(eps 4) siksaan

1K 42 0
                                    

Alya masih memejamkan mata. Rangga bangkit dari posisinya. "Bangun lah, aku tidak sudih menyentuh wanita sepertimu" Kata Rangga yang kemudian memakai bajunya lagi.

"Besok kita akan pergi ke rumahku, ingat jangan pernah sekalipun kau bermimpi untuk keluar dari rumah itu" Rangga menatap Alya yang tak bergeming lalu pergi meninggalkannya.

Keesokan harinya, Mereka sudah berangkat ke rumah Rangga.

Setelah sampai, Rangga menyuruh pembantunya mengantar Alya ke kamarnya.

Para pengawal yang bertugas menjaga rumahnya yang berjumlah 10 orang berbaris didepan Rangga seperti anak sekolah yang sedang mendengarkan pidato pada saat upacara bendera.

"Ingat ini baik baik, jangan pernah biarkan nona muda keluar dari rumah ini selangkah pun, jika dia berani keluar, kalian boleh membawanya kembali secara paksa meskipun itu menyakiti dirinya. Jangan biarkan Arya datang kesini atau bertemu dengannya. Dan jangan pernah mengasihaninya atau kalian tau apa akibatnya" Rangga mengakhiri kalimat perintah sekaligus ancamannya.

Semua pengawalnya menatap Rangga dan dengan serempak mereka berkata

"Baik Tuan Muda"

Rangga membubarkan mereka dengan menjentikkan jarinya. Semua bubar dan kembali ke posisi masing masing. Ada yang berjaga didepan, samping, belakang dan juga didalam.

Rangga menaiki tangga menuju kamarnya. Dia memasuki kamarnya yang sangat luas itu. Banyak terdapat barang mewah didalamnya. beberapa ruang terpisah seperti ruang ganti, bioskop mini, ruang kerja dan taman kecil yang berada tepat dibalkon kamarnya.

Rangga melihat Alya duduk disudut ranjang dengan tatapan sedih. Rangga menarik tangannya kasar dan menjatuhkannya dilantai. "Aku tidak pernah bilang kau harus seranjang denganku. tidur lah dilantai dengan alas karpet" kata Rangga dengan tatapan menusuknya.

"L,iya Tuan" kata Alya yang berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh karena Rangga akan sangat membencinya.

Rangga merebahkan tubuhnya ke sofa lalu dia menutup wajahnya dengan pergelangan tangannya. "Tugasmu adalah bangunkan aku jam 6 setiap hari, siapkan pakaianku, layani saat aku makan, dan sesuaikan apa yang kau lihat tidak sesuai pada umumnya" Rangga menggoyang goyangkan kakinya yang masih dibalut sepatu.

Alya segera melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu. "Kakiku pegal" kata Rangga masih menutup wajahnya.

Alya mendekat ke kaki Rangga dan mulai memijatnya perlahan. "Terlalu pelan" kata

Rangga

Alya mulai menakan sedikit. "Masih pelan" kata Rangga

Alya menambah tekanannya namun tiba tiba Rangga bangkit lalu mendorong tubuhnya dengan kakinya. "Dasar bodoh, apa kau tidak tau kalau itu menyakitkan? Apa kau ingin membunuhku?" Rangga melototi Alya yang tertunduk menangis.

"Hentikan tangisanmu!!!!" Bentakan Rangga membuat Alya semakin terisak karena Alya sangat ketakutan.

Rangga menariknya secara paksa ke kamar mandi dan mendorongnya hingga jatuh ke bathup. Rangga menyalakan shower lalu mengguyur Alya dengan shower yang telah iya setel dengan mode panas. "Aaa sakiiiiit" Alya merasakan panas disekujur tubuhnya karena guyuran shower itu.

"Rasakan ini bodoh, ini belum seberapa dibanding penderitaan adikku" Rangga terus menyiramnya tanpa ampun. Kulit Alya tampak memerah, dia terus menutupi wajahnya agar tidak terkena air panas itu.

Rangga mematikan shower itu dan mengangkat dagu Alya dengan tangannya. "Ini belum seberapa, jika kau lakukan kesalahan sekecil apapun, aku akan lakukan hal yang lebih menyiksa." Rangga pergi keluar kamarnya.

Alya merasakan perih ditangan dan lehernya karena guyuran air panas itu mengenai langsung. Segera dia bangkit dan mengganti bajunya yang sebelumnya sudah disiapkan untuknya disebuah lemari besar didalam ruang ganti.

Dia berkaca melihat bagian tubuhnya yang memerah. Segera dia mengecek kotak obat namun dia mengurungkan niatnya karena takut Rangga akan marah.

Dia memilih membaringkan tubuhnya ke lantai yang beralaskan Karpet. Karena sangking lelahnya dia pun langsung tertidur

Thanks support

MENIKAHI TUAN MUDA YG KEJAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang