Bagian 3.

2.2K 329 19
                                    

Konichiwa mina....

Seperti biasa, kalau ada typo dan salah meletakkan tanda baca silahkan komen yaa, Hanna akan perbaiki lagi.

Enjoy Reading!!!!

*****

The Game Has Begun


Suasana natal di distrik Trost terasa sepi dan menenangkan, tidak semeriah di distrik Stohess. Biasanya ibukota Paradis itu akan mengadakan festival besar-besaran hingga pertunjukan kembang api meriah. Sudah lama [Name] tidak melihat festival pertunjukan kembang api dimalam natal, semenjak hubungannya dengan Erwin selesai ditengah jalan.

Rumahnya terasa sepi dan sangat lenggang. Richard sedang pergi bersama Levi, berkeliling kota sambil berburu kuliner katanya. [Name] sengaja menolak ajakan Levi karena ingin mengistirahatkan tubuh nya, Levi menyebutnya sebagai 'Me Time' untuk [Name].

Saat ini, [Name] tengah berendam di dalam bathtub kamar mandinya. Ditemani segelas wine dan alunan musik waltz. Menenangkan pikiran dan jiwa, berharap beban yang ia pikul sedikit terangkat.

Bunyi ponsel berdering cukup membuat [Name] terganggu, dia lupa untuk mematikan data seluler hingga ia  menerima panggilan pada saat malam natal. [Name] berdiri, mengambil bathrobe dan memakainya. Berjalan keluar dari kamar mandi lalu mengambil ponsel yang sudah berhenti berdering itu.

'Smith'

Keningnya mengernyit heran saat membaca nama kontak yang meneleponnya tadi. Tanpa pikir lagi, ia menelfon kembali kontak itu.

"Halo?"

"Ada apa kau menelfon ku?" [Name] melipat kakinya, menyesap sisa wine yang tadi ia bawa di kamar mandi.

"Hanya ingin menanyakan kabar Richard, kupikir malam natal membuat kalian sibuk hingga kau tidak mengangkat panggilan ku."

"Dia sedang pergi bersama Levi, entah kemana aku juga tidak tahu." [Name] sangat mengerti, jika Erwin tahu anak kebanggaannya pergi bersama Levi, pasti mantan suaminya itu akan marah besar padanya. Tentu Erwin mengerti, bagaimana perasaan Levi terhadap [Name] sejak dulu hingga sekarang. Maka dari itu, sebisa mungkin Erwin menciptakan jarak untuk [Name] dan Levi.

Helaan nafas terdengar diseberang sana.  [Name] masih diam, menunggu kalimat selanjutnya dari Erwin.

"[Name], sebaiknya untuk seminggu kedepan, Richard belajar dirumah saja. Keadaan sedang tidak kondusif, aku tidak ingin sesuatu terjadi pada kalian."

"Apa yang kau sembunyikan dariku, Erwin?" Selama ini, insting [Name] nyaris tidak pernah salah. Presentase perkiraan instingnya meleset hanya 10%, selebihnya memang benar terjadi. Sedari awal masalah ini, [Name] sudah merasa ada yang tidak beres, namun ia memilih diam. Menunggu Erwin sendiri yang menjelaskan kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Saat ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskan, tapi ku mohon kau untuk tidak keras kepala. Turuti apa yang ku perintahkan padamu, demi keselamatan kalian. Dan, [Name]?"

"Ya?"

"Ku sarankan kau tinggal bersama Levi untuk beberapa waktu kedepan, kau boleh keluar dari kediaman hanya saat Hangee yang datang. Selain Hangee, jangan pernah membuka pintu untuk siapapun. Kau mengerti?"

HOME [Erwin x Reader]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang