mafia au
2021/03/21
.
.
.
Berulang kali Megumi menatap gedung yang sama, sebuah kantor 30 lantai di pinggiran kota Tokyo. Ia mengutuknya, siapapun yang membangunnya, orang-orang penuh tipu muslihat yang bekerja di dalamnya. Lelaki itu bersumpah pagi tadi adalah kali terakhir ia mengecam pimpinan perusahaan farmasi karena telah menciptakan narkotika berkedok obat pereda nyeri dan membunuh ayahnya.
Fushiguro Toji memang sedikit gila karena membiarkan diri mati tanpa sedikitpun rasa curiga setiap malam. Berulang kali Megumi menyuruhnya untuk pindah rumah sakit karena takut musuh pekerjaan sang ayah akan mecelakai pria itu.
Dan benar saja. Semua ketakutan Megumi menjadi nyata. Ia kehilangan satu-satunya keluarga yang tersisa--sang ayah yang tidak pernah menuruti kata-katanya.
Sekarang semua kebencian berpusat pada kebusukan mereka, para pengusaha yang tidak berakal. Megumi berdiri di atap sebuah gedung, memandangi orang-orang yang keluar dari pintu kaca dengan sorot tajam.
Masih teringat jelas jawaban yang ia lontarkan ketika pria Ryomen bertanya tempo hari.
"Apa hal yang paling kau inginkan? Aku akan mengabulkan apapun untukmu."
"Aku ingin mereka hancur," jawab Megumi tanpa ragu.
"Beberapa peluru untuk dahi setiap orang bukan masalah--,"
"Tapi aku tidak ingin ada yang mati." Kekeh pelan tertangkap oleh telinga lelaki berambut legam setelah itu, ketika mereka tengah menghabiskan waktu di ruko sewa.
"Membunuh orang untuk balas dendam terasa sangat menjijikkan," imbuh Megumi sembari menggenggam gelas kopi. Buku-buku jarinya memutih. Jika lelaki itu meluapkan seluruh tenaga, maka gelas kaca di tangannya bisa saja pecah.
"Megumi," sebut Ryomen Sukuna sambil mengusap pipi dengan punggung jemari, "aku juga bisa menjadi mafia yang baik hati."
Ibu jari pria itu mengusap bibir, merasakan gemetar pada permukaan yang ranum dan lembut. Perlahan Sukuna maju dan mendekatkan miliknya, menjalin sebuah taut hangat untuk mengusir geram.
"Apapun untukmu, cintaku."
Apapun, kata pria itu, kata seseorang yang tengah menyusup ke dalam gedung untuk menyalakan pemantik di atas tuangan minyak tanah. Percikan berwarna jingga tampak walaupun kecil.
Ryomen Sukuna berlari keluar dari gedung, hendak pergi menyusul Megumi kalau saja ia tidak mendengar bisikan-bisikan khawatir dari para pekerja yang telah mengevakuasi diri.
"Astaga, Miwa-san tidak ada di manapun."
"Apa jangan-jangan ia terjebak di toilet? Dia bilang padaku ingin buang air sebelum pergi keluar."
"Tapi siapa yang mau masuk dan menyelamatkan gadis itu?"
Sukuna masih ingat dengan janji 'tidak boleh ada yang mati'. Jadi setelah mendengus lelah, ia menghampiri beberapa pekerja itu dan bertanya.
"Di toilet lantai berapa dia?"
Di atas atap gedung lain, Megumi memperhatikan kekacauan yang terjadi. Ia melipat kedua tangan, merasa sedikit demi sedikit beban di hatinya terangkat.
Namun mata lelaki itu memicing saat melihat sosok Ryomen Sukuna masuk kembali ke dalam gedung. Apa yang ia lakukan?
Dengan segera Megumi berlari ke bawah gedung. Ia menuruni tangga darurat dan berhambur ke arah kantor farmasi. Napasnya terengah-engah tapi kedua tungkainya tidak berhenti. Ryomen Sukuna yang memulai api berbahaya ini. Mengapa ia masuk kembali ke dalam sana? Apa yang dia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[~] Possessed. | sukufushi
Fanficcollection of ryomen sukuna (possessed itadori yuuji) x fushiguro megumi fics because user pitike17 is bucin megumyeah! [ sukufushi, bxb, maybe mostly NC-rated ]