilai lebih tinggi dari Jeno? Katanya mau battle. Kalo kalah, malu loh!"

"Oh, atau jangan-jangan lu mau kalah biar-" baru saja Giselle ingin berprasangka, tetapi Karina segera memotong ucapannya itu.

"Jangan mikir aneh-aneh deh. Mm... sebenernya gue cuma penasaran aja sih sama Jeno dan temen-temennya." Karina sedikit ragu.

Giselle tak menyangka, tangannya menghitung sesuatu. "Yaampun Rin, ini hari ketiga setelah lo nampar Jeno kan?"

Karina mengerutkan dahinya heran. "Iya kali, buat apa juga ngitungin, gak penting."

"Wow! muka Jeno berhasil runtuhin hati lo yang beku ternyata," kata Giselle sedikit terkejut.

"Apaan sih lo, kenapa jadi bawa-bawa hati gue?"

Giselle berdiri dari kasur yang empuk itu. "Ya iya lah, kalo lo udah penasaran gitu ya berarti lo udah tertarik sama dia, dan itu adalah step awal dari jatuh cinta."

"Jangan melenceng deh, gak akan kalo soal itu mah. Gue cuma penasaran doang, gak lebih." Bantah Karina yakin.

"Okay, fine. Mau mulai dari mana?" tanya Giselle seolah-olah ia tahu banyak hal tentang itu.

180 DEGREES : Jeno X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang