Zahra sangat senang ketika impiannya untuk melanjutkan kuliah di Korea University salah satu Universitas tertua dan bergengsi di Korea Selatan yang sudah berdiri sejak tahun 1905, akhirnya menjadi kenyataan berbekal beasiswa dari pemerintah karena kecerdasannya yang sudah tidak diragukan lagi.
Selalu mengikuti cerdas cermat tingkat Internasional, dan berhasil merebut peringkat pertama atas nama negara Indonesia. Tentu itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri serta negara Indonesia.
Fasih berbahasa Inggris membuatnya banyak yang menawarkan melanjutkan kuliah di New York City dan dalam dua minggu saja ia punya teman banyak dari berbagai negara.
Sejujurnya Zahra sulit untuk memilih antara kuliah di New York City atau Seoul. Tapi hatinya menuntunnya untuk memilih Seoul, bukan karena banyak oppa-oppa tetapi rasa keingintahuannya sangat besar mengenai Korea Selatan.
Zahra pernah membaca di sebuah artikel bahwa masyarakat Korea itu tidak seramah masyarakat Indonesia, mungkin alasan mereka untuk menjaga privasinya.
Tapi itu memang benar, semua orang ingin menjaga privasinya. Bukan hanya itu, Zahra juga pernah mendengar bahwa agama Islam di negara itu hanya sekitar nol koma satu persen saja dari jumlah kurang lebih lima puluh juta jiwa penduduk Korea Selatan.
Terkadang Zahra berpikir, jika ia melanjutkan pendidikan di Seoul, adakah yang mau berteman dengannya? bagaimana reaksi masyarakat Korea ketika melihat wanita berhijab? dan pendapat mereka mengenai agama Islam?. Pertanyaan itulah yang menyelimuti pikiran Zahra.
Menurut Zahra semua orang di bumi ini baik, tetapi soal kekerasan, non toleransi, ataupun pilihkasi pasti ada dalam diri seseorang bahkan komunitas itu tertentu.
@NanaJey_
Hai semua aku sebagai penulis berharap kalian para readers bisa membaca dengan bijak, berikan tanggapan positif kalian, dukung penulis itu beri dia semangat, jika ada kesalahan mohon dimaafkan, karena sejatinya manusia adalah tempat dari segala kesalahan dan dosa. Hanya Tuhan lah yang Maha Sempurna dari semua mahkluknya.
~Enjoy reading guys~
••0••
Zahra menatap takjub indahnya kota Seoul dimalam hari. Di sebuah apartemen di lantai sepuluh Zahra seorang diri di temani secangkir kopi panas sangat cocok menemani dinginnya cuaca malam hari di Seoul.
Ada perasaan sedikit gugup padanya, karena besok adalah hari pertama belajar di University nomor satu di Korea Selatan itu.
Disisi lain Zahra juga sangat kesepian, tidak punya teman untuk memulai hari esok, entah bagaimana kedepannya.
Ayah dan ibunya di Indonesia tidak ikut bersamanya sedangkan teman-teman seangkatannya lebih memilih melanjutkan di New York City dan Indonesia sendiri.
Zahra terkekeh memikirkan hal itu, bagaimana bisa ia berani melakukan hal itu sendiri walaupun tujuan terbesarnya ia ingin menjadi Pembisnis yang sukses.
Dan entah ada hal lain yang membawanya ke negara Ginseng itu.
••0••
Zahra terbangun ketika alarmnya berbunyi, menunjukkan tepat pukul empat pagi waktu Korea.
Zahra sengaja memasang alarm karena ia akan sholat subuh seperti kebiasaannya sewaktu di Indonesia dan pastinya itu sudah menjadi kewajiban bagi umat Muslim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengucap Dua Kalimat Syahadat Di Kota Seoul
General FictionSebuah karya hasil dari pemikiran penulis sendiri, cerita ini hanya fiksi karangan. Bagaimana minimnya pengetahuan masyarakat Korea mengenai agama Islam dan bagaimana reaksi mereka ketika melihat wanita berhijab dan pendapat mereka tentang agama Isl...