#9 jujur

2K 62 3
                                    

"Non permisi ,bibi boleh masuk?"

"Masuk aja bi pintunya ngga dikunci!" Seru resya

Ceklekk..
"Non makan malamnya sudah siap ,apa mau makan sekarang non?" Tanya bi ane

"Resya masih belom laper bi nanti aja makannya." Ucap resya

"Tapi non kalo non ndak makan nanti sakit bibi nanti dimarahin tuan non ,non dari tadi bekerja terus makan sedikit aja non, ya non?" Bujuk bi ane

"Baiklah bi resya bakal turun."
Resya pun beranjak dari atas kasur dan meletakkan laptop diataas nakas ia masih memusingkan pemasukan kantor bagaimana jika papanya sampai tau? 3hari kedepan ia harus meenemukan investor lagi.

saat berjalan meneruni tangga resya merasakan kepalanya sangat berat ia bahkan berhenti ditengah tengah tangga bi ane pun melihat resya dan menuntun resya kemeja makan.

"Non terlihat pucat sekali?non baik baik saja?." Tanya bi ane terlihat kawatir

"Bibi ambilkan obat ya non?."tambahnya

"Resya baik baik aja bi ,jangan bilang ke papa ya kalo resya pucat."

"Ehm..baik non tapi habis non makan obatnya diminum non." Kata bi ane cemas

"Iya bi tenang aja." Resya pun makan malam dengan pikiran yang entah berantah ia juga barusaja mendapatkan email keungan kantor "menipis" ya itu yang keluar dari mulut resya saat itu ia bahkan belum menyelesaikan beberapa proyek proyek kecil lainnya membayar gaji karyawan. Ahh pusing begitu yang dipikirkannya.
Saat selesai makan dan meminum obat ia langsung kembali kekamar lagi lagi menatap laptop dengan kaca mata yang senantiasa bertengger dihidungnya.

Baiklah, tak ada pilihan 3 hari lagi papa pulang aku harus memberitahunya .batin resya

#####

"Selamat pagi semuannya." Sapa resya dengan senyuman hangatnya saat memasuki lobby kantor .ia pun melangkah kan kaki memasuki lift khusus dan menuju ruangannya.resya kembali disibukkan dengan halhal besar serta kecil dikantor ia pun berkutat dengan laptop dan kertas yang berserakan diatas meja kerjanya

Tok tok tok

"Masuk!" Seru resya

"Permisi nona." Sapa sasya

"Ada apa kau kemari?apa ada sesuatu?" Kata resya menebak

"Kita tidak bisa berdiam seperti ini lagi nona ,nona harus menyampaikan masalah ini kepada tuan hans." Kata sasya

"Aku tau. sya tapi gak mudah bilang ini semua aku takut papa kecewa." Seru resya seraya menangkup wajahnya

"Saya tau nona ,tapi bagaimana pun tuan pasti bisa menemukan jalan keluarnya." Kata sasya lagi

"Jika papa bisa kenapa aku tidak?katakan kepadaku apa yang harus aku lakukan ,apa aku harus kembali pada pria brengsek brengsek itu untuk meminta tender?cuihh.. aku tak akan sudi mereka sudah menertawakan papaku?lantas aku harus berdiam diri? Katakan kepadaku sya?."

membuat sasya menunduk merasakan sakit pasalnya ia samaa seperti resya tak akan bisa berdiam jika terjadi sesuatu kepada tuan yang sudah berjasa didalam hidunya bahkan ia sudah menganggap hans dan liliana sebagai orang tuannya.

"Maafkan saya nona saya tidak berguna saat itu." Ucapnya masih menunduk

"Bukan salahmu ini sudah takdir sya ,bagaimana pun aku harus memberi tau papa ,nanti aku akan memikirkan caranya." Kata resya

"Baik nona ,saya permisi." Ucap sasya dijawab dengan anggukan kepala resya

Setelah kembalinya sasya ,resya pun meraih hanphone dan mengetik nama hans disana dengan perasaaan pasrah ia memncet tombol call terdengar nada menyambungkan disana semakin membuat jantung resya berdegup kencang.

"Halo baby ,what's wrong baby?" Terdengar suara hans disana

"Papa?." Ucap resya ragu ragu

"Yes baby ada apa sayang ,kau merindukan papa dan mamamu?begitun hem?." Kata hans seyara tersenyum tipis

"Ia resya merindukan kalian." Buliran airmatapun keluar dari mata resya

"Hai putri kesayangan mama bagaimana harimu disana?mama merindukannmu sayang ,bagaimana setelah mama papa pulang kita jalan jalan menghabiskan waktu?." Seru liliana disana

"Mama resya juga merindukan mama ,tapi resya ingin bicara berdua dengan papa dulu ma ini soal pekerjaan hehe."

"Huh baiklah ,nih pa." Sambil cemberut disusul senyuman hans disana

"Ada apa sayang ,kau terdengar serius sekali? Sampai sampai mamamu ini cemberut haha." Kata hans

"Pa maafin resya ,resya gagal pa mereka semua menertawakan papa, resya gabisa terima itu." Kata resya sambil menangis sesenggukan

"Hei hei what's wrong baby ,coba pelan pelan dan ceritakan semuanya." Ucap hans mulai kawatir liliana pun tak kalah kawatirnya melihat perubahan ekspresi suaminya

"Waktu rapat kemarin resya kalah tender nya pa ,resya udah gagal jadi pemimpin pa mereka semua mertawakan papa dan resya gabisa terima itu lalu pemilik tender mengusir resya pa .maafin resya." Katanya panjang lebar sambil menangis. Hans pun terkejut mendengar tuturan putrinya pantas saja ia merasakan perubahan mood resya waktu kemarin ia menanyakan tender besar itu.

"Pa maafin resya sekarang keuangan kantor sedang menipis pa." Sambung resya

"It's okay baby bukan salahmu kau sudah melakukan yang terbaik untuk kantor kita sayang ,papa bangga padamu. Papa dan mama akan berangkat besok sayang ,tunggu kami ya." Kata hans meneangkan putrinya ia bahkan pasrah dengan keadaan disisilain ia tak bisa menarahi putri sematawayngnya

"Maafin resya pa." Kata resya

"It's okay baby biarkan papa yang mengurus semuanya kamu tenang saja ya." Ucap hans.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang