Bagian 8.

1.8K 258 6
                                    

Selamat hari Minggu semuanya... Semoga hari ini berjalan dengan baik.

Seperti biasa, jika ada kesalahan typing ataupun salah meletakkan tanda baca silahkan komen ya...

Semoga hari kalian menyenangkan dan...

ENJOY READING!!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Apa yang Levi katakan itu benar. Apapun keputusan mu nanti, jangan pernah kau menyesal. [Name] tidak menyesali keputusan yang dia ambil satu tahun lalu, sama sekali tidak. Ia selalu berpegang teguh pada prinsipnya dan tidak akan goyah.

Suasana cafe begitu ramai di hari libur musim panas. Pelanggan tidak henti-hentinya berganti datang dan pulang setiap saat. Cafe bergaya indie dan cocok untuk para kaula muda itu cukup terkenal di distrik Stohess, suasana yang nyaman serta harga yang terjangkau membuat cafe milik [Name] ini mendapatkan perhatian dari masyarakat.

[Name] begitu bahagia saat bisnis cafenya ini mendapatkan respon yang bagus disaat hari pertama launching beberapa bulan lalu. Kini, cafe yang memiliki nama 'Blue' itu sudah memperkerjakan pekerja sebanyak lima belas orang ; dua orang koki, dua orang barista, satu orang untuk kasir, dua orang yang bertugas di cuci piring, dan sisanya berprofesi sebagai pelayan.

Lonceng kecil yang terletak di atas pintu kaca itu berbunyi. Levi berjalan memasuki cafe dan berhenti didepan meja kasir.

"Seperti biasa." Ucapnya, pegawai muda itu mengangguk paham lalu menyebutkan nominal harga yang harus dibayar Levi. Pria yang mempunyai warna mata sehitam arang itu membuka dompetnya, memberikan beberapa lembar uang kertas pada petugas kasir.

"Dimana [Name]?"

"Bos sedang pergi menjemput Richard disekolah. Mungkin sebentar lagi mereka akan datang." Jawab petugas kasir yang diketahui bernama Sasha Blouse sembari tersenyum ramah.

Levi hanya mengangguk dan pergi menuju tempat duduk favoritnya, pojok kiri dekat dengan jendela. Tidak ada yang berani duduk disana, karena semua rata-rata pelanggan tau, kursi milik siapa itu.

Levi membuka jas lalu melonggarkan dasinya, cuaca hari ini sangat-sangat panas menurutnya. Bagaimana tidak, saat dia mengecek suhu yang biasa tertera di ponselnya, hari ini bahkan mencapai tiga puluh empat derajat celsius. Pantas saja, berlama-lama berada diluar ruangan membuatnya merasa gerah.

Mata tajamnya mengamati seluruh ornamen yang ada di cafe milik [Name]. Berpikir jika saja ada hiasan yang perlu diganti walaupun itu mustahil, wanita itu pasti menyadarinya terlebih dahulu dan akan langsung mengganti dengan yang baru.

Standar kebersihan di cafe ini juga menganut standar kebersihan seorang Levi Ackerman. [Name] membiarkan Levi sendiri yang mengawasi kebersihan dan kehigienisan cafenya, semua itu memberi pengaruh yang sangat baik. Para pelanggan juga sangat senang.

Pesanannya datang, segelas teh hitam hangat dan sepotong roti isi ikan tuna pedas. Sempurna, Levi selalu menyukai semua hidangan yang ada ditempat ini.

"Daddy!!!!" Kunyahan nya berhenti saat telinga tajamnya menangkap suara anak kecil, dia Richard. Senyumnya mengembang, ia berdiri lalu berjongkok sambil merentangkan kedua tangan. Richard berlari kencang dan berhasil memeluk Levi yang telah menunggu untuk dipeluk.

"Bagaimana sekolah mu hari ini?" Levi bangkit dan menggendong Richard.

"Menyenangkan! Tadi ada penelitian pakai mikroskop loh, Dad! Keren!" Levi tersenyum mendengarkan celotehan Richard mengenai pengalaman sekolahnya hari ini. Ia melihat [Name] berjalan menghampiri mereka, ia kagum pada wanita itu. Bagaimana bisa seorang wanita yang hanya mengenakan kemeja bewarna baby blue dipadukan dengan celana bahan hitam serta high heels bewarna senada terlihat begitu sensual dan anggun.

HOME [Erwin x Reader]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang