#35 sebenarnya 2

1.1K 48 2
                                    

"Gue..... udah nikah" Ujar resya dengan lugas.

Dira membeku tatapannya melebar bahkan sampai menganga dibuatnya.

"Pft. Lo halu?" Tawa dira menyembur tatkala mendapat delikan tajam dari resya.

Resya memijit dahinya. Kapan sabahatnya ini bisa diajak serius.

"Gue serius dira" resya menatap sahabatnya itu dengan tatapan datar, membuat dira menghentikan tawanya.

Tatapan wanita itu kini berubah tak kalah menyeremkan dari resya.

"Lo becanda?" Tanya dira untuk memastikan kembali.

"Ck. Gue serius. Dan maaf karna gue sebelumnya ngga jujur." Ujar resya dengan nada melembut

Resya menunduk kini mata wanita itu mulai berkaca-kaca.

"Sejak kapan?" Tanya sahabatnya kini dengan nada dingin

"Beberapa bulan yang lalu."

"Kenapa lo ngga cerita ke gue?."

"Ma-maaf "

"Lo gak pernah cerita, kalo lo punya pacar ke gue?"

Resya sedikit menghapus air matanya yang lolos, entah mengapa sekarang perempuan itu lebih sensitif.

"Gue dijodohin"

"What?!" Dira membulatkan matanya dengan sempurna. Wanita itu kini tak habis pikir dengan apa yang didengarnya. 'Perjodohan'

Persetan dengan perjodohan. Alih-alih marah dengan sahabatnya ia sekarang justru prihatin dengan resya. Entah kehidupan seperti apa yang tengah dijalani resya saat ini yang dijodohkan dengan lelaki tua paruh baya, iyuhh.....

Dira tersentak saat tangannya diraih oleh resya.

"Gue minta maaf." Dira menatap mata resya yang sudah berkaca-kaca. Ia pun mengangguk dan memeluk resya agar wanita itu sedikit tenang.

Gue sumpahin aki-aki yang nikahin sabahat gue bakal meninggal sekarang.

"Kenapa lu terima perjodohan itu?" Tanya dira dengan tatapan tajamnya.

"Waktu itu gaada pilihan apapun"

"Kasih tau gue nama aki-aki yang udah jadi suami lo" tanya dira dengan tatapan sungguh-sungguh

Pft. Resya tertawa terbahak bahak 'aki-aki' katanya. daffa yang tampan rupawan disamakan dengan aki-aki?. Resya menghapus air matanya yang lolos akibat tertawa.

"Gue serius kali" kini dira yang dibuat jengkel tadi resya mewek sekarang malah tertawa.

"Lu salah kalo ngira aki-aki" kening dira berkerut.

"Terus?"

"Lain kali gue ceritain, sekarang gue harus balik."

Dira mendengus sebal. "Kebiasaan lo"

####

Setelah meninggalkan dira dengan segala pikiran-pikiran wanita itu kini resya mengemudikan mobilnya menuju kantor. Ia hari ini memang ingin makan siang bersama dira.

Setelah sampai dibassement resya segera bergegas melangkah keruangannya ada sedikit pekerjaan yang harus ia selesaikan. Meskipun ia bos tapi resya tak suka seenaknya menyerahkan tugasnya kepada sasya wanita itu sudah cukup menerima tugas dari sang papa jika ditambah dirinya sudah bisa dibayangkan jika sasya akan stress.

Langkah resya terhenti diambang pintu tanganya pun berpegangan pada handle pintu ia merasakan sakit kepala yang amat sangat sakit. Resya mencoba menggelengkan kepalanya mungkin dengan begitu sakitnya akan berkurang.

Resya terlonjak saat merasakan sesuatu dipundaknya. "Nona?"

"Apa anda baik-baik saja?" Resya menoleh sebentar lalu kembali memegangi kepalanya dan mengangguk

"Bisa bantu aku duduk disofa?"

Sasya kemudian memapah resya untuk duduk. Sasya memandangi wajah pucat resya sampai akhirnya ia tak tega dan menyuruh ob untuk membuat kan teh hangat.

"Sebaiknya anda memeriksakan diri nona" tutur sasya yang terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja. Dibuat tidur sebentar akan hilang nanti."

Resya memejamkan mata dengan menyandarkan kepalanya disandaran sofa.

"Nona minumlah teh ini mungkin bisa mengurangi pusing anda" sasya menyodorkan teh hangat tersebut.

Resya pun meminum teh yang disodorkan sasya kemudian memejamkan matanya kembali.

"Apa perlu saya menghubungi tuan daffa?" Tawar sasya.

Resya menggeleng "aku baik-baik aja" resya membuka matanya.

"Apa kau bisa menyelesaikan pekerjaanku ?"

Sasya mengangguk mantap "itu sudah tugas saya nona. Nona beristirahat lah. Saya akan menyuruh supir untuk mengantar anda."

Perkataan sasya pun diangguki resya, wanita itu  mendadak lemas hingga ia tak mood untuk mengeluarkan sepatah katapun. Perutnya serasa diaduk cukup kuat, entah perasaan tadi pagi ia memakan makanan seperti biasa sampai siang pun ia tak merasakan apapun.

Resya pun diantar sasya menuju mobil milik bosnya itu, sesekali ia menatap resya dengan penuh khawatir pasalnya wajah wanita itu kini tengah pucat pasih. Tadi saat sasya hendak melaporkan kepada hans resya menahannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Holaaa semuaaa yang kangen resya daffa nih aku up.

Maaf karna partnya dikit dan maaf karna lama gak up. Ku lagi banyak pikiran gais (kek orang gede aja😌)

tapi jujur aku lagi gak baik-baik aja dan itu semua berimbas dengan semuanya terutama nulis aku jadi gak ke up .

Terimakasih untuk semua yang udah mampir dan ngebaca cerita ini, kalian semua jjang👍

Jangan lupa vote yaa dan cooment jangan hanya ngebaca tanpa vote, votenya gak bayar kok gratis tis tis(^.^)

segini dulu curhatnya ya gais🙇

Oh ya kalo mau berteman sama thor kalian bisa klik profil dan follow atau kalian juga bisa follow ig thor _dewimusti21 (gak digembok)

see you next part💜
Luv yu
Borahe🐯

An nyung💕






REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang