“hei! kenapa melamun? ayo masuk!.” seru isbel, teman satu angkatannya.
nino menoleh. “bukan apa-apa.” ia menunduk kemudian berjalan mendahului isbel.
isbel pun mengejarnya dengan berlari kecil.
“kak! pak robert bilang kita akan melakukan tes besok!.” ucapnya senang.
“bagus.”
“boleh aku bertanya?.”
isbel menoleh. “apa?.”
“ini ... sekolah apa? tiba-tiba aku diundang kesini oleh orang yang tidak aku kenal.” ucapnya. mereka berdua terdiam saat lift mulai bergerak ke atas.
“ ... jelasnya aku tidak tahu. tapi setahuku ini sekolah pelatihan menjadi detektif dan agen rahasia.”
“kau tahu ilsan kan?.” bisik isbel.
nino mengangguk. “kau juga pasti tahu soal pembunuhan berantai itu kan? sepertinya kita akan menyelidiki kasus itu.”
“itukan sudah berlalu. kenapa harus diselidiki lagi?.” balas nino.
“penduduk dari desa lain memiliki kerabat dari salah satu korban. ia tidak terima jika pembunuhan itu berakhir begitu saja.” jelasnya.
nino tersentak. “darimana kau tahu semua itu?.”
“karena aku adalah salah satu kerabat dari korban itu.”
dor!
“uhm, maaf kak! tidak sengaja.” isbel membungkuk dihadapan nino.
“bukan masalah besar.” ia mengusap tengkuknya.
“kepalamu tidak kena kan kak?.” tanyanya.
“tidak, tapi hampir.” isbel menghela nafas lega.
disini gila. baru saja nyawaku hampir melayang karena kecerobohan seseorang yang berlatih. batinnya.
“kak nino kenapa sih? akhir-akhir ini sering melamun. ada masalah? kalau ada kau harus menceritakannya padaku.” ucap isbel.
“tidak ...”
“tidak ada yang perlu aku ceritakan.” balasnya.
gadis itu menatap polos nino yang hendak pergi. “kak nino sulit ditebak ya.”
nino berbalik.
“ya, orang-orang juga berkata seperti itu. aneh katanya.”
“nino!.” panggil mrs. bella dengan nada yang meninggi.
“a-ada apa mrs?.” balas nino yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“kau! beraninya kau membunuh sei!.” tuduh mrs. bella.
sontak, mata nino membulat. “m-membunuh? tapi ... aku tidak pernah membunuh siapapun disini.”
“ya! tapi ini buktinya!.”
mrs. bella mengangkat pistol yang nino gunakan pada saat latihan. nino pun membulatkan matanya lalu memegang tubuh bagian kirinya, dimana seharusnya pistol itu berada.

KAMU SEDANG MEMBACA
2 SIDE'S.
Randomyou don't know me. you don't know who, what, and how i was. don't get me wrong, hehe.