Satu

25 2 0
                                    

Jangan nunggu yang gak pasti bestie, mending baca ini dulu, cuaksss..

***

Menurut Razan Eeza Nathama semua kesalahan bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan. Razan sangat benci jika harus mengulang cerita yang sama seperti yang ayahnya alami dulu. Memang salah apa ia sampai harus tersakiti oleh orang yang sangat ia sayang untuk kedua kalinya?

Entah dosa apa yang telah diperbuat hingga ia merasakan sendiri bagaimana sakitnya dihianati oleh orang yang paling ia percaya, sebelum semuanya terjadi. Gadis yang selalu menyemangati dan bersikap manis itu mendua dengan mudahnya. Apakah tidak terlintas dipikirannya bahwa Razan akan sangat amat terluka?

"Lo tau apa yang paling menjijikkan?" Razan menatap gadis didepannya kecewa. "Jawabannya ada dikata pertama."

Setelah mengatakan kalimat menyakitkan itu Razan langsung meninggalkan gadisnya sendirian di lorong gelap yang sangat minim pencahayaan.

Edrea Letta namanya. Gadis yang tengah melamun dengan segala pikiran buruk yang menghantuinya. Bagaimana ini bisa terjadi? Secepat ini semuanya berubah. Letta telah menyia-nyiakan kepercayaan lelaki yang ia sayang.

"Maaf." Hanya kata itu yang bisa ia ucap sekarang. Kenapa keadaan harus berubah menjadi serumit ini?

"Letta?"

Letta menoleh, lalu bergerak mundur menjauhi sosok yang memanggilnya tadi. Ia menggelengkan kepala seolah berkata 'jangan mendekat'. Tapi bukannya berhenti melangkah lelaki itu malah semakin maju mendekati Letta yang sedang ketakutan.

"Lo kenapa? Apa ada yang nyakitin lo? Siapa orangnya, bilang sama gue?!"

"Jangan deketin gue!"

"Kenapa?"

"Gue mohon jauhin gue!" Letta meloloskan dirinya dari kekangan lelaki itu. Lalu berlari keluar dari gedung berisik yang sangat Letta benci dari saat pertama kali ayahnya membawa ia kesana.

***

Setelah kejadian semalam Letta bercerita perihal hancurnya hubungan antara dirinya dengan Razan kepada Aira, teman kecil sekaligus teman satu mejanya dikelas.

"Lo kenapa gak coba cerita jujur aja sih Ta?"

"Gue maunya juga gitu Ra, tapi ini soal ayah. Lo tau kan Razan bisa segila apa nantinya kalo dia tau semuanya?" Letta menerawang kejadian 6 bulan lalu dimana Razan dengan nekatnya berani melukai siapapun yang mengganggu ketenangan hidupnya. "Gue pikir gue bisa ngatasin ini sendirian."

"Bukan Razan yang bakal gila, tapi lo."

"Kok lo ngomongnya gitu sih Ra?"

"Letta, masalah sebesar ini mau lo tanggung sendirian? akal sehat lo dimana? Lo itu perempuan Leta, lo juga gak lupa kan lagi berurusan sama siapa? Oke kalo lo gak mau gue ikut campur karena lo takut nama gue bakal ke seret-seret nantinya, gue masih bisa terima. Tapi ini, Razan itu pacar lo. Dengan lo tau dia bakal ngelakuin apapun demi lo, lo harus cerita soal ini sama dia. Biar dia bisa bantu lo Letta."

"Andai segampang itu Ra." Leta mengusap wajahnya gusar.

"Razan bakal putusin gue gak ya Ra?"

Aira menghela nafas panjang. "Gue gak tau Ta, tapi kayaknya dia kecewa banget sama lo."

Letta melamun. Pikirannya tertuju pada lelaki yang menyandang status sebagai pacarnya kurang lebih dari tujuh bulan lalu. Tidak ada dalam rencananya jika Razan harus lebih dulu tahu soal masalah ayahnya. Letta tidak mau jika nantinya Razan yang akan menanggung semuanya mengingat Nandar, ayah Letta adalah seorang yang sangat maruk dan egois, yang ingin kaya dan memiliki banyak harta tapi tidak mau berusaha dan ingin menghasilkannya dengan instan lewat anak gadis semata wayangnya.

LOSING USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang