PARTY PART 2

32 2 0
                                    


terkadang saran seseorang sangat memuakkan untuk didengar, bagi mereka begitu baik saran yang akan diberikan dan berdampak kesuksesan yang besar jika melakukan itu semua. tapi itu semua tidak berlaku untuk ku, aku sudah tau akan kemana arah pembicaraan itu dimana akan ada penghakiman terhadapku, gue yang masih bisa metoleransi semua yang mereka berikan karena menurutku gue menahan diri dan cukup diam bisa menjadi jawaban yang baik, meskipun gue juga bisa menolak argumen yang mungkin engga bisa masuk dalam logika gue tapi itu semua cuman akan terlintas sementara. dan saat ini gue terjebak dengan situasi yang begitu membosankan, yeah you can look at me that girl have a feel sad about herself. bokap gue yang nyuruh dateng ke acara pesta bisnis temannya buat cari jodoh katanya, konyol rasanya mendengar bokap gue yang begitu keras untuk bisa menikahkan anak perempuannya dengan anak dari salah satu teman bisnisnya. dan menurut gue ini bukan hal yang akan gue anggap negatif karena dengan begini gue bisa mendapatkan relasi baru untuk mendapatkan a new client. and that's true gue mendapatan begitu banyak benefit yang bisa gue ambil saat ini. setelah gue dikenalin ke semua anak teman bisnisnya, rasanya gue capek dan jenuh I pretend so liked seen a good girl for him. akhirnya gue mencari tempat yang bagi gue begitu nyaman untuk menikmati kesendirian ini. melihat cahaya dari gedung tinggi membuat gue terhanyut dan suasana malam yang tenang, bintang dan bulan begitu cantik membuat gue melupakan semua yang telah gue alami beberapa jam lalu. gue kira ini akan menjadi tempat persembuyian dari penatnya orang - orang yang ada didalam, karena saat ini ada sosok laki - laki yang begitu tinggi dan berbadan proposional untuk seusianya. akupun tak peduli dengan kehadiran dia yang ada disini bersama gue dan gue berharap tidak ada gangguan dari dia. karena suasana saat ini sangat damai. tidak berlangsung lama suasana damai ini menjadi suasana perkenalan diri yang cukup membosankan. gue merasa dia bukan tipe orang yang hanya diam melihat wanita sendirian. 

"terkadang menyediri bukan hal yang baik untuk dilakukan, benar ?" ah fucking shit man, you don't know me and than you talk about it. bagi gue menyediri adalah hal yang begitu baik bagi gue. karena kesendirian ini gue bisa lebih paham tentang apa yang gue inginkan dalam hidup, terkadang the solution on own  guepun tidak menggubris apa yang dia ucapkan. dan yah dia tidak segan untuk bicara lagi, " bosen ya ?" apa begitu penting untuk mengetahui suasana hati seseorang yang baru kau temui. pasti dia salah satu anak dari temen bokap gue. 

"lumayan membosankan"

"kesini sendiri apa sama temen ?" ah pertanyaan yang cukup klise kalo ketemu cowok yang modelan kayak begini, dari pada gue jawab dateng sama bokap mending bilang sendirian ajelah biar gak panjang nih obrolan "sendirian, kamu sendiri kesini sama temen apa pacar?" gue tau pasti jawaban yang bakal keluar dari mulutnya nih apaan. 

" sama temen, eh kalau boleh tau nama lu siapa ?" 

"nama gue liny, nama lo ?" 

"nama gue gien, lo bisa panggil gue gin" nama yang macam orang sipit tapi dari tampangnya kagak ada ras dari suku itu dah

"oh nama seperti taipan tapi bukan orang taipan ya ?" 

"haha ini nama dari kakek gue yang emang beliau suka sama budaya china"

" oh I see" gue kira bakal jadi akhiran dari obrolan basi nih, ternyata masih ada aja nih cowok mau ngajak ngomong tapi dari awalpun gue engga tertarik sama sekali. kalau kalian pikir aku terlalu menarik diri dari cowok itu salah. karena sampai saat ini pun gue juga bersedia berkenalan dengan cowok tapi bukan yang seperti ini. karena gue rasa topik pembicaraan yang creepy mending gue cabut dari tempat ini duluan. 

***********

dilain tempat yang lagi - lagi sedang membahas perjodohan, rasanya tradisi perjodohan antara komplotan bisnis ini tak kunjung selsai yah, karena nama gue masih tersangkut disalah satu calon yang akan dijodohin sama anak rekan kerja bokap. "bagaimana pak hendra dengan anak saya" bokap bisa - bisanya melontarkan pertanyaan dengan senyuman bangga seperti itu, seperti mendapat firasat kalau ini menjadi perjodohan yang akan berjalan dengan baik. " I intresting with your daughter, dia begitu cantik dan wanita yang kompeten. bagaimana dengan anak pertama saya pak sastro?" seperti yang terlihat mereka sama-sama sibuk untuk merencanakan hal yang baik bagi mereka. "saya pernah bertemu sekali dengannya tapi ingatan untuk nama dan wajahnya sudah pudar, karena sudah lama saya bertemu dengan dia" 

"lain waktu kita adakan makan malam saja secara privacy untuk anak - anak kita pak, karena anak saya hari ini datang cuman dengan temannya jadi sulit baginya untuk dihubungi saat ini" ah begitu makan malam yang akan disiapkan beberapa waktu dekat ya, akan sulit untuk dihadapi. " ide yang bagus pak hendra, akan saya urus semuanya nanti akan ada kabar kembali dari saya" 

" maaf om apa saya bisa bicara sebentar dengan papa saya?"

"silahkan sayang dengan senang hati" rasa ingin mengumpat, bener - bener orang tua yang tak tahu zaman ya. " pa aku boleh pulang duluan, soalnya besok ada rapat dengan klien" aku berharap ini menjadi yang terakhir wahai bapak. " kenapa buru - buru sih, ini juga masih jam berapa mau pulang. lagian besok itu hari minggu mana ada rapat klien hari minggu. kamu jangan bohong sama papa ya lin, sana mending kamu ke mamamu." what the fuck man, kalau bukan bokap mungkin udah gue umpat nih orang " apaan sih pa, aku gak bohong ya emang aku gak pernah izin rapat di hari Minggu ? kan aku udah sering ambil rapat di hari itu. papa gak usah nahan aku buat ikuti acara sampai selesai, pokoknya aku mau pulang pakai ojol. aku udah capek pakek gaun beginian trus heels juga. udah aku cabut"

"kak, ini belum selesai loh"

"bodo amat ya pa, ini acara papa bukan aku" 

" kamu jangan bantah papa kak, ini demi kebaikan kamu juga" ah gak peduli gue dengan persetanan ini semua. kebaikan apaan yang bokap maksud, memaksa anaknya untuk menikah ? oh shit sejak kapan unsur pemaksaan jadi hal yang terbaik. " udah pa, cukup ya aku gak mau debat sama papa disini" gue pun berbalik arah dan berpamitan sama rekan kerja papa.

aku melihat mama masih enjoy dengan partynya jadi aku gak bakal ngajak mama pulang bareng, terkadang mama ada pihak gue dan di pihak papa tapi emang mama adalah salah satu orang yang bisa mengerti walau hanya sepintas. gue tau rasa khawatir mereka terhadap gue tapi apa mereka engga bisa kasih support untuk pilihan yang aku ambil. memang adik perempuanku sudah menikah lantas apa harus aku juga ikut serta dalam ikatan pernikahan itu. begitu banyak belenggu dalam diri gue untuk memutuskan semua hal sampai detik ini. 

STANDARDIZATION  OF MARRIAGEWhere stories live. Discover now