Part 6

1.5K 145 166
                                    

Hai guys i'm back




Matanya melebar dengan cepat mengambil langkah manuruni anak tangga.

"Astagfirullah-"

"Papa gimana sih mama kira Ali nya lagi di omelin di kasih hukuman gitu, tapi kok malah asik-asikan nonton sih berdua?" Mama Ali benar-benar sudah tidak habis fikir dengan suaminya ini terlalu dibawa santai masalah seperti ini.

Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tidak papanya, tidak anaknya sama-sama membuat mamanya merasa pusing dan darah tinggi. Semua orang pasti anak paham mengapa Ali seperti sekarang, melihat kelakuan sang Papa pun tidak jauh berbeda dari anak laki-lakinya itu.

"Mama gak mau ngurusin dan ngebantu kamu untuk nyelesaiin masalah kamu yang ini ya. tanggung jawab Ali sekarang sebagai suami, inget Li istri kamu itu lagi hamil kamu malah ngelakuin hal-hal yang gak penting kayak gini. Jangan buat Prilly stres sama tingkah laku kamu yang kayak gini gak baik untuk kandungan menantu Mama."

Bersiap untuk pergi kekamarnya Mama Ali sempat mengambil handphone nya yang berada di atas meja dan kembali berujar kepada Ali "udah cepet mandi sana pakai baju yang hangat diluar hujan." Mama Ali pergi melangkah meninggalkan ruang tamu menyisahkan Papa dan Ali tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ya walaupun Papa juga kena marah Mama gara-gara kelakuan kamu. Gak papa kamu laki-laki dewasa sudah menikah, kamu sudah bisa berfikir mana yang baik dilakuin sama yang enggak baik." Tepukan pada bahunya membuat Ali mengalihkan pandangannya kearah sang Papa. "papa keatas dulu ya."

"Iya pa"

Benar-benar penyesalan ada diakhir, kalimat itu benar adanya sangat benar menurut Ali. Tapi mau bagaimana lagi tidak mudah untuk menghilangkan tatto yang sudah pria itu buat dan biayanya pasti akan lebih mahal itu pastinya akan membuat sang istri tambah mendiaminya. Ah.... rasanya sangat melelahkan sekali hari ini, agaknya alam juga ingin menghukum Ali dengan menurunkan hujan pada malam hari dijakarta yang notabene tidak pernah hujan ini. Kenapa pada saat dia disuruh tidur diluar oleh sang istri dan bahkan lebih parahnya lagi di ruang keluarga yang hanya ada sofa walaupun cukup besar untuk Ali tiduri, Alam malah menurunkan hujan yang sangat deras diluar sana yang menyebabkan hari ini sangat dingin, dia tidak bisa memeluk istrinya saat tidur dan terpaksa memeluk bantal sofa.

Setelah menyelesaikan mandinya dan mengunggunakan pakaian hangat pria itu memutuskan untuk tidur karna besok pagi dia akan mendatangin rapat penting dengan klien.

****

Pagi ini wanita dengan gaun tidurnya sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan dengan bantuan bik rah, sempat tadi sebelum menuruni tangga menuju kedapur wantia itu melihat sang suami yang tertidur diruang keluarga. Ia hanya melirik saja tidak berniat untuk membangunkan atau melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah sang suami yang masih setia tertidur.

"Udah deh. bik, Prilly keatas dulu ya mau bersih-bersih" setalah menata makanan diatas meja makan.

"Iya non"

Baru berjalan menjauh dari dapur terdengar suara Gisell yang berjalan menuju kearahnya "pagi ibu hamil yang cantik" sapa Gisell dengan senyuman cerah khas pagi hari.

"Eem... bisaan deh ni, pagi juga adik kakak yang cantik. mau berangkat sekolah ya?" tanyanya karena melihat Gisell sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Iya dong kak"

"Inget sarapan dulu, udah kakak buatin sekalian nunggu Papa sama Mama keluar dari kamar ya. Kakak mau mandi dulu kekamar"

"Oke kak, aku sarapan dulu deh ya"

Saat dikamar Prilly mendengar percikan air dari kamar mandi menandakan suaminya itu sedang mandi sekarang, wanita itu memutuskan untuk menyiapkan kemeja kantor untuk sang suami dan menaruhnya dengan rapi di atas ranjang. Setelah itu Prilly keluar dari kamarnya memutuskan untuk mandi di kamar tamu saja dengan baju yang baru saja dia ambil dari lemari tadi.

𝐂𝐂𝐀𝐏 𝟐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang