Part 7

2K 165 42
                                    

maafkan aku yang mengingkar janji guys.

Jarum jam menunjukan pukul 6 pagi ketika wanita berbalut piyama bunga-bunga berwarna peace itu terbangun dari tidurnya. Melirik kesamping mendapatkan pria yang tertidur pulas tanpa mengenakan atasan itu, wanita itu ingat dia lah yang memberikan izin kepada sang pria kembali tidur dikamar mereka seperti biasanya. Dengan catatan ada pembatas bantal yang berada ditengah tengah pasangan yang sedang tertidur itu kemarin hingga pagi ini. Pria itu sebelumnya menentang kemauan istrinya itu untuk meletakkan bantal ditengah-kasur untuk memberikan jarak, tapi istrinya langsung mengancam untuk pria kembali tidur diruang keluarga.

Prilly perlahan menuruni ranjangnya. Akan tetapi pergerakan Prilly membuat Ali menyingkapkan matanya. "Mau kemana?" tanya sang suami. Prilly menoleh kearah suaminya dan menggelengkan kepalanya. "Mau kemana, sayang?" sang suami kembali bertanya.

Prilly berujar dengan kaki mulai melangkah kearah kamar mandi "mau kekamar mandi, abis itu turun kebawah mau buat sarapan" disusul suara pintu kamar mandi tertutup. Ali memilih bangun dan menyusul istrinya itu masuk kedalam kamar mandi.

Ali terdiam memandang lekad sang istri yang sedang membasuh wajahnya dan menggosok giginya, kemudian menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Mendengar sang suami mengunci pintunya Prilly menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah Ali yang tersenyum gemas.

Prilly berdecak. "Mau apa? ngapain dikunci itu pintunya?."

"Astaga, sayang..." Ali lalu menghapus jarak dan membawa jihye ke dalam pelukannya. "Maafin aku sayang. Aku gak bisa terus-terusan didiemin, dicuekin gini sama kamu."

Sebenarnya Prilly juga tidak bisa bersikap seperti ini kepada Ali. Prilly perlahan membalas pelukan dari suaminya, menggerakan tanganya untuk mengeratkan pelukan tersebut. "sayang maafin aku ya?," ujar Ali. Prilly kembali mengeratkan pelukannya. "Sayang?"

"Iya aku maafin. Udah diem!"

Ali tersenyum sumringah. Membawa istrinya itu kedalam pelukan lebih erat lagi, sang pria melepas dekapannya dan menautkan bibir mereka. Tangan Ali yang sudah sejak kapan mulai mengusap perut Prilly yang yang masih rata itu.

Mata Prilly memejam manakala bibir Ali bergerak mengecupi lehernya. Ali menggigit kecil leher Prilly. "Akh, sayang ... sakit!" kemudian disusul kecupan kecil dilehernya. Sang pria kembali menautkan bibir mereka lebih dalam lagi, Ali memagut bibir Prilly pelan membuat wanita itu membuka bibirnya. Niat Ali membuka kancing piyama sang istri diurungkan. "Aku harus buat sarapan sayang ini udah jam berapa, gisell mau berangkat sekolah." ucap Prilly. Setelah tau apa yang dibuat oleh suaminya itu tidak akan membuatnya bisa membuatkan sarapan pagi ini.

"Sebentar aja sayang." Prilly menggeleng dan menjauhkan tubuhnya dari Ali.

Ali mengerucutkan bibir. "Aku mau kebawah buat sarapan bentar ya. Kamu kekantor jam berapa?" tanya Prilly.

"Jam 8!"

"Yaudah kamu tidur lagi aja, nanti aku bangunin kalo udah jam 7. Ini masih kepagian banget kalo kamu mandi sekarang." ujar Prilly mengikat rambutnya. "Aku lanjut tidur lagi deh kalo gitu. Inget bangunin aku ya sayang, kamu jangan capek-capek." ucap Ali mengelus pinggang ramping sang istri.

"Iya!. Aku kebawah bentar ya." Prilly keluar dari kamar dan Ali melanjutkan tidurnya. Rasanya melegakan sekali sudah mendapat maaf dari wanitanya itu.

****

Mereka tidak melewatkan sarapan pagi ini. Terlihat delapan kursi pada meja makan sudah terisi oleh lima orang yang sibuk dengan makanannya masing masing. Gisell dengan pakaian sekolahnya, Ali dengan pakaian kantornya, Mama dan Prilly dengan pakaian rumahnya, dan satu lagi sang Papa dengan pakaian kantornya dan koper disamping kirinya.

𝐂𝐂𝐀𝐏 𝟐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang