Hasil Ujian

16 6 8
                                    

Dua hari setelah ujian pertama. Kalau tidak ada perubahan jadwal, harusnya hari ini lelaki tampan itu kembali ke sini untuk memberikan Lembar Poin.

Lembar Poin itu berisi poin-poin yang di dapat selama mengikuti 4 ujian dan di baris paling bawah terdapat Poin Akumulasi. Sesuai namanya, itu adalah total poin yang di dapat dari 4 ujian sekaligus ditambah dari poin bonus yang diberikan Ande-ande Lumut.

Sejak pagi, Lana duduk di ruang makan sambil memegangi kepalanya. Di hadapannya ada Lian dan Abbi yang menatapnya iba.

"Kak Lana nggak papa?"

"Nggak papa kok, Bi."

"Do you need something? Mau gue beliin komik berapa tumpuk?"

"Nggak us—"

"KASIH GUE AJA, YAN!" potong Naga.

"OGAH GUE NGASIH ELO!"

Mahes menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil menghela napas. "Lo kenapa sih, Na?"

Lana menoleh dan langsung menatap cowok itu aneh. Sementara itu, Lian dan Abbi susah payah menahan tawa melihat wajah Mahes.

"Pfftt bwahahaha, lo dari kemarin belum mandi ya, Bang?"

"Emang kenapa, Yan?"

Abbi terkikik geli, "Itu coretan spidol di wajah Bang Mahes masih ada. Kemarin siang Lian yang nyoretin."

Mahes buru-buru mengambil kaca kemudian kembali ke ruang makan sambil mengacungkan spidol. Mengejar Lian yang sudah berlari keluar rumah.

"Hesa, Kejar dia!" Mahes mulai bergumam, "kalau Hesa bisa mojokin Lian, dia pasti muter-muter di halaman dan nggak berani masuk rumah. Gue bisa nyiram dia pake air dari balkon lantai dua. Jarak kontrol remote-nya itu sekitar...."

Lian makin tertawa keras sampai-sampai suaranya berubah nyaring dan membuat Haris harus menghentikan genjrengan gitarnya. Cowok itu memilih menghampiri Lana.

Jreng~

Kenapa wajahmu tertekuk layu~

Jreng~

Oh, gadisku~

Jangan redupkan pesona ayumu~

Apa kau membutuhkan rangkulanku~

Atau kata-kata penuh rayu~

Jreng~

Alana-ku~

Jujurlah padaku, tak perlu ragu~

"Ris?"

"Iya, Alana cintaku. Apakah laguku berhasil menyentuh relung hatimu?"

"Jujur," kata Lana, "gue nggak paham lo nyanyi apaan. Itu lagu bikin sendiri?"

Haris mengangguk semangat, "Iya! Gimana? Bagus nggak? Gue terinspirasi setelah ngeliat lo bermuram durja gara-gara ujian kemarin lusa. Ada apakah wahai Alana? Calon pasangan idealku."

"Mending lo duduk depan gerbang. Nyanyi di  pinggir jalan, siapa tahu dapet duit."

"WIH! IDE BAGUS!" Haris langsung melesat keluar rumah.

Jeno datang mengulurkan satu bungkus camilan, "Mau camilan?"

"Makasih, Jen. Nggak usah."

Jeno berjalan ke arah kulkas, membukanya, mengambil sesuatu, kemudian kembali mendekati Lana. "Mau es teh? Ini es kemarin dibeliin Arren belum gue minum."

"Nggak, makasih— ARREN BELIIN LO ES TEH?"

Lian yang lepas dari kejaran Mahes datang dengan napas berat, "Kenapa malah kaget di poin itu sih? Harusnya lo kaget sama Bang Jeno yang rela ngasih es teh kesukaannya ke elo."

[2] Slice Of Life : A2L Project - NCT Dream (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang