Penyejuk hati

14 2 0
                                    

Pria itu terlihat sangat sibuk mengotak-atik laptop dan handphone nya sesekali membaca sebuah buku tebal, sekitar sepuluh senti bila di ukur. Akhir-akhir ini Se Yeon memang sangat sibuk mengurus tugas kuliahnya yang bertambah setiap harinya, di tambah mobil rancangannya yang tidak lama lagi akan selesai.

"Disini kau rupanya, aku mencarimu sampai ke sudut ruangan" ucap Jung Jae Hoon yang tak lain adalah kakak kandung dari Jung Se Yeon.

Jung Jae Hoon adalah anak pertama di keluarga Jung Hoon sekaligus pewaris dari perusahaan Shinhan Financial Group. Selisih umur mereka sekitar empat tahun.

"Kenapa tidak telfon dulu sebelum kesini?". Se Yeon sangat sibuk jika meladeni pria tua darinya itu, dan Se Yeon sudah tahu maksud kedatangan Jae Hoon hanya untuk mengajaknya bekerja sama di perusahaan terbesar di Korea Selatan milik ayahnya itu.

"Aku tidak suka basa-basi, jika harus menelfon mu terlihat dahulu. Jadi bagaimana dengan tawaran ku kemarin, setuju bekerja sama dengan ku dan akan ku berikan tanggung jawab perusahaan itu untukmu. Setuju?".

Se Yeon menghela nafas panjang, saat ini ia benar-benar tidak tertarik dengan perusahaan ayahnya itu, lagipula Jae Hoon yang telah di tunjuk menjadi pewarisnya.

"Ini sudah kesekian kalinya kakak menawariku dan jawaban ku akan tetap sama, aku tidak mau. Aku sangat sibuk sekarang" ucap Se Yeon tanpa melirik Jae Hoon sedikit pun.

Jae Hoon tersenyum kecil namun melambangkan ketidaksukaannya pada adiknya itu, sewaktu kecil mereka sangat dekat tetapi setelah Jae Hoon ditunjuk ayahnya sebagai pewaris perusahaan, seketika kesombongannya muncul bahkan jauh sebelum Se Yeon sukses di bidang teknik dan teknologi, ia tak mengakuinya sebagai adiknya dan selalu menyudutkan Se Yeon.

"Aku akui sekarang kau berhasil, menjadi kaya raya dengan hasil usaha mu sendiri, tapi ingat suatu hari nanti kau akan datang mencari ku untuk memohon bekerja di Shinhan Financial Group". Jae Hoon kembali tersenyum sinis lalu beranjak dari rumah Se Yeon.

Se Yeon mencoba untuk tenang, pikirannya saat ini benar-benar kacau, kepalanya pusing. Tetapi seketika ia teringat sosok Zahra, yang dapat memberinya motivasi serta kekuatan.

"Hmm sedang apa Zahra sekarang?" batin Se Yeon sembari terlihat dari wajahnya bahwa ia sedang tersenyum.

.

.

"Hei kalian mau kemana?" ucap Se Yeon tengah mengatur nafas akibat berlari.

"Ya ampun gak usah lari gitu juga kali" Marwah berbicara.

"Oh jadi gitu yah sekarang, mentang-mentang udah dapat temen baru aku di lupa" Se Yeon mencoba memperlihatkan wajah sedihnya tapi malah terlihat imut.

Zahra dan Marwah tertawa bersamaan mendengar perkataan Se Yeon barusan.

Marwah sendiri beragam Islam, ia berasal dari Turki dan di takdir kan sekelas dengan Zahra jurusan Bisnis dan Manajemen sama seperti Zahra. Mereka berdua dekat baru beberapa hari terakhir, sedangkan Marwah sudah sangat mengenal Se Yeon Karena mereka sudah berteman sejak Se Yeon berkunjung ke Turki urusan  perusahaannya.

"Kita berdua mau ke Mushola dulu, udah mau sholat Dzuhur soalnya" sahut Zahra.

Se Yeon mengangguk paham lalu setelah itu memperlihatkan senyumannya hingga kedua matanya ikut tersenyum.

Marwah mensejajarkan langkahnya dengan langkah Zahra yang lumayan besar.

"Zar lo sadar gak sih kalau Se Yeon tuh ngejar-ngejar lo" ucapan Marwah membuat Zahra terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengucap Dua Kalimat Syahadat Di Kota SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang