*kakak ini* awin menyodorkan kotak bekal kehadapan bright, dan bright menyodorkan sebuah helm kepada metawin yang dibterima dengan suka cita oleh si manis
*cepat naik, atau kita akan terlambat* sergah bright sesaat setelah menerima dan memasukan kotak bekal yang awin sodorkan beberapa saat lalu padanya, dan membuat yang lebih muda segera menududukan pantat nya di jok motor belakang milik bright
*sudahhhhh, ayok jalan* ucap nya dengan ceria
*berpegangan padaku, Atau kau akan jatuh* wanti bright pada bocah bongsor dibelakangnya, yang mana membuat metawin melingkarkan kedua tangan ya pada perut rata bright dengan sempurna
*jangan terlalu kencang, aku tidak bisa bernafas,win* protes bright
*kenapa kakak banyak sekali mengeluh pagi ini, bisakah kita jalan saja sekarang* jawab si manis yang kini tengah mencebikan bibirnya maju tanda dia sedang merajuk (ya tuhan gemes banget hueee) bright berdecih lalu melajukan kendaraan bermotornya membelah jalan ibukota menuju sekolah dimana mereka berdua akan menimba ilmu.
.
.
.
Setelah 15 menit berkendara keduanya tiba di pelataran parkiran sekolah yang kini terlihat sudah ramai dengan berbagai kendaraan yang terparkir rapih, bright memarkirkan motornya dengan apik lalu mematikan mesin motornya*cepat turun* titah bright
*sabarrrrrr, kenapa selalu membuatku untuk terburu-buru sih* kesal metawin yang kini sudah turun dari motor bright *kakak, pengait helm nya tidak bisa di buka lagi, bukan nya aku sudah bilang untuk kau perbaiki ini* keluh metawin yang kesulitan membuka pengait pada helm yang di gunakan nya
*aku belum sempat memperbaikinya win* kilah bright yang tangannya kini terulur untuk membantu si manis membuka pengait helm yang sudah berkarat dan sedikit sulit di buka itu
*kau selalu mengatakan itu sejak sebulan ini, apakah tingkat akhir sama sekali tidak punya banyak waktu bahkan hanya untuk memperbaiki hal seperti ini* metawin menyelesaikan kalimatnya berbarengan dengan bright yang sudah melepas helm dari kepala metawin
*baiklah maapkan aku, aku akan memperbaikinya saat kita pulang sekolah nanti, ok. Jadi berhenti merajuk dan ayok masuk kelas, bel masuk akan segera bunyi* bright menarik lengan metawin membawanya menuju kelas si manis.
*belajar yang rajin anak kecil* sesaat setelah sampai di depan kelas si manis, bright mengatakannya sambil mengusak surai coklat si manis, dan melenggang pergi ke arah kelasnya
*AKU BUKAN ANAK KECIL* teriak metawin pada bright yang tak terima dikatai anak kecil dan bright hanya melambaikan tangannya tanpa berbalik menghadap metawin yang masih berdiri di ambang pintu memperhatikan bright yang semakin menjauh.
.
.
.
.
.
.
*win, bunda masak rendang kamu anterin ke rumah bai yah, bai kan suka sama rendang buatan bunda* suara bunda meniterupsi ruangan tengah yang mana ada awin sedang merebahkan tubuhnya sambil menonton tayangan televisi*tapi kakak sedang tidak di rumah bunda, katanya hari ini sedang ada kerja kelompok. Dan sepertinya mama baifern juga belom kembali dari dinasnya di luar kota* jawab awin mengingat si kakak tingkatnya mengatakan pada nya bahwa dia akan mengerjakan kerja kelompok di rumah gunsmile sahabatnya, sesaat setelah dia menurunkan awin di depan rumahnya
*ya sudah nanti kamu antarkan kalo bai sudah pulang ya nak*
*iya bunda*
.
.
.
Sejak kembali dari sekolah metawin hanya merebahkan tubuhnya di sopa ruang tengah, malas untuk melakukan apapun, biasanya dia kan bermain bersama bright mungkin di bandingkan bermain lebih tapatnya metawin yang mengganggu bright tapi karna si kakak tetangga itu sedang tak di rumah alhasil metawin hanya berdiam diri di rumahnya, merasa bosan dengan tayangan televisi di hadapannya metawin mengambil handphone nya dan membuka fitur instagram dan melihat story yang di unggah gunsmile sahabat bright dan metawin melihat poto bright terpampang disana dan berbagai kertas yang berceceran dengan caption -hard work- dengan tag usn milik bright juga disana.
Metawin langsung keluar dari pitur instagram dan segera menekan tombol dial pada nomor telpon bright*ada apa win* beberapa saat setelah panggilan itu terhubung dan terdengar suara bariton bright menyapa gendang telinganya
*kakak, kakak sangat tampan, tampan sekali. Meski aku tau kakak selalu tampan* ucap metawin antusias
*apa maksud mu, metawin*
*aku melihat instastory kak gunsmile, kakak sangat tampan disana*
Terdengar kekehan dari bright di sebrang sana, entah apa yang membuatnya tertawa
*apa kau menyukainya?* tanya bright
*tentu saja, aku selalu menyukai kakak* jawab metawin terlampau semangat
*kalo begitu mau pacaran denganku, win?*
Metawin mengalami malfungsi pada setiap sarafnya, sebentar apa dia salah dengar? Benar kah baru saja bright mengajak nya untuk berpacaran? Benarkan bright baru saja mengajaknya untuk berPACARAN? Menjalin kasih?
*metawin, kau masih disana?* metawin tersadar dari keterkejutannya karna ajakan bright beberapa saat lalu
*apa kau sedang bercanda?* tanya metawin was was
*tidak, jadi apa kau mau jadi pacarku?* lagi bright mengatakan hal itu yang membuat metawin seketika berteriak girang. Oh tentu saja dia sangat kegirangan mengingat dia sangat menyukai si kakak tingkat di sekolahnya itu yang juga tetangga rumahnya
*TENTU SAJA AKU MAU, BAGAIMANA AKU BISA MENOLAK* jawab metawin kelewat antusia
*tapi hanya sampai tengah malam* kata-kata bright setelahnya membuat metawin seketika menghentikan aksi antusiasnya
*maksudmu??* tanya metawin
*berpacaran lah denganku sampai tengah malam nanti, win* jawab bright enteng
*BRENGSEK, kakak pikir ini cerita cinderella yang akan kembali seperti semula saat sudah tengah malam* teriak metawin lalu mematikan sambungan telepon nya dengan bright lalu melemparkan asal telepon genggamnya itu.
.
.
.
.
Sejak obrolannya dengan bright sore tadi metawin terus mengurung dirinya di kamar sampai terdengar beberapa ketukan di pintu nyaTok tok tok
*win, kakak boleh masuk?* itu suara bright, win sangat hapal dengan suara bariton itu, tapi metawin enggan menjawab.
Setelah beberapa saat terdengar suara pintu terbuka, yang membuat metawin semakin menenggelamkan tubuhnya pada selimut yang menutupi seluruh tubuhnya
Bright berjalan menghampiri ranjang tempat dimana metawin berbaring dengan terbungkus selimut sepenuhnya, bright mendudukkan dirinya di atas ranjang metawin
*metawin* bright memanggil nama si manis dengan lembut, namun tak ada jawaban *metawin, hey* lagi bright memanggil si manis yang masih betah membungkus tubuh rampingnya dengan selimut tebal itu.
*untuk apa kakak kesini? Aku tidak mau berpacaran dengan kakak jika hanya sampai tengah malam* cicit si manis dengan suaranya yg teredam
Bright tertawa renyah menanggapi kalimat yang baru saja keluar dari mulut si manis, metawin menyingkap selimut yang membungkusnya dan mendudukkan tubuhnya sempurna dihadapan bright, merasa kesal dengan respon bright yang malah tertawa itu
*apakah itu lucu untukmu* hardik metawin kesal pada bright yang masih saja tertawa
*benar, kau sangat lucu. Benar benar menggemaskan* jawab bright sembari tangannya mencubit pipi gembul metawin gemas
*KAKAK* teriak metawin geram. Yang mana menghentikan tawa bright lalu menatap metawin tepat di obsidian coklatnya
*maapkan kakak win, tadi kakak hanya menggoda mu. Tapi sekarang kakak akan bicara serius apa kau mau menjadi pacar kakak?* jemari bright terulur menggapai jemari ramping milik metawin untuk di genggamnya
*apakah hanya sampai tengah malam?* metawin bertanya dengan nada sarkas
Bright menggeleng, lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup singkat bibir sintal metawin. Yang mana membuat wajah metawin berubah menjadi memerah seperti kepiting rebus karena tersipu
*tidak, untuk sekarang dan untuk waktu yang lama sampai kakak siap meminang awin. Apa awin mau?* bright mengatakannya dengan nada yang sangat serius
Metawin tak sanggup menahan harunya, wajahnya berseri bahagia lalu memeluk bright dengan erat
*Mau, awin mau kak*.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brightwin One Shoot
Short StoryHanya sepenggal kisah manis dari penulis amatir tentang si lelaki gigi kelinci win metawin dan si kakak ganteng bright vachirawit Happy reading 💚💚💚