MIL 01

12.8K 851 99
                                    

Seorang pemuda berjalan menelusuri sebuah lorong dengan beberapa bodyguard yang mengekori di belakang, dari auranya dapat di rasakan jika pemuda itu sedang dalam suasana hati yang tak baik sebab sang adik yang pergi tanpa pamit.

Membuat pemuda itu berdecak akan tingkah adiknya yang begitu membangkang, tak mau menuruti perintahnya agar tetap di mansion, sedang dirinya sendiri tengah malas keluar mansion untuk mencari si pembangkang itu.

Ia menoleh ke samping, menatap salah satu bodyguard yang mengikutinya dalam diam. "Guanlin, cari dan seret bocah itu kembali, jika di perlukan, tembak saja kakinya" ucapnya tanpa beban, tak peduli sama sekali akan tatapan terkejut sang bodyguard selama beberapa detik akan titahnya barusan.

"Baik tuan"

Guanlin mengangguk patuh, membungkuk hormat kepada sang tuan seraya berbalik pergi meninggalkan barisan bersama dua orang bodyguard yang mengekori langkahnya.

Pemuda itu kembali melanjutkan langkahnya dengan sang tangan kanan yang siap sedia di dekatnya, berjalan menelusuri lorong mansion yang terkesan gelap dengan dinding berwarna hitam.

Langkahnya terhenti di depan sebuah pintu baja bercat hitam dengan lambang bunga mawar merah, terlihat begitu indah dengan dua bodyguard yang berjaga di kedua sisi pintu.

Ia melangkah masuk begitu pintu terbuka, melangkah begitu tenang menuruni tangga hingga membuat langkahnya menggema di dalam lorong yang sunyi.

Pemuda itu menikmati suara-suara indah yang mulai terdengar kala dirinya semakin turun, menciptakan nada indah dari teriakan kesakitan serta tangis dan raungan putus asa para tahanan di bawah sana, membuat seutas senyum miring menghiasi bibir tipisnya.

Kakinya menapaki lantai yang kotor kala dirinya sampai di anak tangga terakhir, tampak begitu gelap dengan cahaya yang berasal dari lampu yang berada di antara jeruji besi yang ada di samping kanan dan kirinya.

Kaki jenjangnya berjalan menuju satu sel yang ada di sebelah kirinya, hanya berjarak 6 sel dari tangga dan berisi seorang perempuan yang meringkuk di sudut ruangan dengan pakaian yang sedikit kotor sebab debu dan sebagainya.

"Jung Nara"

Suaranya menggema, mengalihkan atensi Nara yang ada di dalam sana.

Gadis itu mendongak menatap pemuda yang berdiri didepannya dengan tatapan terkejut.

Tidak menyangka akan kehadiran seseorang yang tak di sangkanya akan muncul di depan matanya.

"Cantik, aku suka, bawa dia ke tempat biasa"

"Baik tuan"

Pemuda itu berbalik pergi, membiarkan salah satu bodyguardnya membawa Nara dari sana.

Dirinya akan pergi mengurus beberapa hal sebelum kembali menemui Nara di kamar tamu, tentunya untuk bersenang-senang karna sejatinya ia adalah seorang laki-laki, yang memiliki kebutuhan biologis yang harus di tuntaskan.

Dan bermain ranjang dengan seorang perempuan bukanlah hal baru baginya, ia sudah biasa bermain dengan seorang jalang, tentunya yang masih perawan.

Mana sudi dirinya bermain dengan barang bekas, dia suka sesuatu yang baru dan akan selalu mendapatkan sesuatu yang baru.

Dan disinilah dirinya sekarang, duduk di pinggir ranjang dengan Nara yang bersimpuh di antara kedua kakinya yang terbuka.

Mafia in love - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang