♾️ Chapter 2♾️

6 4 1
                                    

Jangan lupa komen dan vote

🌹Happy reading🌹





Keesokan harinya, Via melakukan aktivitas seperti biasanya seperti, bangun tidur, mandi, sarapan, dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

_Tin tin tin_ suara klakson motor terdengar dari depan rumahnya, Via pun segera menghampiri suara klakson tersebut

"Dewa," ucap Via, Via pikir suara klakson tadi adalah suara klakson dari motor Bintang tapi ternyata Dewa.
Sementara itu yang disapa hanya memberikan senyum dan lambaian tangan, tapi menurut Via hal itu menjadi penyemangat harinya.

"Ayo berangkat." Ujar Dewa sambil memberikan helm pada Via.
Melihat Via seperti kesusahan memakai helm nya, Dewa pun membantu memakaikan nya.

"Pakai helm aja gak bisa, dasar anak kecil," ledek dewa
"Enak aja, orang aku udah gede gini dibilang anak kecil." Via memasang muka cemberut
"Iya udah gede, tapi badan masih kaya anak paud," Dewa terkekeh karena berhasil membuat  Via kesal
"Aku gak sekecil itu ya, kamu nya aja yang kegedean!"
"Udah ayo berangkat nanti telat,"

Sesampainya disekolah, Via langsung menuju kelas nya

"Tumben kalian datangnya awal, biasanya lama jaya siput," ujar Via
"Iya gue kira dia jemput gue pagi-pagi tuh ada apa, eh ternyata mau nyontek tugas gue." ucap Serra
"Dasar pacar gak ada akhlak Lo Bin,"
"Gak ada akhlak kaya gini Serra masih betah tuh, ya gak yang." Ujar Bintang seraya menyenggol bahu Serra, yang disenggol hanya menatap datar
"Bukannya betah, tapi Serra itu cuma kasihan sama Lo."
"Betul itu Vi,"
" Ya Allah kenapa Bintang selalu dihina gini, apa salah Bintang ya Allah" ucap Bintang, dengan raut wajah yang dibuat sedih.
Via dan Serra hanya tertawa melihat tingkah Bintang tersebut.

Setelah beberapa jam berada dikelas, akhirnya jam istirahat yang dinanti pun datang. Semua murid yang berada dikelas pun bergegas pergi kekantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan, begitu pula dengan Via, Serra dan Bintang.

Mereka pun keluar meninggalkan kelas, tapi didepan kelas mereka, ada Dewa yang sedang berdiri seperti menunggu seseorang siapa lagi kalo bukan Via.

"Hai bro, nungguin gue ya," dengan pede Bintang mengatakan itu pada Dewa.
"Ya kali Dewa kesini cuma buat nungguin tukang parkir kaya Lo." Ujar Serra
"Ya ampun, jahat banget pacar gue, ngatain pacar sendiri tukang parkir, untung orang ganteng itu sabar." ucap Bintang seraya merapihkan rambutnya
"Gue kesini mau ngajak Via kekantin bareng." Ujar Dewa
"Via doang nih yang diajak?" Bintang yang mengode Dewa untuk mengajak nya dan mentraktir nya
"Iya kalian juga boleh ikut, nanti gue yang bayar"
"Lo mau nya gratisan mulu bin." Ucap Via
"Tahu malu-maluin mulu nih satu orang," lanjut Serra
"Kalian berdua ini kenapa sih sensi mulu sama Bintang yang tampan dan baik hati ini,"
"JIJIK!" Ucap Via dan Serra kompak
"Udah-udah ayo kekantin, nanti jam istirahat nya  keburu habis." Dewa yang melerai mereka bertiga

°°°°°

Mereka pun sampai di kantin dan langsung memesan makanan, setelah makanan mereka sampai, mereka hanya terfokus pada makanan sampai Bintang memecahkan keheningan yang terjadi di meja makan mereka.

"Kalian pacaran udah satu tahun kan ya?" Tanya Bintang langsung pada inti nya
"Siapa?" Via yang bingung Bintang nanya ke siapa
"Ya Lo berdua lah, masa iya gue ngomong sama tembok."
"Tapi nih gue pernah lihat Lo ngomong sama tembok deh Bin," ujar Dewa
"Astaghfirullah, kenapa gue punya temen kaya gini semua" ucap Bintang
"Nah itu yang kita rasain kalo ada Lo." Ujar Serra
"Udah lah, tahu gini gak jadi nanya gue."
Semuanya pun terkekeh melihat Bintang kesal

Aku kamu Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang