MIL 12

4.3K 444 78
                                    

Sudah beberapa bulan setelah ledakan itu terjadi, pemerintah dan para bawahan Soobin sangat terpukul dengan kematian pemuda itu.

Tidak ada satu pun orang yang berani membahas tentang kejadian itu selama ini, semua tidak ingin mengingat kejadian pahit yang membuat mereka kehilangan sosok pemuda sekaligus keluarga dan teman itu.

Sedang di sebuah mansion yang begitu mewah nan megah, terdapat seorang pemuda hamil yang tengah menonton televisi dengan raut muka bosannya.

Dirinya sangat ingin keluar dari mansion yang bagaikan penjara ini, namun tidak ada yang memperbolehkannya keluar karna itu dapat membahayakan dirinya sendiri.

Ia tau akan hal itu, tapi tetap saja rasanya sangat menyebalkan ketika orang lain bisa pergi keluar rumah dengan bebas, tapi dirinya hanya bisa duduk diam di dalam rumah sembari menjaga kandungannya agar tetap sehat.

Pemuda itu mengerucutkan bibirnya dengan pipi gembilnya yang bergerak naik turun mengunyah cookies cokelat yang tengah ia makan, sedang sepasang mata bulatnya memindai sekitar yang terlihat ramai dengan para maid yang berlalu lalang mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Ia meraih ponselnya yang ia letakkan di atas meja, mulai mengetik sebuah kalimat yang tidak terlalu panjang dan mengirimkannya kepada sang suami yang tengah berada di luar, dan setelahnya menaruh kembali ponsel sembari memakan kembali cookies cokelatnya, mengabaikan senyum gemas para maid yang melihat kelakuan menggemaskan nyonya mereka itu.

Tidak heran kenapa tuan mereka sangat mencintai istrinya, nyonya mereka itu tidak hanya manis namun juga menggemaskan dengan pipi gembilnya yang bergerak naik turun seperti itu.

Melihatnya saja sudah membuat mereka sangat ingin mencubit dengan gemas pipi gembil nyonya mereka itu, sudah terlalu gemas dengan kelakuan buntalan kelinci itu yang semakin menggemaskan setiap harinya.

Jika saja mereka memiliki nyawa lebih dari satu, maka dengan senang hati mereka gunakan untuk mencubit gemas pipi gembil sang nyonya.

Tapi sayang mereka hanya memiliki satu nyawa dan tuan mereka itu yang sangat posesif pada istrinya, membuat mereka tidak berani hanya untuk menyentuh sang nyonya rumah tanpa seizin dari tuan mereka.

Hingga suara pintu yang terbuka dengan langkah kaki yang terdengar mendekat, mengirimkan alarm peringatan pada para maid agar kembali melakukan tugas mereka masing-masing, tidak ingin membuat tuan mereka marah karna telah berani mengamati istrinya diam-diam.

Sedang pemuda tampan yang di panggil tuan itu berjalan mendekat ke arah sang istri yang tersenyum antusias sembari kedua tangannya terulur dengan telapak tangan yang membuka dan menutup, meminta pesanannya pada sang suami.

Pemuda tampan itu-Kim Yeonjun-tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya yang begitu menggemaskan setiap harinya, membuatnya merasa menjadi orang paling beruntung karna bisa memilikinya.

Ia memberikan bungkusan plastik berisikan susu yang diminta oleh sang istri, dan mendudukkan dirinya di samping istrinya yang tengah fokus meminum susunya dengan raut muka lucu.

Tangannya terangkat mengusap rambut hitam istrinya yang terasa begitu lembut di tangannya, membuat Yeonjun mencubit pelan pipi gembil istrinya yang terlihat begitu lucu.

Pemuda itu menyandarkan punggung tegapnya di sandaran sofa dengan lengan kanannya yang memeluk pinggang istrinya posesif, mulai menutup kedua matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang begitu lelah sebelum istrinya itu meminta sesuatu padanya lagi.

Bukannya ia tidak suka, dirinya sangat suka jika istrinya meminta sesuatu padanya seperti ini, hanya saja terkadang istrinya itu meminta sesuatu di waktu yang tidak tepat.

Mafia in love - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang