Lian tampak sibuk menjelajahi isi kulkas. Mencari sesuatu untuk mengganjal perutnya yang lapar. Masih pagi memang, Jeno pun baru saja diberi tugas oleh Lana untuk membeli sarapan di alun-alun dekat komplek.
Cowok itu berjalan ke teras, menemukan dua onggok manusia yang tengah menggumamkan sesuatu sambil menatap ponsel. Ia ikut duduk di tengah-tengah mereka.
"Ngwapwain swih?"
"Itu pudingnya telen dulu deh."
Lian menelan puding itu kemudian mengulangi pertanyaannya.
"Ini, Jeno mau latihan ngapalin jalan. Gue ngasih tahu Jeno peta rumah ini. Gue takut kalau dia nyasar lagi."
"Gue nggak akan nyasar!" Jeno merengut kesal.
"M-maksud gue lupa jalan."
Wajah Jeno kembali tenang seperti biasa. "Gampang, Na. Tinggal ke alun-alun doang, kan? Gue pasti bisa. Tenang aja, sebelum matahari tenggelam gue pasti udah balik."
"KELAMAAN!" Lana dan Lian berteriak dalam hati.
Sambil menahan kesal, Lian menepuk-nepuk kepala Jeno, "Kalau bisa sebelum jam 9 udah sampai rumah lagi ya, Abang Ganteng. Laper nih belum sarapan."
"Siap!"
Jeno menali sepatunya kemudian bangkit dengan mata berkobar semangat. Ia mengacungkan jempolnya pada Lana dan Lian untuk memberitahukan bahwa tugas membeli sarapan ini akan berjalan dengan lancar.
Lana menatap punggung Jeno yang menghilang di balik gerbang, "Jeno bisa nggak ya?"
"Tenang, Kak. Percaya aja sama Abang Ganteng."
Sementara itu, Jeno kini tengah celingukan di pertigaan jalan pertama. "Arah utara sebelah mana ya?"
=======
"NGGAK MAU!!!!"
Nada memegang kuat-kuat kaki kursi dengan kedua tangannya. Sementara itu, Reya menarik kaki Nada supaya cewek mungil itu mau ikut dalam jadwal bersih-bersih rumah.
"Yang bikin sampah paling banyak tuh elu, Bol!"
"Tapi Nada nggak mau ikut bersih-bersih!"
"HARUS IKUT!" Reya menoleh menatap Taro, "lo juga yang tegas dikit dong, Ro. Ini si Cebol jangan dimanjain mulu!"
Nada memasang puppy eyes-nya. "Taro... Nada lagi nggak enak badan. Hari ini nggak ikut bersih-bersih ya?"
"Y-ya udah... Nada istirahat du—"
"YANG TEGAS, TARO!"
"Eh, tapi itu katanya Nada nggak enak badan, Re."
"JANGAN PERCAYA! SI CEBOL ALESAN DOANG!"
"JANGAN PANGGIL NADA CEBOL!"
"APA LU CEBOL?!"
"Cih, dasar orang-orang kampungan."
Reya dan Nada kompak menatap tajam ke arah salah satu Kleting yang tengah duduk di sofa sambil mengipasi wajahnya. Cewek itu memakai pakaian yang kalau dilihat saja bisa membuat dompet menangis. Model rambutnya selalu rapi dan wajahnya tampak berseri.
"Bisa nggak sih gue mundur aja dari proyek ini? Males tau kalo dapet Ande-andenya cowok kayak dia."
Sementara Reya dan Nada kembali bertengkar, satu cewek lain datang kemudian menjambak rambut si cewek glamor itu sampai cepolannya terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Slice Of Life : A2L Project - NCT Dream (HIATUS)
FanfictionBukan Ande-ande lumut biasa A2L Project. Ande-ande Lumut Project, program yang bertujuan untuk menciptakan pasangan-pasangan ideal dan jenius demi kepentingan negara. Karena tidak menyetujui program ini, Jaden berencana untuk menyabotase pembagian p...