Chapter 06

673 64 12
                                    

Broken Hearts

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: Uchiha Sasuke & Uzumaki Naruto

Warning: Peristiwa atau kejadian yang terjadi di dalam cerita hanya imajinasi, sama sekali tidak berdasarkan dengan dunia nyata.


• • •


Naruto berjalan sambil menebarkan senyum manis di sana sini, membuat orang-orang menatapnya aneh. Moodnya sedang bagus. Senyumannya luntur saat mata menangkap siluet dikejauhan. Moodnya turun drastis. Harusnya Naruto tidak melihatnya lagi di sekolah. Tapi kenapa...

KENAPA NAKAMURA MASIH BISA BERJALAN DENGAN WAJAH SUMRINGAH??

Ayahnya tidak mungkin berbohong. Naruto marah. Lama-lama ia bisa darah tinggi. Nakamura seperti bisul di pantat. Menganggu dan sulit disingkirkan. Naruto menghadang jalan pemuda itu. Tidak akan ia biarkan orang ini berkeliaran di sekitar Naruto. Diberikannya tatapan tajam pada gadis yang berjalan bersama Nakamura. mengusir tanpa kata. Perempuan berambut kuncir yang namanya tak Naruto ketahui lari terbirit-birit setelah mendapat tatapan menyeramkan, meninggalkan ia dan si Nakamura.

"Mau apa lagi kau?"

"Harusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini? Aku ragu kau punya cukup uang untuk sekolah di sini. Biayanya tidak main main, lho." Tanya Naruto mengejek.

"Jadi, itu perbuatanmu untuk menyingkirkanku? Kotor sekali caramu," ucap Dai, ia geram dengan perilaku si pirang ini. Mentang-mentang orang kaya, berbuat seenaknya. Dai sama sekali tidak takut, akan ia ladeni Naruto. "Kuberitahu sekali lagi. Aku. Tidak. Akan. Pergi. Kemanapun. Teruslah bermimpi, Uzumaki." Lanjut Dai penuh penekanan disetiap kata, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Naruto yang mematung.

"Kau pasti menjual tubuhmu, bukan?! Apa Sasuke tahu?!" Naruto membalikkan tubuhnya dengan cepat.

Dai berhenti mendengar tuduhan pemuda di belakangnya, "memangnya aku seperti kau?" Melanjutkan langkah hingga menghilang dari pandangan Naruto.

• • •

"Argghh!" Naruto memukul-mukul boneka kelinci seukuran tubuh manusia dewasa pemberian Neneknya di ulang tahun Naruto yang ke-15. Naruto melampiaskan kekesalannya pada boneka dipelukannya. Nakamura berani sekali melawannya. Saat selesai dengan pemukulan boneka kesayangan, Naruto bangkit dari tempat tidurnya. Perutnya berbunyi semenjak ia pulang dari sekolah, saat melewati sebuah cermin besar di samping lemari, ia mengerem langkahnya.

'Tunggu dulu.'

Naruto meraba-raba wajahnya, pipinya ia tarik-tarik hingga memerah. Mengangkat baju yang dipakai ke atas. Naruto memandang perutnya yang membuncit.

'Kulitku memang jadi semakin halus.' Naruto berpikir mungkin ini yang namanya glow up. Tapi kenapa badannya semakin melebar. Tergesa-gesa Naruto mengambil timbangan di bawah tempat tidur.

'Naik?!' Benar kata ibunya. Berat badan Naruto bertambah. Akhir-akhir ini nafsu makannya memang luar biasa. Apakah ini efek dari patah hati? Ah, peduli amat. Mau gendut seperti gajah pun ia tetap menarik.

• • •

Hari ini ujian pertama dilaksanakan, Naruto sudah belajar semalaman tanpa tidur, kantong mata menghitam buktinya. Ditambah lagi memikirkan si Nakamura, sampai hari kelulusan akan tiba pun ia tak punya cara untuk membalasnya. Naruto berjalan dengan loyo, badannya sejak pagi tidak sehat, perutnya serasa mual terus. Ibunya sampai memberikan obat seraya mengomel -"makanya belajar sewajarnya saja, anak bodoh!" Naruto mendengus, belajar semalaman tanpa tidur pun ia tidak yakin mendapat nilai di atas rata-rata, apalagi sewajarnya.

Broken HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang