NA - [1]

44 3 12
                                    

Mengenal Kim Doyoung adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengenal Kim Doyoung adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri.

Mendapati dirinya berdiri di depan kelas bersama calon ketua osis lain. Ia mengenalkan visi misi yang akan dijalani dengan sangat percaya diri jika terpilih.

Sebuah kertas persegi panjang berwarna merah, ukuran tidak terlalu besar menunjukkan foto dirinya dengan nomor urut dua serta lima visi misi tertulis jelas di sana.

Sesekali matanya mengedar ke seluruh kelas guna mendapati beberapa pertanyaan. Kemudian, pada saat itu, mata kami sempat bertemu. Untuk waktu yang cukup lama sebelum ia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, kepada seseorang yang mengajukan pertanyaan padanya. Begitupun denganku yang langsung menunduk. Kembali menatap kertas merah di tanganku. Tidak tahu apa yang ku rasakan saat itu.

Aku tidak mau berpikir yang berlebihan. Ku pikir, kontak mata tadi itu wajar terjadi disaat sesi menjawab pertanyaan dari anak kelas kepada calon ketua osis sekolah.

Tapi aku tidak mengajukan pertanyaan apapun padanya.

Tidak. Itu semua hanya kebetulan saja pandangannya mengarah padaku.

Dengan cepat ku mendongak, menegakkan badan ketika mendengar kalau waktunya mereka para calon ketua osis itu akan pamit keluar kelas.

Mereka berucap terima kasih, menundukkan badannya sekilas dan bergerak meninggalkan kelas diiringi tepuk tangan anak kelasku.

Namun, satu hal yang ku tangkap lagi, dengan rasa percaya diri, aku merasa kalau pria nomor urut dua itu sempat mencuri pandang, melihat ke arahku sebelum benar-benar keluar, hilang di belokan lorong kelas.

Pandangannya memang tidak ada emosi apapun yang ia tunjukkan. Maksudku, aku tidak merasa ada hal seperti ia tertarik padaku? atau hal semacamnya. Hanya pandangan datar, cuek. Dan.. itu membuat kepercayaan diriku menguap seketika.

Oh! Apa aku baru saja berharap dia diam-diam menyukaiku?

Gila. Mana mungkin.

Kuhela napas berat begitu aku bangkit dari duduk dan mendapati teman duduk belakangku tertidur di mejanya. Lagi dan lagi, aku merasa kalau tadi aku terlalu percaya diri. Lihat saja, mungkin lebih tepatnya, pria itu melihat temanku yang tertidur ini tadi.

Buang jauh-jauh sifat percaya diri yang berlebihan ini. Karena begitu merepotkan.

~~~

Beberapa hari berlalu sejak saat itu. Saat ini di depan mading tempat aku berdiri, tanpa ku duga, aku tersenyum. Pilihanku terpilih.

Dia terpilih. Iya, si nomor urut dua. Tapi, jangan salah paham. Bukan berarti karena dia menatapku jadi aku memilihnya (walaupun itu hanya kepede-anku saja). Aku murni menyukai pembawaannya saat menerangkan visi misinya di depan kelas waktu itu. Visi misi nya juga menarik.

"Huft.. menyesakkan."

Helaan napas serta ucapan seseorang membuatku menoleh seketika. Ditambah yang membuatku terkejut lagi adalah pria nomor urut dua ini berada di sebelahku. Mendapati sisi wajahnya dengan rahang tegas ikut memandang mading di depan kami ini.

Tidak mendapati responku, pria itu balik menatapku. Kenapa selalu rasa itu yang muncul setiap mata kami bertemu?

Mataku berkedip beberapa kali. Berdehem sejenak sebelum mencoba merespon seadanya. Guna untuk penghilang canggung antara aku dan dia.

"Ah.. selamat atas terpilihnya dirimu, Kim Doyoung." Ucapku, mencoba sok arab, tak lupa senyuman yang seakan-akan seperti seorang teman yang bangga pada temannya.

"Terima kasih." Dia berdiri tegak, sempurna menghadap padaku. "Tapi, tetap saja menyesakkan." Lanjutnya sambil menghela napas.

Alisku sedikit terangkat. "Bukannya ini tujuanmu? Kau ikut pencalonan karena mau mendapat jabatannya, kan?"

"Ku tanya. Kau memilihku atau tidak?"

"Ey.. rahasia."

"Ck, jawab saja. Hari pemilihan juga sudah berlalu."

Aku menatapnya yang bersandar pada mading sambil menimbang apakah aku beritahu saja atau tidak? Lagipula kenapa ia seperti tidak puas dengan hasilnya?

"Iya. Jujur saja.. aku memilihmu. Kenapa?"

Dia sedikit tersentak menegakkan badannya. "Nah, kan! Kau saja memilihku. Setiap orang yang kutanya juga dia bilang memilihku. Tapi bagaimana bisa aku kalah dengan orang yang hanya menunjukkan abs nya?" Desisnya tak habis pikir.

Aku ingin tertawa, tapi ku tahan hingga hanya senyuman yang bisa kutunjukkan. "Kau sudah bertanya pada seluruh murid di sekolah ini?"

"Tidak juga. Hanya beberapa."

"Kalau begitu, mungkin saja beberapa nya lagi di luar yang sudah kau tanya, mereka memilih orang itu."

"Katakan, apa yang kurang dari visi misiku? Atau saat penyampaian ku saat itu? Atau suaraku kurang bagus saat aku mencoba bernyanyi saat itu?"

Aku mengerti sekarang kenapa ia berucap menyesakkan seakan tidak terima. Ia gagal menjadi ketua osis karena kalah dengan calon lain yang menunjukkan abs nya. Yaa, memang jujur saja aku juga sempat histeris seperti anak-anak kelasku yang lain ketika salah satu kandidat tiba-tiba saja menunjukkan absnya. Aku mengangguk sebelum berujar, "kau kurang.. menunjukkan abs mu tentu saja." Kataku, ditanggapi delikan tajam darinya.

Ah, tidak. Aku salah berucap.

Padahal niatku hanya bercanda. Jadi wakil ketua osis juga sama kerennya, kok. Rasanya aku ingin berucap seperti itu. Tapi hanya kekehan yang aku tunjukkan.

"Kalau begitu aku pamit." Baru mau berbalik, langkahku terhenti.

"Pulang sekolah, kau ada waktu?" Tadinya aku mengernyit mendengar pertanyaan itu. Namun, tanpa disadari kepalaku mengangguk pelan.

"Nanti jangan pulang dulu. Tunggu aku di kelas ini. Aku akan menemuimu lagi. Di sini." Setelahnya aku makin bingung. Dia tidak menjelaskan mau kemananya, tapi malah langsung pergi begitu saja kembali ke kelasnya. Membuatku bertanya-tanya.

Mau apa dia menemuiku lagi nanti? []

.
.

Bayangin aja ekspresi Doyoung kurang lebih kayak foto di atas yaa, waktu diem-diem lirik cuek gitu.. hahayy
Soalnya aku selama nulis cerita ini sosok Doyoung yang terbayang itu kayak dari gambar di atas atau dari dramanya dia heung... :))

Tapi kalian kayaknya juga udah hapal lah ya ekspresi cuek, dingin nya Doyoung tuh kayak gimana wkwk (walaupun sebenernya dia itu maniss bangettt)

Cr. Pic ada di foto ya (makasih buat kamu yang nge HD'in gambarnya<3)

Aku masih newbie buat post2 cerita di wp. And this is my first book or story yang aku upload. Hope you enjoy it, yaa...😉

~ Kepo bentar nih, gimana cerita kalian kenal atau tau seseorang yang bernama Kim Doyoung ini?

Jangan lupa voment gaiss buat mengapresiasi penulis sama Doyoung dan tokoh lain dari cerita ini☆

Terimakasih♡♡ See u next part!!~

Not Alone. | KDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang