Chapter 5

254 40 7
                                    

Author's PoV

Saat keenam elemental selesai menghajar Solar, mereka memutuskan untuk pulang kerumah atok mereka. Sementara Yaya, Ying, Fang dan Gopal sudah pulang sejak tadi.

Sesampainya dirumah, para elemental segera rebahan santuy di ruang tamu. Minus Solar, sebab dia harus mengobati lukanya dulu. Baru setelah itu ia bisa rebahan santuy sambil memainkan ponselnya.

"Emm.. rasanya ada yang kurang la." Ujar Thorn sambil manggut manggut.

"Ha'ah. Tapi apa eh?" sahut Gempa pelan.

Merekapun berusaha mengingat..

"Ochobot? tak lah.. Ochobot kan memang kena jaga kedai." -Taufan.

"Atok dah balik, jadi bukan atok." -Blaze.

"kawan kawan dah balik. Jadi apa?" -Solar.

"Daisy dah Thorn siram tadi." -Thorn

"Ice ada, tak tertinggal" -Ice.

Sejenak, semua menatap Ice dengan pandangan datar.

"Hmnn.. apa eh? jam kuasa kita pun tak tertinggal.." Ujar Gempa heran. "Apa yang lagi penting dari.. jam kuasa?" sambungnya.

Tiba tiba, Halilintar menjentikkan jarinya. Lalu segera berlari dengan kekuatan kilatnya dari sana.

"Kenapa Hali tu?" Ujar Gempa bingung.

"Ha! aku tahu! (n/k) tertinggal kat sana lah!" -Taufan.

Hening.

Lalu didetik selanjutnya, mereka segera bergegas menuju kedai Tok Aba. Berlomba lomba sampai sana duluan.

"Gerakan Cahaya!" -Solar

"Patutlah Hali tiba tiba pergi tadi! Hoverboard Taufan! Hiyaa!!" -Taufan

"Awan Ice.." -Ice.

"Hey! mana boleh guna kuasa!" -Gempa.

"Woi bangsad! curang ih!!" -Blaze

"Wiii.. akar menjalar.. Wahahaha seronoknya!" -Thorn

"Thorn! jangan berayun ayun kat akar macam tu! nanti jatuh!" -Gempa.

Di kedai Tok Aba, mereka melihat Halilintar yang sedang duduk di depan kokotiam. Solar segera menghampirinya, disusul Taufan, Ice Thorn, Blaze dan terakhir Gempa.

"Ahh.. sampaipun!" -Blaze.

"Hosh.. penat.. nyaa.." -Gempa.

"Mana (n/k) ?" -Solar.

Halilintar menggedikkan bahunya tanda tak tahu.

"Hei, jangan gurau la! kau sembunyikan dia kat mana huh?!" -Taufan

"(n/k)? (ennn/kaaaa..?)" -Thorn.

"Sia sia je aku cepat sampai." -Ice.

Taufan menggoyang goyangkan tubuh Halilintar sekuat tenaga. Membuat Halilintar pusing tujuh keliling. Lalu, ia segera berlari menuju semak semak dan muntah disana.

"Hoeeekk!!" -Halilintar.

"Eww.. jijay." -Solar.

"Hali muntah yaw?" Ujar (n/k) yang tiba tiba nongol di belakang mereka. Membuat mereka sangat terkejut, bahkan Taufan dan Blaze yang sedang duduk langsung melompat dari tempat duduknya dan membentur atap.

"Adeehh.." -Taufan&Blaze

"Kau habis darimana (n/k) ?"- Ice

"Ah.. hantar koko kat rumah nenek Ying tadi.. Tehee~." -(n/k)

"Fyuhh.. ingatkan sweety hilang tadi." - Gempa.

"Sweety? siapa sweety?" Tanya (n/k) dengan wajah innocent. Gempa yang sadar bahwa dirinya keceplosan langsung menutup mulutnya. Wajahnya berubah merah seperti kepiting rebus.

"Aaa.. itu... sweety itu..." Gempa berbicara tergagap gagap karena malu. (n/k) hanya menatapnya bingung dan penasaran.

"Aaa itu... bu-bukan siapa siapa." Gempa menutup wajahnya dengan telapak tangan. Lalu membalikkan badannya.

"Emm.. okay. Kalau macam tu, jom pergi rumah atok." Ajak (n/k) lalu tersenyum. Para elemental yang melihatnya merona, minus Gempa yang membalikkan tubuhnya dan Halilintar yang masih berada di semak semak.

"Jom!"

"Ee.. kejap. Kita tunggu Hali dulu!"

##

"Jadi.. macam mana? idea aku bagus ke tak?!" Tanya (n/k).

"Bagus. Tapi.. tak pa kah Halilintar jadi yang paling tua?" -Gempa.

"Aku sih yes aja." -Halilintar.

"Nah.. jadi sepakat ye. Halilintar paling tua, lepastu Taufan, Gempa, Blaze, Ice, Thorn dan terakhir Solar." -(n/k).

"Kenapa aku mesti jadi yang terakhir?" -Solar.

"Sebab kau yang terakhir keluar dulu. Nah.. cepat panggil aku abang~" -Blaze.

"Ck, tak nak!" -Solar

"Abang Haa.. liii~" -Taufan.

"Hey, aku rasa nak muntah dengar suara kau tau tak?!" -Halilintar.

"Biar lah.." -Taufan

"Abang Gem, nanti malam kita makan apa?" -Ice.

"Mmm.. tak tau. Thorn nak makan apa?"

"Thorn nak makan sayur, boleeeh??" -Thorn.

"Boleh je."

"Iii sayur, Huwekk.." -Ice.

"Oh ya (n/k), aku ada nak cakap sesuatu kat kau!" -Taufan.

"Eh, apa tu?" -(n/k)

"Aku suka kat-hmphhh"

Sebelum ucapan Taufan selesai, Halilintar segera membekap mulut Taufan. Lalu Thorn mengikat Taufan atas perintah Gempa. (n/k) hanya menatap bingung para elemental.

"Hampir je." bisik Hali sambil menatap Taufan tajam.

"Ck, budak ni memang nak kena punya!" -Solar.

"Hempphass! (Lepas!)" -Taufan.

"Blaze, kau ajak (n/k) berbincang. Supaya dia tak bingung dengan tingkah kita." -Gempa.

"Wokeh bang!" -Blaze.

"Emm.. abang Taufan oke ke macam ni?" -Thorn.

"Oke, tenang je." -Ice.

Disaat mereka sedang memarahi Taufan, tiba tiba perkataan Blaze membuat mereka semua melotot kaget.

"A-aku suka (n/k)!" -Blaze.

Semua terdiam. Hanya terdengar suara angin yang berhembus dan menerbangkan rambut mereka.

Sebelum akhirnya keenam elemental lainnya segera menghampiri (n/k) dan Blaze.

"T-thorn pun suka (n/k)!" -Thorn

"(n/k) cantik, baik, Ice suka." -Ice

"Taufan pun suka (n/k)! (n/k) suka Taufan kan?!" -Taufan

"Hei bang Taufan. Mana boleh macam tu! Gempa pun suka (n/k)!" -Gempa

"Ntahnya! Solar pun suka (n/k)!" -Solar

"Aaaa.. Ha-hali.. ss-suka (n/k).. sangat."- Halilintar.

Blaze menatap (n/k) penuh semangat, Thorn menatap dengan mata besarnya yang imut, Ice menatap sambil tersenyum tipis, Taufan menatap dengan senyuman lebarnya, Gempa menatap gugup, Solar menatapnya penuh harap, dan Halilintar malah menutup matanya.

Para elemental itu terlihat merona. Begitupun (n/k). Bahkan Halilintar dan Gempa wajahnya sudah semerah tomat.

Ini.. sepertinya terlalu cepat. pikirmu.

"itu.. jadi..."

Author's PoV End

To be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boboiboy X Reader'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang