Kukira Maling

20 8 7
                                    

Jeno menatap lamat-lamat pintu yang baru dikunci Lana. Sebenarnya, kalau dia menyusul, pasti ia masih bisa ikut ke mall. Tapi karena terlalu malas, akhirnya ia kembali ke balik konter dapur. Duduk ditemani bungkus camilan yang sudah kosong.

"JAGA RUMAH YA!"

Begitu kalimat yang ia dengar dari Lana. Sepertinya itu pesan yang ditujukan padanya. Segera ia pakai lagi tanktop putih polos itu kemudian bangkit mencari Hesa. Ia nyalakan robot pujaan hati Mahes dengan hati-hati.

"Minta tolong bersihin sampahnya ya, Sa."

Setelah Hesa menyelesaikan tugasnya, Jeno langsung meletakkan robot itu ke dalam kamar. Lalu ia kembali keluar dan berdiri di depan pintu. Sambil bersedekap, ia berjaga-jaga di sana.

Hampir satu jam ia mondar-mandir di lantai bawah, khawatir kalau tiba-tiba ada maling yang membobol rumah. Ia memilih duduk kembali di balik konter dapur untuk melemaskan kakinya yang mulai sakit.

Samar-samar ia mendengar suara dari tangga. Ia langsung berdiri dan bersiap-siap di balik tembok.

"Na? Belum pulang lo?"

Mendengar suara itu, Jeno makin berhati-hati

"Lana?"

"Gawat, malingnya kenal sama Lana!" batin Jeno.

"Ya udah lah, mumpung Lana pergi, gue bisa obrak-abrik kamarnya nyari komik."

Jeno melotot. "Diobrak-abrik. Biasanya maling gitu. Berarti orang ini beneran maling!"

Kala langkah kaki Naga terdengar mulai menaiki tangga, Jeno keluar dari persembunyian dan merangsek ke arah Naga. Ia langsung mengunci tangannya kemudian membanting tubuh itu sampai bergulung-gulung menuruni tangga.

Naga sempat bangkit namun Jeno sudah menendangnya sampai menabrak pintu depan. Membuat kunci pintu itu rusak karena hantaman yang keras.

Belum sempat Naga berontak, Jeno sudah lebih dulu mengunci kepala Naga dan menyeretnya ke ruang tamu.

"Berani-beraninya lo maling di rumah Lana."

Naga memukuli lengan kekar Jeno dengan sekuat tenaga, "G-gue... Gue...Na—"

"Naga?!"

Jeno membuka matanya dan mendapati Naga yang pingsan. Ia meletakkan kepala Naga dengan hati-hati ke lantai lalu mengambil kipas bergambar wajah artis korea milik Lana dan memakainya untuk mengipasi Naga.

"Ga, lo pingsan?" Ia meletakkan jemarinya di depan lubang hidung Naga, "masih napas. Oke, tenang, tenang. Tapi nanti kalo gue di penjara gimana? Mama... gimana ini?"

=======

"Gitu, Na, ceritanya," Jeno mengakhiri ceritanya. Kepalanya menunduk lebih dalam setiap tak sengaja matanya bertubrukan dengan tatapan tajam seorang Lana.

Naga sudah sadar dari pingsannya ketika Jeno tengah bercerita. Kini ia dibantu Abbi untuk mengompres lebam-lebam di wajahnya.

"Lo lain kali liat-liat dulu kalo mau mukul," kata Naga, "lagian mana ada maling manggil-manggil yang punya rumah."

"Ya... maaf."

Lana memijat pelipisnya. Kepalanya mulai sakit memikirkan kelakuan manusia-manusia di hadapannya. Ia bersyukur masih ada Abbi yang mau merawat luka-luka Naga. Sedangkan kandidat Kleting yang lain malah sibuk di dalam kamar.

"Naga, lo maafin Jeno nggak?" Tanya Lana.

Jeno menyodorkan wajahnya, "Pukul aja gue. Sebagai permintaan maaf."

[2] Slice Of Life : A2L Project - NCT Dream (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang