Langsung aja ya..
Semoga kalian suka and...
ENJOY READING!!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Restoran mewah ekslusif bergaya Perancis menjadi tujuan mereka kali ini. Levi, [Name], dan Richard tengah duduk manis di ruang privat yang sudah di reservasi oleh Erwin sebelumnya. Mereka menunggu kedatangan Erwin dengan sabar, pria itu memberi kabar jika dia akan telat sepuluh menit karena terjebak kemacetan.
Jantung [Name] berdegup lebih kencang daripada biasanya. Tangan yang tersimpan dibawah meja tidak berhenti bergerak cemas. [Name] bahkan sampai rajin mengelap keringat yang jatuh dari pelipisnya. Dia tentu tidak mau jika riasannya akan hancur berantakan karena keringat, oh tidak! [Name] sangat membenci itu. Levi menyadari semua kelakuan aneh [Name]. Pria itu, meskipun berwajah datar seperti tembok tetapi masih mengamati sekitarnya dengan baik.
"Tch, kau ini hanya bertemu dengan Erwin bukan bertemu dengan malaikat pencabut nyawa!" Gumam Levi. [Name] mendengus setelah mendengar perkataan kejam Levi.
"Kau tidak perlu segugup itu." Lanjutnya. Kini nada bicaranya lebih kalem daripada yang tadi, cukup membuat [Name] lumayan tenang.
Tak lama kemudian, sosok Erwin muncul dari pintu masuk. Dia mengenakan setelan tuksedo hitam dengan kemeja bewarna putih serta dasi merah maroon pemberian [Name] saat ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. [Name] tertegun melihat sosok yang sudah tiga musim ini tidak ia lihat.
"Maaf atas keterlambatan ku. Jalan protokol sangat macet di jam sibuk." Ujar Erwin sambil menarik kursi untuk ia duduki.
"Kau membuang waktu hingga sepuluh menit, dasar tidak disiplin!" Cemooh Levi, jangan lupakan jika Levi ini adalah orang yang sangat tepat waktu. Mereka sudah sepakat untuk datang pada pukul enam sore, maka tepat di jam itu, Levi sudah duduk manis.
Erwin terkekeh, ia meletakkan tangannya diatas meja. "Aku sudah meminta maaf, Levi. Lagipula kau juga tau sendiri jalanan sore ini sangat padat."
Levi merespon ujaran Erwin hanya dengan mendecih, raut wajahnya terlihat sangat bosan. [Name] masih terdiam melihat sosok Erwin, lain lagi dengan Richard yang melihat papanya dengan mata berbinar. Erwin yang sadar dengan keberadaan Richard lantas memanggil jagoannya, memangku anak kebanggaannya sambil bercerita banyak hal sembari menunggu hidangan datang.
Kaki kanan [Name] disenggol dengan sengaja oleh Levi, matanya mengisyaratkan sesuatu seperti,
Cepat katakan! Aku ingin pulang!
[Name] mengigit bibir dalamnya, ia masih cemas dan pria cebol tidak sabaran itu menyuruhnya berbicara dengan Erwin sekarang. [Name] balas mendelik tajam, menatap Richard sebentar lalu beralih pada Levi. Seakan mengerti, Levi meminta Richard pada Erwin. Ia berkata akan membawa Richard ke toilet karena Richard belum membuang air kecil, alasan yang sangat tidak masuk akal.
Sepeninggal Levi dan Richard, tak berselang lama hidangan pembuka datang. [Name] dan Erwin masih saling diam, mereka memandang hidangan Ratatouille dengan tidak berselera.
Tidak tahan dengan situasi canggung, Erwin membuka percakapan terlebih dahulu. "Bagaimana kabarmu?"
[Name] tersedak dengan tidak elitnya, ia sedari tadi tenggelam pada pikirannya sendiri. Jangan lupakan jika [Name] itu adalah wanita melankolis yang suka menyakiti hatinya karena pemikirannya sendiri.
Dengan sigap, Erwin memberi [Name] gelas berisi air putih. Membantu [Name] meminumnya hingga acara tersedak nya berhenti. Raut wajah Erwin terlihat khawatir, diambilnya sapu tangan yang tersimpan di saku jasnya lalu mengusap sisa-sisa air yang ada di sekitaran bibir [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME [Erwin x Reader]✓
Hayran KurguSTATUS : COMPLETED Summary : Aku bukan orang bodoh yang akan berteriak dan menangis histeris karena hal konyol ini. Bagaimanapun nanti, aku yang akan menang. Tuhan tau siapa istri sah dari Erwin Smith, [Name] Smith. Dan aku bersumpah, hidupmu tidak...