Chapter 2

65.6K 5.8K 36
                                    

Jangan lupa like comment dan follow akunku ya ges Hehe

Enjoyy...

*-*-*

"Kau harus datang ke hotel Gold nanti malam. Awas saja kau tidak datang. Aku tidak peduli lagi denganmu" ucap Mom sambil menata bajunya ke dalam koper.

Hari ini Mom akan pindah ke rumah kekasihnya itu. Hal ini bukanlah pertama kalinya Mom seperti ini. Sudah sering kali Mom pulang pergi setelah diputuskan kekasihnya.

Namun saat ini pikiran Zira sedang bercabang. Jika biasanya Zira akan masa bodoh dengan semua ini karena Mom tau tempat kembali.

Tetapi sekarang tidak lagi. Rumah ini sudah beralih tangan dan bagaimana jika Mom membutuhkan tempat berpulang. Zira tidak pernah menganggap Mom seperti Ibunya.

Melainkan Zira menganggap Ibunya seperti teman satu rumah. Ibunya itu juga tidak mau dianggap seperti seorang Ibu-ibu. Begitu berbeda kehidupan Zira dengan orang lainnya.

"Jaga diri baik-baik, Mom" ucap Zira ketika Mom menurunkan kopernya yang sudah rapih ke lantai.

Perempuan itu menatap Zira dengan tatapan yang bagi Zira terlihat berbeda. Zira memaksakan senyuman kecil untuk Ibunya itu.

"Untuk pertama kalinya aku merasa kau itu anakku" Gumam Mom yang membuat Zira mau tidak mau tertawa.

Zira mengambil koper Mom dan membantu membawakan koper tersebut hingga ke lantai bawah. Ternyata seorang pria dengan setelah formalnya sudah berdiri memenuhi ruang tamu rumah kecilnya.

Mom terlihat tersenyum manis dan sedikit berlari mendekati pria itu. Tidak hanya itu mereka berdua berciuman satu sama lain yang membuat Zira mengalihkan pandangan matanya.

Zira tidak tau bagaimana percintaan orang tua, pikirnya

Setelah mereka berdua selesai. Mom melepaskan pelukannya dan membalikkan badan menghadap Zira.

Pria itu menatap Zira sebelum ikut mengalihkan pandangan matanya. Jika tidak salah mengartikan Zira merasa jika pria itu merasa canggung ?

Entahlah mungkin itu hanya karena pertemuan pertama mereka. Lagian Zira juga tidak peduli tentang hal itu. Pria itu adalah kekasih Mom bukan kekasihnya jadi masa bodoh saja.

"Jika sangat penting hubungi nomerku" ucap Mom yang membuat Zira menganggukkan kepalanya kikuk.

"Mari kita berangkat" suara pria itu akhirnya terdengar.

Pria itu berjalan mendekat untuk mengambil koper Mom yang masih di pegang Zira sejak tadi tanpa sadar.

Ketika pria itu mengambil koper tersebut Zira melihat jika pria itu memberikan anggukan kecil kepada Zira.

Hal itu membuat Zira ikut menganggukkan kepalanya dengan kaku.

Mom berjalan mendekat dan memeluk Zira. Dengan refleks Zira membalas pelukan Mom dan memejamkan matanya menikmati momen yang jarang sekali terjadi.

"Kami pergi" ucap Mom yang dibalas angukkan Zira dan mengantarkan kedua orang itu menghilang dari halaman rumah

Zira tetap berdiri walaupun mobil kekasih Mom sudah menghilang dan tak terlihat lagi.

Entah kenapa Zira merasa jika Kekasih Mom bukanlah orang biasa. Darimana Mom bisa mengenal pria itu.

Zira bukan orang bodoh yang tidak perbedaan orang penting dan orang biasa seperti dirinya.

Tetapi Zira menggelengkan kepalanya. Zira hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Mom.

Yeah itu benar...

Detik ( Baca Di Dreame )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang