Prang
"Sudah ku bilang letakan saja makanannya di meja makan seperti biasanya! kenapa kau masih saja mebawanya ke sini? eoh!"Pekik jimin pada seokjin setelah melempar piring berisi makanan ke sembarang arah.
"Tapi jim, kau sedang sakit, hyung tidak tega kalau kau harus turun ke bawah hanya untuk makan. Jadi untuk hari ini, hyung suapi saja, ya?biar hyung ambilkan la"
"Sudah hentikan! memangnya siapa yang mau di suapin orang cacat sepertimu? pergi sana! aku tidak membutuhkanmu!" Usir jimin dengan emosi.
Seokjin menunduk dengan mata berkaca-kaca. ia menggigit bibir bawahnya dan menarik nafas panjang berusaha untuk tidak menangis.
"Hyung hanya ingin menyuapimu jim, karna hyung sayang padamu. lagian yang cacat itu kakiku bukan tanganku, kenapa kau begitu sangat membenciku?Aku juga tidak mau begi"
"Pergi! aku tidak mau mendengar apapun lagi dari mulutmu!" Usir jimin sedikit berteriak. Ia sangat muak melihat seokjin sampai membuang muka ke arah lain.
Seokjin menarik nafas panjang, lalu mengangguk. " Tidak apa-apa kalau kau tidak mau hyung suapi, tapi nanti tetap makan,ya! hyung akan bawakan lagi makanannya" Ujar seokjin dan pergi meninggalkan kamar jimin dengan berjalan pincang.
Jimin yang tadinya melihat ke arah lain kini beralih pada seokjin yang berjalan keluar kamarnya. air matanya menetes saat melihat seokjin yang berjalan dengan menyeret kaki kirinya.
"Tcih, memalukan" ucapnya dengan menghapus air matanya dengan cepat.
Seokjin berjalan ke dapur dengan menyeret kaki kirinya, ia menunduk dengan air mata yang jatuh saat teringat kembali semua ucapan jimin yang begitu menyakitkan
"Seandainya kau tau penyebab kakiku seperti ini, apa kau masih akan membenciku, jim?" gumamnya.
seokjin menghapus air matanya, lalu kembali mengambilkan makanan untuk jimin. setelahnya dengan berjalan pincang ia membawa makananya ke kamar jimin. Ia tak peduli walaupun harus di usir lagi.
"Jim, hyung bawakan makanan yang baru untukmu" ujarnya setelah masuk kamar.
Jimin tidak menjawab, ia hanya memperhatikan seokjin yang berjalan ke meja dan meletakan piring berisi makanan di sana.
"Makan yang banyak, ya. Setelah makan jangan lupa minum obat biar cepat sembuh. Hyung berangkat kerja dulu, kalau ada apa-apa kau bisa telfon hyung atau temanmu juga boleh. hyung tau, bagimu temanmu lebih berguna dari pada aku, kakakmu" ujarnya dan pergi karena jimin tak merespon apapun.
___________ ooo ____________
Seokjin bekerja sebagai tukang cuci mobil di hari biasa, namun saat di hari libur ia akan menjadi tukang parkir. dengan keadaannya yang seperti itu tidak sedikit orang yang memberinya uang lebih padanya. Terkadang seokjin bingung, apakah ia harus senang atau sedih? senang karena bisa mendapatkan uang, tapi sedih karena orang memberinya hanya karna kasihan.
"Hyung, makan dulu" Tawar yoongi pada seokjin yang masih saja sibuk mengelap mobi.
"Aku belum lapar, yoon. kau makan saja dulu"jawabnya dengan terus mengelap mobil.
"Jangan bohong hyung, kau belum makan seharian ini. jadi makan dulu! tadi aku beli makan untukmu juga" Yoongi memaksa karena seokjin memang belum makan.
Seokjin tersenyum mendengar perkataan yoongi. ia memang lapar, namun harus hemat karena harus membeli obat untuk jimin.
"Akhirnya selesai juga!"ucapnya dengan sedikit berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Jin Hyung ✅
FanfictionSaat terlambat menyadari kesalahan, maka hanya maaf yang akan terucap dalam tangis.