~Dua bulan sebelum hari kelulusan~
"Sawamura-kun, bisakah kamu datang ke ruanganku saat jam istirahat kedua?" Nakajime Kyouki, wali kelas 3-5, laki-laki dewasa berkasta beta. Kelas yang di duduki [m/n] pada saat-saat terakhirnya menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas.
"Tentu sensei." [m/n] hanya mengangguk dengan perasaan bingung. Apa dia berbuat salah, sepertinya tidak.
"Baiklah aku akan menunggumu diruang guru nanti." Selesai mengatakan kepentingannya, Nakajime kembali ke ruangannya meninggalkan anak-anak pemicu darah tinggi yang dia ajar. Memang benar mereka pandai dan cerdas-cerdas tapi kelakuannya sebelas duabelas dengan satwa liar, ehem.
'Apa mungkin karena aku mengambil pena milik Hiruto tanpa ijin...nah tidak mungkin Nakajime-sensei peduli tentang itu....kan?' [m/n] yang membatin di dalam hatinya.
''Haciuuuh!!" Bertepatan dengan remaja yang duduk didepannya bersin.
"...Oi Hiru-kun...apa kamu sedang tidak enak badan?" [m/n] langsung saja bertanya. Khawatir dengan teman yang sudah bersamanya sejak kelas satu SMP.
"Hm?" Hiruto memutar tubuhnya menghadap [m/n]. Dia tiba-tiba memasang wajah serius menyeramkan, membuat [m/n] menelan ludahnya.
'...apa dia juga tau aku yang mengambil penanya?' [m/n] yang mulai gelisah.
"Sepertinya...ada yang membatin tentangku..." Berucap dengan serius, Tadashi menatap tajam [m/n].
"Y-ya?" Berkeringat dingin [m/n] mengalihkan pandangannya. Pasalnya dari sejak awal dia sangat hafal bagaimana jika Hiruto sedang marah. Bahkan guru-guru saja takut saat dia mengamuk. [m/n] menatap keluar jendela dengan jantung yang berdetak cepat.
'Gaw-' Belum selesai membatin, [m/n] disela dengan gebrakan kecil di mejanya.
brak!
"Sepertinya ada yang menyukaiku~" Hiruto dengan kepercayaan yang tinggi. Berdiri dengan bangga di depan meja [m/n].
"....ha?" [m/n] menatap heran sekaligus bingung. Hiruto tidak kerasukan penunggu sekolah bukan. Kenapa ada aura blink-blink disekitarnya.
'Oi oi oi...dimana Hiruto pemarah yang aku kenal??' [m/n] yang hanya bisa membatin dengan pikiran negatif memenuhi pikirannya.
"Hahahaha aku ini memang tampan, berkarisma, cerdas, dan juga berbakat ha!" Hiruto berkata dengan gembira berbeda dengan [m/n] yang menatapnya dengan ngeri. Ini benar-benar Hiruto yang terkenal jutek dan pemarah itu. Kenapa tiba-tiba menjadi narsis seperti ini?
"...anu...kamu Hiru-kun bukan?" Dengan keberanian setinggi paman Yuu, ehem, kecil dong keberaniannya.
"...ha?" Hiruto langsung saja menatap [m/n] dengan pandangan tajam, setajam silet. Ekspresi gembira riang tadi langsung lenyap. Aura blink-blink berganti dengan aura gelap mencengkam.
gulp
'...kami-sama....tolong aku...dari...iblis ehem, Hiruto...' [m/n] membatin dengan air mata imajiner.
"Apa maksudmu ha?" Dengan nada yang berat, Hiruto masih menatap dengan aura yang mencengkam. Kedua tangannya terulur memegang kerah [m/n]. Membuat [m/n] agak tercekik.
"Begini Hir-" Belum selesai bicara, perkataan [m/n] dipotong lagi.
"Panggil namaku dengan hormat baka!" Menarik kerah [m/n], Hiruto langsung menatap ke arah mata abu-abu jernih temannya.
"Ha'i...Iwaizumi Hiruto-san...su-sumimasen..." [m/n] yang tidak berdaya di depan temannya.
Iwaizumi Hiruto, remaja laki-laki berkasta Alpha. Tinggi dengan tubuh yang terawat. Surai hitam gelap dengan manik seperti madu. Hasil dari pergulatan panas Iwaizumi Hajime dan Oikawa Tooru. Hiruto ini menyeramkan, sebelas duabelas dengan ayahnya saat marah. Itulah alasan [m/n] takut dengan Hiruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beta or...? ||Akaashi Keiji x Seme Male Reader||
FanfictionDiceritakan... Seorang Alpha yang menyamar menjadi seorang Beta demi ketenangan dirinya. Alpha yang polos dan tidak mengerti tentang 'cinta'. Lebih tepatnya dia tidak mengerti bagaimana perasaannya sendiri. Seorang Beta yang cantik, selalu tenang da...