"Yongbok, bisa tolong panggilkan uncle dan daddymu? Makanan sudah siap. Kita harus segera sarapan." pinta Hana pada anaknya yang kini sudah berusia 5 tahun.
"Okay, Mom." Yongbok pun berlari ke arah tangga dan tentu saja membuat Hana khawatir.
"Jangan lari!" Namun Yongbok hanya tertawa tanpa menghiraukan Ibunya."Yongbok, jangan lari." tutur Hyunjin saat ia keluar dari kamar dan ia melihat Yongbok berlari di depan kamarnya.
"Uncle sudah bangun?" tanya Yongbok dengan matanya yang berbinar dan membuat Hyunjin gemas. Hyunjin menggendong anak laki-laki itu, "Tentu saja, maka dari itu uncle bisa memakanmu, hauuumm.." goda Hyunjin sambil berpura-pura memakan tangan Yongbok.
Yongbok tertawa dan berusaha turun dari gendongan Hyunjin, "Aku akan membangunkan daddy, lepaskan akuuuu ..." gelak tawa Yongbok yang menggemaskan mau tak mau membuat Hyunjin makin mengeratkan dekapannya.
"Uncleeeee!! Lepaskan akuuu ..." ronta Yongbok, Hyunjin pun menurunkan pria kecil itu dari gendongannya. "Astagaaa anak iniii kalau sudah berteriak seperti Ibunya." gumam Hyunjin sambil menuruni anak tangga.
Yongbok membuka pintu kamar dan melihat Daddynya masih tidur. "Daddy, wake up." ujarnya sambil berusaha menaiki ranjang. Karena tidak ada pergerakan sama sekali ia pun berinisiatif menaiki punggung pria dewasa yang tengah tidur di bawah selimut.
"Daddy, wake uuupppp. This is my first day in school!!!" katanya sambil menggoyang-goyangkan tubuh mungilnya.
"Iyaa, Yongbok. Ini Daddy bangun." Yongbok girang melihat Daddynya itu bangun.
Yongbok menggandeng tangan daddynya itu dan membawanya menuju ruang makan dimana Mommy dan Unclenya sudah menunggu.
"Lino hyung, apa kau hari ini akan menemani Yongbok ke sekolahnya?" tanya Hyunjin saat melihat Lino dan Yongbok menuruni tangga.
Lino hanya mengangguk karena nyawanya masih belum terkumpul.
"So, mommy dan uncle akan kuliah hari ini?" tanya Yongbok pada Hyunjin.
Hyunjin mengangguk dan tersenyum, "Iya, mommy dan uncle akan kuliah hari ini.""Ingat pesan mommy saat di sekolah nanti?" tanya Hana pada Yongbok yang kini sudah duduk dengan rapi di kursinya.
"Tidak boleh nakal, harus ramah, tidak boleh malas, dan tidak boleh percaya begitu saja pada orang asing." jawab Yongbok. Hana tersenyum, "Anak mommy pintar."
"No, aku anak daddy. Karena aku tampan seperti daddy." Semua orang dewasa yang ada disana tersenyum mendengar celotehan Yongbok.
Lebih tepatnya tersenyum canggung.
Masih teringat keputusan Hana, Hyunjin dan Lino 5 tahun lalu saat mengetahui kehamilan Hana. Hyunjin dan Hana melanjutkan sekolah mereka di Amerika dan tentu saja home-schooling karena Hana tengah mengandung Yongbok, anak Felix. Hingga dua tahun kemudian setelah Yongbok lahir, Hana dan Hyunjin memutuskan untuk berkuliah di jurusan yang sama.
Lino yang notabene orang kepercayaan ayah Hana memilih untuk berada di pihak Hana. Mengikuti keputusan Hana ke Amerika, dan menemaninya membesarkan Yongbok.
Mereka berusaha keras menyembunyikan semuanya hingga waktu yang tepat tiba. Bahkan Lino dan Hana mendaftarkan pernikahan mereka di catatan sipil tanpa diketahui keluarga mereka.
Lino yang kini tengah mengurus perusahaan keluarganya dengan tulus menyayangi Yongbok seperti anaknya sendiri.